5 Mei 2011

Muaro Jambi Jadi Warisan Dunia

MUAROJAMBI - Situs Percandian Muaro Jambi terletak di Desa Muaro Jambi, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi diperjuangkan agar menjadi warisan dunia.

Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus di Jambi, Senin mengatakan, dari hasil penelitian berbagai pihak, situs Muarojambi dulunya merupakan pusat pendidikan Umat Buddha di puncak kejayaannya abad VII dan VIII.

"Hasil penelitian arkeologi juga menemukan kesamaan batu bata yang ada dengan pusat percandian agama Budha di India," katanya.
Lewat berbagai kegiatan bersakala nasional dan internasional keberadaan situs percandian Muarojambi itu terus di tampilkan, supaya bisa menjadi warisan dunia.
Pada 2012, Provinsi Jambi yang masuk salah satu nominator provinsi pelaksanaan Hari Pers Nasional (HPN) juga akan menggelar seminar situs percandian Muarojambi.
Lewat Kementerian pariwisata yang juga diharapkan hadir pada HPN 2012 nanti diharapkan mampu memperjuangkan dan menghantarkan situs tersebut menjadi warisan dunia.

Masyarakat peduli Candi Muarojambi (The Society of Muarojambi Temple/ The SOMT) juga terus memperjuangkan agar situs candi Muarojambi di Kabupaten Muarojambi dapat dikenal sekaligus menjadi warisan dunia.

"The SOMT terus memperjuangkan Candi Muarojambi agar bisa dikenal di mancanegara melalui berbagai kegiatan dan publikasi serta mengupayakan sampai ke Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (Unesco)," kata salah satu pengurus The SOMT.

Masyarakat peduli Candi Muarojambi sudah melakukan kegiatan pengenalan situs candi tersebut sejak satu tahun lalu melalui program terencana.

The SOMT juga telah bekerjasama dengan pemerintah daerah dan provinsi melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat untuk bersama-sama memperjuangkan Candi Muarojambi bisa lebih dikenal dunia dan diakui sebagai salah satu warisan dunia.

Berbagai kegiatan yang telah dilakukan di antaranya menjalin kerja sama dengan Pemerintah India, khususnya wilayah Nelanda yang memiliki kesamaan, sebab di sana ada prasasti tentang ajaran agama Bhuddha yang juga terdapat di situs candi Muarojambi.
Kerjasama tersebut sudah berjalan, kedua belah pihak sudah saling mengunjungi ke negara masing-masing, termasuk ke Nelanda, India.

Di kawasan situs percandian Muarojambi terdapat Candi Astano, Candi Tinggi, Candi Gumpung, Candi Kembar Batu, Candi Gedong, Candi Kedaton dan Candi Koto Mahligai dan dilihat dari arsitekturnya, bangunan tersebut merupakan peninggalan kebudayaan Budha pada abad IV dan V Masehi.

Di kompleks percandian Muarojambi juga terdapat Candi Kembar Batu, letaknya sekitar 250 meter di tenggara Candi Tinggi yang dibatasi oleh pagar keliling yang berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran yang tidak sama setiap sisinya, dan di sana juga pernah ditemukan Gong Cina oleh para arkeolog.

Sampai awal abad XXI, di situs percandian Muarojambi telah teridentifikasi kurang lebih 110 bangunan candi yang terdiri dari 39 kelompok candi.

Bangunan candi tersebut merupakan peninggalan Kerajaan Melayu hingga Kerajaan Sriwijaya, yang berlatar belakang kebudayaan Melayu Buddhis dan diperkirakan candi-candi tersebut mulai dibangun sejak abad IV M, salah satu di antara kelompok candi tersebut adalah Candi Gumpung.

Direktur Jendral Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Arurora Tambunan juga menjanjikan akan menggelontorkan bantuan untuk pengembangan situs candi Muarojambi.

"Kita akan upayakan bantuan dana untuk mengembangkan situs candi Muaro Jambi, karena situs candi itu merupakan potensi yang harus dikembangkan sebagai cagar budaya Jambi," kata Dirjen Arurora Tambunan saat berkunjung ke Jambi beberapa waktu lalu.
Menurut dia, situs candi Muarojambi merupakan harta yang tak ternilai. Situs Percandian Muaro Jambi yang panjangnya mencapai 7,5 kilometer dan berdiri begitu banyak candi.
Gubernur Jambi diminta untuk mengembangkan daerah tersebut, sebagai kekayaan yang dapat mendatangkan wisatawan.

Hal senada diutarakan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi DR Ir Didy Wurjanto MSc berjanji mengembangkan percandian Muarojambi dan menarik minat wisatawan.

Disbudbar akan membuat paket wisata melalui jalur Sungai Batanghari menuju Kompleks Candi Muarojambi, yang dilengkapi dengan wisata budaya dan kuliner Kabupaten Muarojambi.

Bantuan pengembangan Candi Muarojambi tak hanya diberikan oleh Dirjen Sejarah dan Purbakala saja, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) juga akan mengupayakan bantuan pengembangan situs Candi Muarojambi, meski sudah dikelola oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Lokasi situs terbentang sepanjang 7,5 kilometer di sepanjang tepian aliran Sungai Batanghari dan pada beberapa titik tepian Batanghari terdapat kanal-kanal kuno atau sungai buatan yang menghubungkan Sungai Batanghari dengan kawasan situs.

Melalui kanal kuno yang melingkari kawasan situs inilah pada masa lalu deretan kompleks bangunan candi dapat dicapai lokasinya, situs Percandian Muaro Jambi seluas 2.062 hektare, telah ditemukan sedikitnya 82 reruntuhan bangunan kuno yang terbuat dari struktur bata.

Di antara bangunan kuno di Candi Muarojambi sebanyak 7 buah bangunan candi telah dilakukan penanganan pelestarian secara intensif, selebihnya masih berupa reruntuhan bangunan kuno yang tertutup vegetasi hutan primer dan sekunder, serta lahan kebun rakyat.

Ketujuh kompleks bangunan candi itu adalah Candi Gumpung, Candi Tinggi I, Candi Tinggi II, Candi Kembar Batu, Candi Astano, Candi Gedong I dan Gedong II, serta Candi Kedaton.

Disamping itu beberapa bagian kanal kuno dan kolam-kolam kuno telah dilakukan normalisasi yang semula tertutup vegetasi tanaman air saat ini telah dibersihkan, seperti Kanal Kuno Sungai Jambi dan Kolam Telago Rajo.(*)

http://jambi.tribunnews.com/2011/05/03/muaro-jambi-jadi-warisan-dunia