Karena alasan keamanan, maka rekonstruksi pembunuhan Nofrianis Matius, pelajar SMA yang dibunuh oleh tetangganya sendiri sebulan silam tidak dilakukan di tempat kejadian perkara, yaitu di kawasan Rt 33, Kelurahan Lingkar Selatan, Kecamatan Jambi Selatan, kota Jambi.
Rekonstruksi dimulai sekitar pukul 11.30 Wib atau molor dua jam dari jadual yang seharusnya pukul 09.00 wib, Sebab polisi menunggu pihak kejaksaan yang tak datang-datang.
Tanda-tanda akan adanya kericuhan sudah terlihat sejak awal berjalannya rekonstruksi,
belasan keluarga korban emosi ketika pelaku Jefri Efendi Tobing digiring Polisi menuju tempat rekonstruksi.
Dengan nada kesal, pihal keluarga korban memprotes tindakan Polisi yang dinilai merekayasa jalannya rekonstruksi, karena tak mau menyertakan barang bukti berupa 3 linggis dan membawa saksi lain seperti ayah tersangka dan seorang anggota provos yang berada di TK saat kejadian.
Rekonstruksi pembunuhan pelajar SMA oleh tersangka tersebut sengaja digelar Polisi di halaman Mapolresta Jambi karena alasan keamanan tersangka. Rekonstruksi berlangsung alot, karena ayah korban dan kerabatnya memprotes keterangan saksi hingga adegan yang direncanakan 11 adegan, berkembang menjadi 26 adegan.
Sambil berteriak, Keluarga korban juga meminta kepada Polisi agar proses rekonstruksi tidak didramatisir dan Polisi harus benar-benar serius dalam menangani kasus ini.
Pengamanan rekontruksi cukup ketat dan berlapis dilakukan petugas kepolisian guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, meski mendapat protes, rekonstruksi tetap berlangsung hingga sukses tanpa adanya hambatan. (nug)
Rekonstruksi dimulai sekitar pukul 11.30 Wib atau molor dua jam dari jadual yang seharusnya pukul 09.00 wib, Sebab polisi menunggu pihak kejaksaan yang tak datang-datang.
Tanda-tanda akan adanya kericuhan sudah terlihat sejak awal berjalannya rekonstruksi,
belasan keluarga korban emosi ketika pelaku Jefri Efendi Tobing digiring Polisi menuju tempat rekonstruksi.
Dengan nada kesal, pihal keluarga korban memprotes tindakan Polisi yang dinilai merekayasa jalannya rekonstruksi, karena tak mau menyertakan barang bukti berupa 3 linggis dan membawa saksi lain seperti ayah tersangka dan seorang anggota provos yang berada di TK saat kejadian.
Rekonstruksi pembunuhan pelajar SMA oleh tersangka tersebut sengaja digelar Polisi di halaman Mapolresta Jambi karena alasan keamanan tersangka. Rekonstruksi berlangsung alot, karena ayah korban dan kerabatnya memprotes keterangan saksi hingga adegan yang direncanakan 11 adegan, berkembang menjadi 26 adegan.
Sambil berteriak, Keluarga korban juga meminta kepada Polisi agar proses rekonstruksi tidak didramatisir dan Polisi harus benar-benar serius dalam menangani kasus ini.
Pengamanan rekontruksi cukup ketat dan berlapis dilakukan petugas kepolisian guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, meski mendapat protes, rekonstruksi tetap berlangsung hingga sukses tanpa adanya hambatan. (nug)