Ratusan Umat Buddha ritual Pemandian Rupang Buddha
Mandi rupang merupakan sebuah tradisi umat Buddha untuk memperingati hari kelahiran Pengeran Sidharta di Taman Lumbini pada hari purnama bulan Waisak, 623 SM, maka para dewa menyirami Bodhisatva dengan air surgawi dan selanjutnya Bodhisatva berjalan tujuh langkah kedepan terus Bunga-bunga Teratai bermunculan dari tanah di bawah setiap jejaknya yang artinya terpenuhi harapannya. bahwa makna Pemandian Rupang Buddha adalah untuk mengingatkan kembali hari kelahiran Bodhisatva (Pangeran Siddharta) di Taman Lumbini pada hari purnama bulan Waisak, 623 SM dan saat Ratu melahirkan Pangeran Siddharta para dewa menyirami Bodhisatva dengan air surgawi. Selain itu agar kita selalu mengingatkan ajaran sang Buddha serta membersihkan diri kita seperti Pangeran Sidharta Gotama.
Prosesi Pemandian Rupang Buddha dilakukan Yayasan Buddha Amitabha Jambi, dibilangan Halim Perdana Kusuma, Rt. 07, Nomor 08 Kelurahan Sungai Asam, Kecamatan Pasar Jambi sukses dan ritual pemandian Rupang Buddha dipimpin langsung oleh Bhiksu Wu Wen Fa She berasal dari Taiwan (20/6).
Menurut penuturan Pengurus Yayasan Amitabha, Asiang, bahwa di permandian rupang Buddha di Yayasan Amitabha dilakukan setelah hari Waisak, sedangkan tujuan dan makna pemandian rupang adalah agar diri kita bisa mengikuti ajaran-ajaran Sang Buddha, jangan jadi orang yang egois, angkuh dan menjadikan seseorang sombong maupub mementingkan diri sendiri dengan mengorbankan orang lain, karena apa yang kita pakai diatas dunia ini merupakan titipan dari Sang Pencipta Alam Semesta (rom).