31 Mei 2011

Heboh, Teror Bom Buku Di Perpisahan SMP

JAMBI - Hanya gara-gara ingin membuat kejuatan di acara pesta perpisahan sekolahan, Renaldo, pelajar kelas 3 SMPN 14 Kota Jambi ini akhirnya harus berurusan dengan Polisi (31/5-2011).

Pasalnya, kejutan yang dibuat pelajar tersebut tidak tanggung-tanggung, ia membuat teror bom yang berbentuk bom buku dan meledakkannya di tengah acara perpisahan yang sedang berlangsung di sebuah gedung di kawasan Kotabaru Jambi.
Warga Jalan Halmahera, Kelurahan Hebun Handil, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi ini dengan sengaja membuat bom buku layaknya bom buku di Utan Kayu dan meledakkannya di tengah acara perpisahan yang digelar di Gedung Olah Seni Kota Baru Jambi.

Menurut beberapa saksi mata bom mercon tersebut tidak terlalu kuat bunyinya, karena tertutup oleh suara sound system dari panitia.

Bom mercon hanya mengeluarkan asap yang cukup tebal dan itulah yang membuat panik rekan-rekan Renaldo yang tengah duduk menyaksikan acara pesta perpisahan SMP, aksi pelajar yang satu ini tak patut untuk ditiru.!

Di hadapan sejumlah wartawan si pelajar mengaku, ia hanya iseng membuat bom buku rakitan yang diakuinya hanya berisi 8 mercon tarik yang diikat menjadi satu. (nug)

Puluhan Kendaraan Terjaring Razia Atribut Polri

JAMBI - Untuk meningkatkan pelayanan yang prima, tim gabungan Propam Polda Jambi dan Sat Lantas Polresta Jambi, Senin (30/5-2011) siang menggelar razia stiker dan atribut Polri pada setiap kendaraan pribadi.
Puluhan kendaraan baik roda dua maupun roda empat terjaring dalam razia tim gabungan dari satuan Propam Polda Jambi dan Satuan Lantas Polresta Jambi. Puluhan kendaraan tersebut dijaring petugas karena terdapat stiker atau atribut Polri pada kendaraan mereka,
seluruh stiker dan atribut Polri yang menempel dikendara langsung dicabut dan diamankan petugas karena dianggap menyalahi aturan dan tidak sesuai peruntukan.

Penertiban ini digelar sejak pukul 11.00 WIB di Jalan Jendral Sudirman, Thehok, Kota Jambi. Hasilnya, puluhan kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat terjaring operasi penertiban ini.

Kabid Humas Polda Jambi AKBP Almansyah ketika dikonfirmasi mengatakan kegiatan penertiban ini dalam rangka bulan bakti pelayanan priman Polri kepada masyarakat.

Menurut penuturan Kabid Humas Polda Jambi, AKBP Almansyah, “Selain penertiban atribut Polri di kendaraan umum roda dua dan empat, razia ini juga untuk melihat anggota yang ada di jalanan pada saat jam dinas.”

Dengan razia ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa aman dan tertib di kalangan masyarakat, khususnya warga Kota Jambi. (nug)

30 Mei 2011

Cetiya Oenang Hermawan Jambi, Merayakan Tri Suci Waisak

JAMBI - Meskipun Waisak 2555/ BE sudah berlalu, namun tidak mengurangi kemeriahan dan kekhusukan dalam perayaan Waisak di Maha Cetiya Oenang Hermawan yang dihadiri ratusan umat Buddha Kota Jambi di Jalan Makalam No. 10, Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, minggu malam (29/5). Sejak pukul 18.00 WIB, umat sudah mulai berdatangan dengan membawa perlengkapan sembahyang.
Menurut Darma Pawarta Oenang (Hasan), pengurus Maha Cetiya Oenang Hermawan bahwa pada puncak Waisak kali ini, pihaknya sengaja mengundang 17 Bhikku dari Thailand. Tentunya ini menjadi moment berharga yang harus dimanfaatkan oleh setiap umat Buddha kota Jambi untuk hadir dalam ritual puncak Waisak. “Salah satu alasan mengapa baru hari ini kita gelar puncak Waisak karena kita harus memastikan jadwal semua Bhikku yang kita undang bisa hadir dalam satu waktu. Hanya saja, dengan kehadiran mereka, tentunya membawa semangat Waisak tersendiri bagi umat yang hadir,” bebernya.

Acara yang dihadiri oleh ratusan umat tersebut diawali dengan pujabakti. Dimulai dengan bunyi genta yang mengiringi para Bhikku sangha memasuki dharmasala. Dilanjutkan dengan penyalaan lilin dan dupa dan pembacaan paritta. Penyalaan lilin merupakan lambang penerangan hidup bagi setiap umat dan pembacaan paritta membuat jiwa menjadi lebih tenang.

Selain itu acara juga diisi dengan meditasi dan Aradana Dhamma Desana serta persembahan dana waisak kepada Bhikku Sangha. Meditasi bermanfaat untuk menenangkan jiwa dan melatih kesabaran. Sedangkan daha Waisak sebagai tanda syukur atas setiap rezeki yang mengalir setiap tahun. “Dengan berdana, kita akan memperoleh kebahagiaan hidup didunia.”

Selanjutnya pemercikan air suci (blessing) oleh Bhikku Sangha kepada seluruh umat Buddha yang hadir. Air suci sebagai symbol penyucian diri. Membersihkan diri dari setiap kesalahan yang telah dilakukan baik yang disengaja maupun yang tidak sengaja. “Sehingga tubuh kita menjadi bersih lahir dan bathin.”

Seusai prosesi perayaan Waisak ratusan umat lakukan ramah tamah di aula cetiya yang terletak dilantai dasar. (rom-yu)

29 Mei 2011

17 Bhiksu Thailand Berjalan Kaki Keliling Kota Jambi

JAMBI – Sebanyak 17 Bhiksu asal negara Gajah Putih (Thailand), Minggu (29/5-2011) pagi iring-iringan kaki tanpa menggunakan alas kaki, ketujuh belas bhikku yang memakai jubah warna cokelat, diikuti puluhan pemuda-pemudi berjalan menyusuri jalan-jalan di Kota Jambi.

Di atas jalan aspal yang kasar dan teriknya sinar matahari untuk ditapaki dengan kaki telanjang, namun terlihat wajah sabar terpancar dari para bhikku berjalan menyusur jalan sambil menenteng patta, sedangkan anak muda yang berada di sisi kanannya menenteng kardus.
Dalam pindapatta di Kota Jambi ini, para bhikku hanya membawa patta yang dalam bahasa Pali (India,red) berarti mangkuk, mereka menyusuri jalan-jalan untuk mendapat dharma berupa makanan dari umat. Sepanjang jalan, umat memberikan beraneka ragam keperluan makan ke pada bhikku yang telah melepas 'hidup' nya karena melayani umat.

Penganut agama Buddha dari Thailand ini sedang melakukan pindapatta, yaitu sebuah tradisi umat Buddha untuk melakukan dharma kepada para bhiksu dengan memberikan makanan atau obat-obatan yang dimasukan ke dalam patta.

"Tradisi tersebut merupakan sebuah kewajiban karena berbuat kebaikan," ucap Bhiksu Phra Kamsai Pomsiri yang berasal dari Thailand.

Sejak pagi hari, puluhan umat yang berbaris di halaman Maha Cetiya Oenang Hermawan di Jalan Makalam No. 10, Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, mereka telah berdatangan sejak pukul 07.00 di Maha Cetiya Oenang Hermawan untuk berdana kepada bhikkhu sangha agung.

Seperti yang dilakukan Desi, warga Cempaka Putih Jelutung, bersama keluarganya wanita ini memberikan makanan kepada rombongan bhiksu ini. Dengan senyum Dirinya memasukkan makanan tersebut ke dalam mangkuk logam yang dibawa bhiksu yang lewat depan rumahnya. "Berdharma, terserah mau memberikan apa," kata Desi.

Di sepanjang jalan yang dilalui para bhikku tersebut, umat Buddha yang mengetahui segera menyiapkan makanan dan uang untuk berdharma. Seperti di Pasar Hongkong, pagi itu umat yang tahu segera berbaris di pinggir untuk menunggu lewatnya rombongan.

Dalam penjelasannya, Bhiksu Kamsai mengatakan bahwa untuk berdharma sebaiknya memberikan makanan dan kebutuhan sehari-hari. Hidup bhiksu disokong dari umat, di sana terdapat catu pacaya atau empat kebutuhan yang harus disokong yaitu, jubah, makanan, obat, serta tempat tinggal." jelasnya.

Ujar salah seorang pengurus Cetiya, Darma Pawarta Oenang (Hasan), bahwa di Jambi ini masih belum banyak yang tahu mengenai hal itu. Pradit Arinchayo yang dalam bahasa asing mengatakan sebenarnya di Thailand tradisi Buddhis ini dilakukan setiap hari oleh penduduk. "Ini adalah kewajiban harian, di Thailand setiap pagi umat melakukannya," kata Bhiksu Kamsai dalam bahasa Thailand.

Di negara Thailand terdapat ribuan umat Buddha yang melakukan tradisi itu sejak lama. Di sana bhikku hidup tergantung dari dharmanya umat. Pindapatta yang dilakukan pagi tadi menempuh rute dari Maha Cetiya Oenang Hermawan di Kampung Manggis mengitari Jelutung, Pasar Hong Kong, Jalan Gatsu (Gatot Subroto, Jalan Veteran, Jalan Dr. Wahidin, Jalan Mr. M. Roem, Jalan Sam Ratulangi ke arah pasar buah, kemudian masuk kawasan Mandala dan akhirnya kembali ke Cetiya Oenang Hermawan. (rom-yul)

28 Mei 2011

Ribuan Umat Khonghucu Hadir Dalam Ultah Hok Hie Te Sien (Fu Xi)

JAMBI – Perayaan Ulang Tahun Hok Hie Te Sien (Fu Xi 扶羲) yang diselenggarakan oleh Majelis Agama Khonghucu Indonesia (Makin) “Sai Che Tien” Jambi tahun ini lebih ramai dari tahun-tahun sebelumnya.

Sejak pagi hari silih berganti umat Khonghucu berdatangan ke Klenteng Sai Che Tien yang terletak di Jalan Koni IV, Rt. 01, Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, ada yang sengaja membawa berbagai sesajian dari rumah.
Seperti biasanya, setiap kali Makin Sai Che Tien merayakan Sejit Hok Hie Te Sien (Fu Xi) selalu mendatangkan Lim Tek Chong tao she (Sai Kong) dari Negara Tirai Bambu (China) untuk memimpin upacara.

Umat yang hadir dalam di klenteng Sai Che Tien selain sembahyang, mereka juga meminta petunjuk atau meminta hu (kertas kuning yang diberi mantera) dari para kie tong/ tatong yang jasadnya dirasuki roh shen ming (dewa). Untuk tahun ini, Chie Kong (dewa pemabuk) ikut meramaikan Sejit Hok Hie Te Sien (Fu Xi)

Menurut rohaniwan Makin Sai Che Tien, The Lien Teng. nama besar shen ming (dewa) Hok Hie Te Sien yang dalam bahasa mandarin bernama Fu Xi 扶羲 (2952 – 2836 SM), sedangkan di Jambi pada umumnya umat Khonghucu memanggil Sien Kong (Sien=Dewa, Kong=Datuk).

Fu Xi adalah shen ming (dewa) pertama dan dia (Fu Xi) yang menciptakan Xian Tian Ba Gua atau alat yang lazim digunakan oleh para ahli feng shui dan Yin Yang yang ditulis dalam kitab San Fen (tiga makam), beliau juga pencipta obat-obat (berita Fu Xi tersendiri).

Selain itu Fu Xi juga mengajarkan rakyat untuk memasak, menangkap ikan dengan jala, dan untuk berburu dengan senjata yang terbuat dari besi. Dia juga melembagakan perkawinan dan menawarkan udara terbuka pertama korban ke surga.

Dia hidup selama 197 tahun dan meninggal di suatu tempat yang bernama Chen (Huaiyang modern, Henan) dimana makamnya hingga kini masih dapat ditemukan dan terawat dengan rapi.

Menurut legendanya, Hok Hie Te Sien (Fu Xi) bersama istrinya (Dewi Lie Kwa - Nu Wa 女媧) adalah shen ming pertama.


Ujar Ketua Makin Sai Che Tien, The Kien Peng (Darmadi Tekun), bahwa setiap kali perayaan ulang tahun shen ming sengaja datangkan tao she/ sai kong dari china, “ Sejit Hok Hie Te Sien (Fu Xi) sengaja mendatangkan Lim Tek Chong dari Tiongkok (China) untuk memimpin upacara.” Selanjutanya tambah Kien Peng, tidak sembarangan orang bisa memimpin ritual tersebut, karena sembahyang yang dipimpin Lim Tek Chong sangat lengkap.

Hasil pantauan ayojambi.com, Sabtu (28/5-2011), bahwa prosesi upacara dibagi dua tahap, tahap pertama adalah upacara memperingati ulang tahun dewa Hok Hie Tek Sien/ Sien Kong (Fu Xi) selanjutnya melaksanakan upacara kho kun atau persembahan buat para leluhur, prajurit pengawal dewa-dewi maupun roh (arwah) yang tidak diurusi oleh pihak keluarga atau arwah yang gentayangan.

Selain itu tampak hadir beberapa tokoh masyarakat maupun ketua Makin Kota Jambi, diantaranya Lie Tiong Lam (Ramli), Alex Sujanto ( Oh Giok Chie), Lim Yong Siang, Ketua Hok Liong Sai, Chen He Siang (Herman Suprato).

Seusai perayaan sejit, semua sesajian dimasak lalu di makan bersama seluruh umat yang ada di klenteng Sai Che Tien. (rom)

27 Mei 2011

Melalui Petunjuk Shen Ming Membangun Klenteng

JAMBI - Di Jambi setiap kali umat Khonghucu yang akan membangun klenteng baru maupun merenovasi klenteng lama, selalu memintai petunjuk dari para shen ming (dewa). Seperti di klenteng Makin Leng Chun Keng yang terletak di Jalan Koni 1, Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, Jumat (27/5-2011) yang akan membangun klenteng baru tepatnya dibelakang klenteng lama meminta petunjuk para shin ming (dewa) menentukan posisi fung shui dengan cara kim sin (petung) yang didudukan di tandu merah (diarek Hokkien KIO) lalu beberapa pengurus mengundang roh shen ming.
Tandu tersebut dipikul oleh dua orang, setelah roh shen ming merasuki kim sin tersebut, tandu tersebut akan berat dan kemanapun arah perginya, kedua orang yang memangkul tidak mampuh untuk menahannya.

Ternyata pencarian feng shui melalui ritual ini, tidaklah semudah yang kita bayangkan, terbukti sejak pukul 09.00 WIB hingga tengah hari belum ada petunjuk dari para shen ming, maka ritual tersebut dilanjutkan pada pukul 15.00 WIB, namun acara itu kembali gagal.

Sebelum ritual digelar, terlebih dahulu kin sin (patung) shen ming (dewa) diletakkan diatas tandu. Ada dua shen ming (dewa) yang diundang yaitu Sun Peng Seng He (Cie Liong King) yang merupakan shen ming (dewa) utama Klenteng Makin Leng Chun Keng. Kedua shen ming (dewa) Un Cu Sam Tai (yang di undang dari Klenteng Makin Gi Hong Tong). Doa dipanjatkan, musik dihidupkan dan pemanggilan dimulai.


Menunggu beberapa menit, barulah roh shen ming (dewa) benar-benar rasuk kedalam kim sin (patung). Ini ditandai dengan tandu yang bergerak gerak sendiri, bahkan dua orang yang bertugas memegang tandupun mengalami kesulitan. Mereka harus berlari dan bergerak mengikuti gerakan tandu yang semakin kencang.

Sayang, pada saat ritual ini, roh shen ming (dewa) hanya datang sebentar lalu pergi, datang lagi dan pergi. Tidak memberikan kepastian kepada pengurus tentang petunjuk mengenai pembangunan Klenteng. Ini membuat pengurus masih merasa kebingungan untuk menentukan letak tiang, pintu, jendela ataupun altar nantinya pada saat pembangunan Klenteng.

Untuk itu, ritual dilanjutkan pada waktu yang berbeda. Menurut pengalaman dari beberapa pengurus Klenteng, biasanya ritual pencarian feng shui ini bisa dilaksanakan lebih dari tiga kali. Bahkan hingga satu minggu berturut turut. “Ini agar pengurus benar benar mengetahui semua hal yang dikehendaki oleh para roh shen ming (dewa) secara detail agar tidak terjadi kesalahan dalam pembangunan,”jelasnnya. (rom)

24 Mei 2011

Pelepaskan Satwa Dipimpin Hai Tao Fashe 海濤法師 Dari Taiwan

JAMBI – Sebagai manusia yang berbudi luhur sudah sepantasnya saling sayang menyayangi, baik terhadap sesama manusia maupun terhadap mahluk-mahluk hidup lainnya seperti aneka ragam satwa.

Agar mereka (satwa) bisa berkembang biak seperti burung, ikan, kura-kura/ labi-labi dan lain sebagainya, Senin (23-4-2011) sore, Buddhist Education Centre (BEC) Jambi adakan Fang Shen/ Pelepasan satwa ke alam bebas, prosesi Fang Shen/ dipimpin langsung oleh Hai Tao 海濤 asal Taiwan di galangan kapal PT. Naga Cipta Central, Jalan Pelabuhan Talang Duku, di Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi, seusai pembacaan parita, ketua Yayasan Amitabha Jambi, Wang Li Hui melepaskan ikan ke sungai Batanghari jambi, dalam sekejap ratusan ikan berenang bebas di dalam sungai terpanjang di pulau sumatera.
Tujuan pelepasan satwa kehabit asli tersebut, adalah untuk melestarikan serta mengembang biakan satwa-satwa dari kepunahan, hingga mereka (satwa) itu dapat hidup di alam bebas untuk berkembang biak.

Menurut Mei Mei pengurus BEC Jambi, bahwa selain Fang Shen juga dilakukan ritual Api Homa “Jadi pengertian Fang Shen yang sebenarnya adalah membantu mahluk hidup melepaskan diri dari penderitaan/ keterikatan.” Sedangkan Api Homa “mempersembahkan makanan minuman kepada arwah orangtua, keluarga atau leluhur yang berada dialam kegelapan”

Maka dari itu sikap mahluk hidup tak pernah lepas dari rasa tolong menolong termasuk tumbuh-tumbuhan. Seandainya mereka bisa berbicara, tentu mereka akan tolong, agar kita jangan menyiksa mereka.

Sedangkan makna Api Homa, adalah mempersembahkan makanan minuman kepada arwah orangtua, keluarga atau leluhur yang berada dialam kegelapan, seperti, dunia dihuni oleh manusia sedangkan alam baka dihuni oleh arwah/ roh yang telah wafat. Masing-masing mempunyai kebutuhan, manusia yang membutuhkan makanan atau minuman untuk bertahan hidup, demikian juga dengan mahkluk-mahkluk yang ada dialam kegelapan.

Kebutuhan mereka layaknya kebutuhan manusia, seperti makanan dan minuman, namun bila manusia makanan dan minuman, dimakan atau diminum sedangkan mahluk (arwah) hanya mengambil intisari dari makanan ataupun minuman didalam makanan/ minuman yang dipersembahkan anak maupun keluarganya. Selain itu kita (manusia) tidak dapat melihat mereka (mahkluk halus), terkecuali jikalau mempunyai indra keenam. (Rom)

19 Mei 2011

Bernafas Dalam Lumpur

KERINCI, Jambi - Banyak cara yang dapat dilakukan orang untuk mengusir kejenuhan, seperti salah satu tradisi masyarakat di Kabupaten Kerinci yang unik. Tradisi unik tersebut untuk menghibur warga dan rutin dilakukan masyarakat Desa Keluru, Kecamatan Keliling Danau seusai panen raya.
Bernafas dalam lumpur yang dimaksud adalah lomba berenang dalam lumpur di sawah ini merupakan hiburan tersendiri bagi masyarakat yang dilakukan seusai panen dan menjelang turun ke sawah lagi.

Disamping sebagai hiburan di desa, kegiatan ini juga sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan, karena mereka telah mendapatkan panen yang cukup memuaskan.

Panitia lomba tidak memungut biaya pendaftaran bagi warga yang ingin mengadu ketangkasan di sawah berlumpur ini. Siapa saja dapat ikut dalam perlombaan dan bagi pemenang akan diberi hadiah berupa piala.

Lokasi sawah yang yang habis panen dipakai sebagai lintasannya, dengan panjang 20 meter dan lebar 8 meter.

Dalam satu putaran, panitia menurunkan 6 orang peserta yang berada di dalam lintasan masing-masing. Peserta lomba terdiri dari bapak-bapak dan ibu-ibu.

Saat perlombaan berlangsung, berbagai gaya renang layaknya perenang tangguh ditampilkan peserta serta tingkah laku peserta tentu membuat para penonton tertawa, apa lagi daintara peserta ada yang mengenakan buasana wanita berupa daster.

Di antara peserta, ada yang tidak mampu menyelesaikan perlombaan karena terbenam di sawah yang dalam dan ada juga peserta yang curang berlari di pematang sawah, sehingga di diskualifikasikan panitia.

Menurut salah satu peserta yang bernama Inal, bahwa “Medannya terlalu berat dan kegiatan berenang dalam lumpur telah dilakukan warga desa Keluru sejak belasan tahun silam sebagai ungkapan syukur panen raya dan kegitan tersebut cukup murah, namun sangat meriah dan menyenangkan.”

Selain menghibur warga desa, juga untuk menjalin tali silaturahmi antar warga desa yang kebanyakan bermatapencarian sebagai petani padi (tim)

17 Mei 2011

Tidak Lulus UAN Pelajar Mengamuk

JAMBI - Serbagai ekspresi yang diungkapkan pelajar dengan cara yang berbeda, setelah membaca pengumuman hasil ujian akhir nasional di sekolah.

Hasil ujian akhir nasional tingkat sekolah menengah atas dan sederajat diumumkan secara serentak di tanah air senin ini. Di Jambi, pengumuman hasil UAN diumumkan pada siang kemarin (16/5) sekitar pukul 14.00 WIB di sekolah masing-masing.
Seperti yang tampak di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 6 Kota Jambi, Sebelum hasil UAN diumumkan, para guru mengajak para murid berdoa bersama agar siap menerima hasil ujian.

Pengumuman hasil uan di SMAN 6 diumumkan dengan cara memberikan surat kepada orang tua atau wali murid di kelas masing-masing.

Berbagai ekspresi pun ditunjukkan para siswa yang dinyatakan lulus hari ini, ada yang menangis bahagia karena lulus ujian dan ada juga yang harus menelan pil pahit kekecewaan.

Saat pengumuman tengah berlangsung, salah seorang siswa bernama Dicky pelajar kelas bahasa, mengamuk dan berteriak histeris sambil memukul kaca jendela kelas hingga pecah. Akibat pukulannya itu tangannya terluka parah dan mengeluarkan darah karena kena pecahan kaca.

Dicky merupakan salah satu siswa dari 8 siswa SMAN 6 Kota Jambi yang tidak lulus pada ujian akhir nasional tahun ini. Ia melampiaskan kekecewaannya pada pihak sekolah karena ia tak lulus ujian.

Mengetahui anaknya kehilangan kendali hingga pingsan, orang tua Dicky pun ikut histeris dan menangis apalagi setelah ia mengetahui anaknya terluka dan berdarah.

Meski sedih, orang tua Dicky berupaya tabah dan menenangkan buah hatinya agar tak mengamuk di sekolah.

Karena tangan terluka, dicky pun dibawa ke klinik terdekat untuk diobati oleh rekan-rekannya.

Seolah tak terpengaruh kesedihan rekannya yang tak lulus, rekan-rekan Dicky yang lulus ujian tampak meluapkan kebahagiaan mereka dengan melakukan aksi tanda tangan dan corat-coret di baju.

Padahal pihak sekolah sudah mengeluarkan seruan untuk tidak melakukan aksi corat-coret dan mengajak murid untuk menyumbangkan baju seragam mereka bagi yang membutuhkan.

Seruan moral itu tampaknya tak berarti bagi para murid dan mereka pun melanjutkan kebahagiaan dengan melakukan konvoi keliling kota bersama rekan-rekan mereka dari sekolah lain.

Dari data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jambi, sebanyak 74 siswa SMA atau sederajat yang tidak lulus ujian nasional tahun ini.

Untuk di Kota Jambi sendiri, siswa negeri yang banyak tidak lulus berasal dari SMAN 6 Kota Jambi yaitu sebanyak 8 siswa. (nug)

7 Mei 2011

Tugboat Anugrah IX Terbakar Di Sungai Batanghari Jambi

JAMBI – Sebuah kapal Tugboat yang tengah naik dok untuk diperbaiki, Jumat sore (6/5) ludes dilalap si jago merah.

Api yang membakar kapal Tugboat Anugrah IX milik Fajat Marindo, di Desa Teluk Jambu, Kecamatan Taman Raja, Kabupaten Muarojambi, mengakibatkan asap hitam membumbung tinggi di kawasan itu.
Menurut keterangan saksi mata, asal api diduga berasal dari percikan api las yang mengenai tangki minyak di kamar mesin hingga mengakibatkan kapal meledak.

Kapal yang sehari-harinya menarik muatan batu bara itu terbakar sekitar pukul empat sore waktu setempat saat tengah diperbaiki.

Petugas KPLP dan warga sekitar yang mengetahui kebakaran tersebut kemudian bahu membahu memadamkan api, dengan menerjunkan tiga kapal Tugboat untuk menyirami kapal naas tersebut.

Kerugian akibat musibah ini, diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah dan untuk memastikan penyebab kebakaran kapal Tugboat tersebut, kini sudah ditangan pihak kepolisian Polres Muarojambi (nug)

6 Mei 2011

Ratusan Rumah Hangus Terbakar

JAMBI, Mendahara - Kebakaran hebat kembali melanda pemukiman warga di lima Rukun Tetangga, yaitu Rt. 1, Rt. 2, Rt. 5, Rt. 24 dan Rt 28, Kelurahan Mendahara Ilir, Kabupaten Tanjungjabung Timur, Provinsi Jambi.
Akibat dari amukan si jago merah ini, tercatat 101 rumah ludes terbakar, sementara puluhan rumah lainnya dirusak paksa untuk menghalangi pergerakan api.

Menurut keterangan warga, api diduga berasal dari lampu minyak atau lampu teplok yang terjatuh di rumah salah satu warga di Jalan Batanghari, Rt. 24.

Saat itu listrik sedang padam, sehingga warga terpaksa menyalakan lampu berbahan bakar minyak tanah. Namun sialnya, lampu teplok itu jatuh ke lantai rumah yang terbuat dari papan dan langsung membakar rumah tersebut/

Amukan sang jago merah tidak dapat dikuasai warga, mestipun mereka telah bergotong royong untuk memadamkan api. Empat unit mesin portable pemadam kebakaran di kelurahan itu, hanya 1 unit yang berfungsi. Lokasi kebakaran dengan ibukota Kabupaten cukup jauh, hingga memakan waktu perjalanan sekitar dua jam, belum lagi kondisi jalan yang rusak.

Api baru bisa dikuasai enam jam kemudian, setelah unit unit mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi kebakaran.

Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian setempat masih menyelidiki penyebab kebakaran.

Tidak ada korban jiwa dalam musibah kebakaran tersebut, namun kerugian diperkirakan mencapai milyaran rupiah. (timweb)

5 Mei 2011

Situs Muaro Jambi di Kunjungi Bhiksu India Utara

JAMBI - Situs purbakala kebanggaan masyarakat Provinsi Jambi yang terletak di Desa Muaro Jambi, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Rabu pagi (4/5-2011) kembali dikunjungi Renpoce Gyatso Jampa, Lobsang Champel Bhutia dari India Utara dan dua Bhiksu asal Buthan bernama Nyima dan Yashi.
Candi Muaro Jambi merupakan salah satu peninggalan sejarah karena adanya kaitan antara keberadaan situs dengan penyebaran ajaran Buddha yang cukup terkenal bahkan terbesar di asia tenggara. Untuk itu, Bhiksu Dari Ladak India Utara mengaku sangat tertarik untuk melihat situs tersebut secara dekat, maka mereka sengaja datang ke Jambi melalui Singapura.

“Saya ingin sekali melihat Candi Muaro Jambi dari dekat dan baru kali ini mendapatkan kesempatan,” ujarnya saat ditemui disela sela kegiatannya keliling candi. Keinginanya ini juga di dorong dengan banyaknya situs dan tulisan yang tersebar di internet mengenai keistimewaan candi Muaro Jambi.

“Saya banyak baca tentang Candi Muaro Jambi. Makanya, saya ingin sekali melihat langsung dan ternyata memang sangat luas dan banyak situs peninggalan yang bersejarah,” bebernya.

Renpoce Gyatso Jampa, Lobsang Champel Bhutia Bhiksu Nyima dan Bhiksu Yashi
menjelaskan bahwa keberadaan Candi Muaro Jambi ini merupakan salah satu bukti bahwa, banyak sekali benda peninggalan sejarah yang terdapat di Provinsi Jambi seperti “Guci guci peninggalan Cina yang banyak ditemukan.

Dalam kunjungannya rombongan Bhiksu ke komplek candi Muaro Jambi, banyak mendapatkan penjelasan dari pakar dari Balas Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3), mereka mengunjungi satu persatu candi yang ada di Muarojambi diantaranya, candi Kedaton, candi Gumpung, candi Tinggi dan candi Astano dengan berjalan kaki.

Kehadiran para Bhiksu ini juga merupakan salah satu kegiatan yang dapat memperkenalkan Candi Muaro Jambi kepada dunia luar. Apalagi, mereka yang datang, akan memberikan kesan positif tersendiri yang mampu memberikan kontribusi agar Candi banyak dikunjungi oleh orang dari luar Provinsi Jambi.

Kunjungan ini di dampingi tokoh masyarakat Jambi yang sekaligus pengusaha kopi AAA Jambi, Hidayat. Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jambi dan Dinas Pariwisata propinsi Jambi.

Gelar Pradaksina
Sebelum lakukan keliling di candi Muarojambi, mereka lakukan ritual sembahyang di candi Gumpung. Ritual ini dilakukannya sebagai salah bentuk penghormatan kepada Candi yang dianggap sebagai salah satu benda suci.

Seusai pradaksina, lalu mereka mengililingi Candi Tinggi, Candi Astano, Candi Kembar Batu dan Candi Kadaton, selain itu, Renpoce Gyatso Jampa juga melepaskan puluhan ekor burung (fang shen) dibawah pohon body.

Selain mengunjungi candi Muaro Jambi, Renpoce Gyatso Jampa Juga Kunjungi Museum Negeri Jambi Museum Negeri Jambi yang berlokasi di perempatan Jalan Urip Sumaharjo dan Jalan Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH dan Kantor Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jambi di kawasan Kota Baru, Jambi.

Gedung Museum dibangun tahun 1981 di atas tanah seluas 13.350 meter persegi, dengan luas bangunan 4.000 meter persegi. Bangunannya selesai dibangun dan diresmikan pada tanggal 6 Juni 1988 dengan gaya arsitektur Kajang Loko, yang menjadi ciri khas arsitektur rumah adat masyarakat Jambi. Museum ini menyimpan beraneka ragam benda peninggalan sejarah dan budaya Jambi.

Koleksi yang terdapat dalam Museum dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, seperti: biologika, geologika, arkeologika, etnografika, numismatika, heraldika, dan keramalogika.

Keistimewaan koleksinya berjumlah sekitar 2.855 buah. Dari sekian banyak koleksi tersebut, terdapat 5 koleksi utama yang menjadi icon museum, Seperti 2 buah Arca Avolokiteswara yang terbuat dari emas yang ditemukan di situs Rantau Kapas Tuo pada tahun 1991, Medali emas bersegi tujuh yang bertahun 1298 Hijriyah merupakan hadiah dari Kerajaan Turki Ustmani kepada Sulthan Thaha Saifuddin selaku Raja Jambi, Sabuk Emas dan Kalung Emas.

Selain lima koleksi utama, terdapat 100 buah keramik kuno Cina yang ditemukan oleh para penyelam di perairan yang terletak di perbatasan antara Jambi dan Riau. di samping itu, juga terdapat koleksi benda-benda bersejarah lainnya, seperti: mesin cetak uang kuno, perahu lajur kuno, alat tukar kuno untuk produk karet, koleksi flora fauna dan busana adat tradisional Jambi. Dengan koleksi benda-benda bersejarah tersebut, Museum Negeri Jambi menjadi salah satu museum yang menarik untuk dikunjungi

Benda lain yang menjadi koleksi museum Jambi seperti Beliung Batu yang dipergunakan pada masa prasejarah di Kerinci, temuan di sekitar kompleks percandian Muaro Jambi seperti gong bertuliskan aksara kuno Cina, Teko, Piring porselen, Fragmen tangan, Arca Buddha, Arca Awalokiteswara, kalung jalinan kawat emas berliontin kepala binatang, gelang kuningan berbentuk rantai, dan benda arkeologi lainnya seperti : Stupa, Batu lapik, Arca Prajna Paramita. Foto koleksi keramolokiga berupa guci gayung, pedupaan bertutup puncak gunung, piring sajian, botol amphora tiga warna, ceret, vas bunga Mei Ping biru putih bergambar burung Kuau, yang berasal dari Jambi tidak lepas dari perhatian Bhiksu Renpoce Gyatso Jampa dan kawan-kawannya. (Rom-Yul)

http://ayojambi.com/
http://banyurawa.com/
http://informasi-mediakita.blogspot.com/
http://media-nusantara.blogspot.com/
http://multmedia.multiply.com/
http://youtube.com/my_videos
http://videoku.tv/Multimedia/

Muaro Jambi Jadi Warisan Dunia

MUAROJAMBI - Situs Percandian Muaro Jambi terletak di Desa Muaro Jambi, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi diperjuangkan agar menjadi warisan dunia.

Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus di Jambi, Senin mengatakan, dari hasil penelitian berbagai pihak, situs Muarojambi dulunya merupakan pusat pendidikan Umat Buddha di puncak kejayaannya abad VII dan VIII.

"Hasil penelitian arkeologi juga menemukan kesamaan batu bata yang ada dengan pusat percandian agama Budha di India," katanya.
Lewat berbagai kegiatan bersakala nasional dan internasional keberadaan situs percandian Muarojambi itu terus di tampilkan, supaya bisa menjadi warisan dunia.
Pada 2012, Provinsi Jambi yang masuk salah satu nominator provinsi pelaksanaan Hari Pers Nasional (HPN) juga akan menggelar seminar situs percandian Muarojambi.
Lewat Kementerian pariwisata yang juga diharapkan hadir pada HPN 2012 nanti diharapkan mampu memperjuangkan dan menghantarkan situs tersebut menjadi warisan dunia.

Masyarakat peduli Candi Muarojambi (The Society of Muarojambi Temple/ The SOMT) juga terus memperjuangkan agar situs candi Muarojambi di Kabupaten Muarojambi dapat dikenal sekaligus menjadi warisan dunia.

"The SOMT terus memperjuangkan Candi Muarojambi agar bisa dikenal di mancanegara melalui berbagai kegiatan dan publikasi serta mengupayakan sampai ke Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (Unesco)," kata salah satu pengurus The SOMT.

Masyarakat peduli Candi Muarojambi sudah melakukan kegiatan pengenalan situs candi tersebut sejak satu tahun lalu melalui program terencana.

The SOMT juga telah bekerjasama dengan pemerintah daerah dan provinsi melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat untuk bersama-sama memperjuangkan Candi Muarojambi bisa lebih dikenal dunia dan diakui sebagai salah satu warisan dunia.

Berbagai kegiatan yang telah dilakukan di antaranya menjalin kerja sama dengan Pemerintah India, khususnya wilayah Nelanda yang memiliki kesamaan, sebab di sana ada prasasti tentang ajaran agama Bhuddha yang juga terdapat di situs candi Muarojambi.
Kerjasama tersebut sudah berjalan, kedua belah pihak sudah saling mengunjungi ke negara masing-masing, termasuk ke Nelanda, India.

Di kawasan situs percandian Muarojambi terdapat Candi Astano, Candi Tinggi, Candi Gumpung, Candi Kembar Batu, Candi Gedong, Candi Kedaton dan Candi Koto Mahligai dan dilihat dari arsitekturnya, bangunan tersebut merupakan peninggalan kebudayaan Budha pada abad IV dan V Masehi.

Di kompleks percandian Muarojambi juga terdapat Candi Kembar Batu, letaknya sekitar 250 meter di tenggara Candi Tinggi yang dibatasi oleh pagar keliling yang berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran yang tidak sama setiap sisinya, dan di sana juga pernah ditemukan Gong Cina oleh para arkeolog.

Sampai awal abad XXI, di situs percandian Muarojambi telah teridentifikasi kurang lebih 110 bangunan candi yang terdiri dari 39 kelompok candi.

Bangunan candi tersebut merupakan peninggalan Kerajaan Melayu hingga Kerajaan Sriwijaya, yang berlatar belakang kebudayaan Melayu Buddhis dan diperkirakan candi-candi tersebut mulai dibangun sejak abad IV M, salah satu di antara kelompok candi tersebut adalah Candi Gumpung.

Direktur Jendral Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Arurora Tambunan juga menjanjikan akan menggelontorkan bantuan untuk pengembangan situs candi Muarojambi.

"Kita akan upayakan bantuan dana untuk mengembangkan situs candi Muaro Jambi, karena situs candi itu merupakan potensi yang harus dikembangkan sebagai cagar budaya Jambi," kata Dirjen Arurora Tambunan saat berkunjung ke Jambi beberapa waktu lalu.
Menurut dia, situs candi Muarojambi merupakan harta yang tak ternilai. Situs Percandian Muaro Jambi yang panjangnya mencapai 7,5 kilometer dan berdiri begitu banyak candi.
Gubernur Jambi diminta untuk mengembangkan daerah tersebut, sebagai kekayaan yang dapat mendatangkan wisatawan.

Hal senada diutarakan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi DR Ir Didy Wurjanto MSc berjanji mengembangkan percandian Muarojambi dan menarik minat wisatawan.

Disbudbar akan membuat paket wisata melalui jalur Sungai Batanghari menuju Kompleks Candi Muarojambi, yang dilengkapi dengan wisata budaya dan kuliner Kabupaten Muarojambi.

Bantuan pengembangan Candi Muarojambi tak hanya diberikan oleh Dirjen Sejarah dan Purbakala saja, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) juga akan mengupayakan bantuan pengembangan situs Candi Muarojambi, meski sudah dikelola oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Lokasi situs terbentang sepanjang 7,5 kilometer di sepanjang tepian aliran Sungai Batanghari dan pada beberapa titik tepian Batanghari terdapat kanal-kanal kuno atau sungai buatan yang menghubungkan Sungai Batanghari dengan kawasan situs.

Melalui kanal kuno yang melingkari kawasan situs inilah pada masa lalu deretan kompleks bangunan candi dapat dicapai lokasinya, situs Percandian Muaro Jambi seluas 2.062 hektare, telah ditemukan sedikitnya 82 reruntuhan bangunan kuno yang terbuat dari struktur bata.

Di antara bangunan kuno di Candi Muarojambi sebanyak 7 buah bangunan candi telah dilakukan penanganan pelestarian secara intensif, selebihnya masih berupa reruntuhan bangunan kuno yang tertutup vegetasi hutan primer dan sekunder, serta lahan kebun rakyat.

Ketujuh kompleks bangunan candi itu adalah Candi Gumpung, Candi Tinggi I, Candi Tinggi II, Candi Kembar Batu, Candi Astano, Candi Gedong I dan Gedong II, serta Candi Kedaton.

Disamping itu beberapa bagian kanal kuno dan kolam-kolam kuno telah dilakukan normalisasi yang semula tertutup vegetasi tanaman air saat ini telah dibersihkan, seperti Kanal Kuno Sungai Jambi dan Kolam Telago Rajo.(*)

http://jambi.tribunnews.com/2011/05/03/muaro-jambi-jadi-warisan-dunia

Candi Muarojambi Dulunya Universitas

JAMBI – Tahukah anda bahwa Candi Muarojambi yang merupakan kawasan candi terluas di Indonesia ini dulunya adalah pusat belajar bagi dunia, layaknya seperti sebuah universitas seperti di masa sekarang.

Diperkirakan kejadian itu terjadi pada abad ke tujuh dan delapan Masehi. Perkiraan ini bukannya tanpa dasar.Arkeolog Nasional Indonesia, Bambang Budi Utomo mengatakan, dia sudah meneliti sejak tahun 1985 lalu dan dari penelitiannya ditemukan fakta-fakta yang menguatkan dugaan tersebut. “Di kawasan itu terdapat 82 candi yang diduga fakultas,” katanya saat diwawancarai di ruang kerja gubernur, kemarin.
Kawasan percandian Muarojambi ini diperkirakan dulunya merupakan pusat pembelajaran agama Budha di dunia dan juga budaya secara luas, termasuk mempelajari ilmu pengetahuan lainnya. Terkait hal ini, Bambang mengatakan, Arkeologi Nasional Indonesia masih akan melakukan ekskavasi dengan harapan menemukan bukti-bukti faktual lainnya.

Di samping itu, Bambang mengaku, pihaknya sudah melakukan sister site, yakni semacam studi banding antara Candi Muarojambi dengan warisan Budha di Nalanda, daerah India Utara dan Tibet, yang mana kesemuanya itu untuk meng-explore atau menjajaki sebanyak mungkin informasi dan hal-hal faktual berkaitan dengan Candi Muarojambi.Salah seorang penulis berkewarganegaraan Perancis, Elisabeth, yang sudah 26 tahun tinggal di Indonesia, tepatnya di Yogyakarta yang juga ikut menulis tentang Candi Muarojambi menjelaskan, dari naskah-naskah yang dikajinya dinyatakan bahwa Candi Muarojambi merupakan pusat pembelajaran agama dan budaya Budha di dunia pada abad ke tujuh dan ke delapan. Sampai saat ini pun, dia masih tetap melakukan kajian terhadap naskah-naskah yang berkaitan dengan Candi Muarojambi. dengan menelaah tekstual, yakni dengan mempelajari transkrip atau naskah-naskah yang ada di Nalanda dan Tibet , yang berkaitan dengan Candi Muarojambi.

Berbagai pendapat yang didasarkan pada kajian oleh berbagai pihak tersebut, merupakan kekayaan khasanah dalam rangka menggali kembali nilai budaya dan sejarah yang terkandung dalam Candi Muarojambi, yang juga merupakan langkah nan penting untuk menunjang Candi Muarojambi sebagai warisan dunia, yang tidak hanya ditujukan untuk sekedar mencari nama, namun lebih dari itu, yakni untuk mengapresiasi nilai budaya dan sejarah Sementara itu, Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus (HBA) berharap Candi Muarojambi menjadi warisan dunia (world heritage). Dia mengaku sangat mendukung upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka menjadikan atau merealisasikan Candi Muarojambi sebagai warisan dunia.

Kata dia, hal ini sangat bagus supaya Jambi lebih dikenal lagi baik di tingkat nasional maupun di tingkat internasional, yang selanjutnya bisa meningkatkan geliat aktivitas perekonomian di Provinsi Jambi. Artinya juga bias meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jambi. Jika Candi Muarojambi ini menjadi warisan dunia, maka Jambi akan ditoleh kembali oleh dunia internasional, yang mana sebelumnya pada abad ketujuh dan kedelapan, Jambi sudah menjadi pusat pembelajaran Budha di dunia, sudah ditoleh dunia, artinya saat itu Jambi sudah maju, sudah mendunia. Untuk diketahui, dalam Pembukaan International Seminar on Jambi Heritage yang digelar di Hotel Wiltop, Kota Jambi pada 26 November 2010 yang lalu dinyatakan bahwa Kawasan Percandian Muarojambi sudah termasuk dalam tentative list/daftar sementara UNESCO, yang selanjutnya masuk sebagai nominasi warisan dunia. Dan, untuk menjadi warisan dunia, dibutuhkan keseriusan dari seluruh pihak terkait, terutama pemerintah dalam pengembangan Kawasan Percandian Muarojambi ini. (apj)

http://metrojambi.com/dikbud/7980-candi-muarojambi-dulunya-universitas.html

Artefak di Candi Muarojambi Mirip dengan Artefak di Bhutan

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI - Dua biksu asal Buthan, selama beberapa hari berkunjung dan berada di Jambi untuk mempelajari sejarah agama Buddha yang pernah tersiar ke dunia yang salah satu pusatnya di candi Muarojambi.
Pelaksana Harian Masyarakat peduli candi Muarojambi (The Society of Muaro Jambi Temple - The Somt), Hidayat, di Jambi Selasa mengatakan, kedatangan biksu asal Buthan tersebut, selain urusan keagamaan juga keinginan mempelajari sejarah agama Buddha yang ada di kasawan percandian Muarojambi.

Pasca The Somt mengaungkan pemberitaan bahwa, komplek percandian Muarojambi agar bisa masuk menjadi situs yang dapat dikenal dan diakui dunia. Selain itu bisa menjadi salah satu warisan dunia, sehingga kedatangan beberapa biksu atau petapa agama Budha ke Jambi khsusnya ke kompleks candi Muarojambi berjarak 60 Km dari pusat kota sangat mendukungnya.

Kedua bhiksu asal Buthan bernama Nyima dan Yashi, pada hari pertama tiba di Jambi langsung diantar mengunjungi Balai Pelestarian Peninggalan Perpurbakalaan (BP3) Jambi, guna melihat dari dekat benda-bendar bersejarah yang ditemukan di kompleks percandian Muarojambi.

Kedua biksu tersebut, dengan menggunakan bahasa Cina bercampur bahasa Inggris didampingi, Pelaksanaa harian The Somt, Hidayat dan Kepala BP3 Jambi, Wiston SD Mambo, memperhatikan beberapa benda sejarah peninggalan agama Budha di Candi Muarojambi.

Benda sejarah yang diperlihatkan kepada kedua biksu tersebut diantaranya tiga lembar lempengan emas ukuran kecil yang bertuliskan atau aksara Jawa Kuno yang ditemukan di komplek candi Muarojambi pada 1984 dan 1998.

Kedua biksu tersebut terlihat menbacakan tulisan yang ada di lembaran lempengan emas tersebut, menggunakan kaca pembesar yang disediakan pihak BP3 Jambi. Selain itu, petapa agama Budha tersebut juga diperlihatkan uang koin kuno terbuat dari perunggu, perak dan emas yang juga ditemukan di kompleks candi tersebut dan diperlihat timbangan terbuat dari perak berserta batu timbangan.

Menurut Hidayat, pengakuan dari kedua biksu tersebut bahwa, benda bersejarah yang ditemukan di komplek candi Muarojambi tersebut, hampir sama dengan yang ada di negara Buthan. Selain itu, mereka juga akan mempelajari dan melihat langsung komplek candi Muarojambi yang berlokasi di Kabupaten Muarojambi didampingi petugas dari The Somt dan BP3 Jambi.

Candi Muarojambi yang terletak di Desa Muaro Jambi Kecamatan Muaro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi terdapat beberapa bangunan candi seperti Candi Astano, Candi Tinggi, Candi Gumpung, Candi Kembar Batu, Candi Gedong, Candi Kedato dan Candi Koto Mahligai dan dilihat dari segi arsiteknya, bangunan tersebut merupakan kebudayaan Budhis pada abad ke IV dan V masehi.

Dikompleks candi Muaro Jambi itu juga terdapat Candi Kembar Batu, letaknya sekitar 250 meter di tenggara Candi Tinggi yang dibatasi fisik oleh pagar keliling yang berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran yang tidak sama setiap sisinya dan disana juga pernah ditemukan Gong Cina oleh para arkeolog.

http://www.republika.co.id/berita/regional/nusantara/11/05/03/lklqdj-biksu-bhutan-artefak-di-candi-muarojambi-mirip-dengan-artefak-di-bhutan

Mengupayakan Candi Muarojambi Diakui Dunia

Situs Candi Muarojambi sampai saat ini masih jadi andalan Provinsi Jambi sebagai daerah tempat tujuan wisata. Hanya karena kurang promosi, sehingga kawasan ini hanya dikenal masyarakat setempat.

Sebagai peninggalan kerajaan Sriwijaya, situs ini memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi. Bahkan situs ini jika diurus dengan benar bukan tidak mungkin bisa diandalkan dan layak dijadikan sebagai tempat tujuan wisata dunia.
Melihat itu, masyarakat peduli Candi Muarojambi (The Society of Muarojambi Temple/ The SOMT) kini tengah berupaya memperjuangkan situs candi Muarojambi yang terdapat di Kabupaten Muarojambi agar dapat dikenal sekaligus menjadi warisan dunia.
“Sampai sekarang The Somt terus memperjuangkan Candi Muarojambi agar bisa dikenal di mancanegara melalui berbagai kegiatan dan publikasi serta mengupayakan sampai ke Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (Unesco),” kata salah satu pengurus The SOMT, di Jambi, Jumat 1 April 2011.

Masyarakat peduli Candi Muarojambi sudah melakukan kegiatan pengenalan situs candi tersebut sejak satu tahun lalu melalui program yang sudah disusun dan terencana. The SOMT juga telah menjalani kerja sama dengan pemerintah daerah dan provinsi melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat untuk bersama-sama memperjuangkan Candi Muarojambi bisa lebih dikenal dunia dan diakui sebagai salah satu warisan dunia.

Berbagai kegiatan yang telah dilakukan di antaranya menjalin kerja sama dengan Pemerintah India, khususnya wilayah Nelanda yang memiliki kesamaan, sebab di sana ada prasasti tentang ajaran agama Buddha yang juga terdapat di situs candi Muarojambi tersebut.

Jalinan kerja sama tersebut sudah mulai berjalan, kedua belah pihak sudah melalukan saling kunjungan ke negara masing-masing, termasuk ke Nelanda, India beberapa waktu lalu.

Di kawasan situs percandian Muarojambi terdapat Candi Astano, Candi Tinggi, Candi Gumpung, Candi Kembar Batu, Candi Gedong, Candi Kedaton dan Candi Koto Mahligai dan dilihat dari arsitekturnya, bangunan tersebut merupakan peninggalan kebudayaan Budha pada abad IV dan V Masehi.

Di kompleks percandian Muarojambi juga terdapat Candi Kembar Batu, letaknya sekitar 250 meter di tenggara Candi Tinggi yang dibatasi oleh pagar keliling yang berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran yang tidak sama setiap sisinya, dan di sana juga pernah ditemukan Gong Cina oleh para arkeolog.

Sampai awal abad XXI, di situs percandian Muarojambi telah teridentifikasi kurang lebih terdapat 110 bangunan candi yang terdiri dari 39 kelompok candi.
Bangunan candi tersebut merupakan peninggalan Kerajaan Melayu hingga Kerajaan Sriwijaya, yang berlatar belakang kebudayaan Melayu Budhis dan diperkirakan candi-candi tersebut mulai dibangun sejak abad IV M, salah satu di antara kelompok candi tersebut adalah Candi Gumpung.(ant/hms)

http://matanews.com/2011/04/01/mengupayakan-candi-muarojambi-diakui-dunia/