JAMBI - Kabut asap yang terjadi di Kota Jambi saat ini, semakin tebal dan nyaris mengurangi jarak pandang mata. Hal ini juga menggunggu jadwal penerbangan dari Jakarta ke Jambi di bandara Sultan Thaha Jambi.
Sejak pagi hingga siang hari, bandara Sultan Thaha Syaifuddin tertutup oleh kabut asap , hingga mengganggu sang pilot yang menerbangkan pesawat untuk melakukan pendaratan.
Jarak pandang yang hanya berkisar 400-700 meter pada pagi hari mengakibatkan aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Thaha Syaifuddin, Jambi, terganggu. Sejak pagi, jarak pandang mencapai 400-700 meter menjelang pukul 11 siang.
Kepala bandara Sultan Thaha Syaifuddin Jambi, Abiyoso mengatakan, “Adanya kabut asap memang sangat mengganggu jadwal penerbangan dari Jakarta ke Jambi, untuk itu, pihaknya meminta agar para penumpang lebih sabar,” karena jarak pandang sangat minim, maka tidak mungkin untuk melaksanakan penerbangan karena sangat berbahaya. Katanya.
Pesawat pertama yang berhasil mendarat adalah Lion Air, bahkan tiga pesawat Lion Air berhasil bendarat di bandara Sultan Thaha Syaifuddin Jambi, disusul dengan pesawat SKY Air dari Sumsel, Batavia Air, Sriwijaya dan Garuda Indonesia.
Kondisi kabut asap ini disebabkan meluasnya kebakaran lahan dan hutan, baik di dalam wilayah Provinsi Jambi maupun di kawasan provinsi tetangga, seperti Sumatera Selatan dan Riau.
Berdasarkan pantauan Satelit NOAA, pada September ini saja di wilayah Provinsi Jambi terpantau sedikitnya 92 titik panas atau nomor dua dibandingkan kawasan Sumatera Selatan dengan 315 titik panas. Posisi ketiga ditempati Riau dengan 81 titik panas. Hari ini, titik panas di Provinsi Jambi terpantau di lima lokasi, sebagian di antaranya berada dalam kawasan perkebunan kelapa sawit dan HTI. (Rom-Nug-Yul)