28 Agu 2011

Sembahyang Arwah Di Perkumpulan Teo Chew Jambi

JAMBI - Kini masyarakat tidak usah memikirkan tempat untuk semayamkan jenazah orangtua maupun keluarga. Tahun 80an dimana setiap orang yang wafat, semayamnya dirumah sendiri, bagi yang meninggal dirumah semayamnya didalam rumah, bagi yang meninggal diluar rumah semayamnya diluar rumah (teras).
Sejak di era 90an, berdirilah beberapa rumah duka khusus buat persemayaman orang meninggal, sebagai tempat semayam orang mati, tentu saja tempat atau rumah rumah tidak seratus persen bersih. karena setiap orang yang meninggal, ada yang meninggalnya secara wajar dan ada juga yang meninggal secara tidak wajar, umpamanya seperti meninggal akibat kecelakaan, bunuh diri/ dibunuh serta lain sebagainya. Bagi yang meninggal secara tidak wajar tentunya arwah (roh) yang bersangkutan tidak akan tentram, apa lagi sampai pihak keluarga tidak ada yang mengurusi serta memberikan doa, tentu arwah (roh) tersebut akan gentayangan.

Maka setiap tahun Perkumpulan Teo Chew Jambi, merupakan salah satu rumah duka khusus buat tempat persemayaman jenazah bagi warga Teo Chew di Jambi, Minggu siang (2889) Perkumpulan teo Chew adakan doa bersama untuk para arwah (roh) keluarga atau kerabat mereka yang telah wafat, doa bersama itu untuk yang keenam kalinya dilakukan di rumah duka Perkumpulan Teo Chew di Jalan Makalam, Kota Jambi.

Doa bersama ini lebih dikenal dengan sebutan sembahyang hantu Setiap tanggal 15 bulan ketujuh (Tjit Gwee Pua menurut penanggalan China), namun umumnya rumah duka Perkumpulan Teo Chew Jambi lakukan minggu terakhir setelah Tjit Gwee Pua.

Menurut kepercayaan dari Tiongkok kuno maka dipercaya bahwa bulan ketujuh ini pintu neraka telah terbuka, maka bulan ini Tjit Gwee Pua juga kadang disebut sebagai bulan Hantu Berkeliaran menurut kepercayaan traditional tionghua, untuk merayakan hari kebebasannya, maka pada bulan ini bagi yang masih percaya akan sangat jarang sekali mengadakan Pesta Pernikahan dan lain sebagainya karena menurut kepercayaan warga tionghoa bisa bawa sial karena pesta tersebut akan dihadiri juga oleh hantu-hantu yang gentayangan.

Sebagian besar warga tionghoa selalu merayakan festival arwah yang dikenal juga dengan sebutan Zhong Yuan Jie, Tjit Gwee Pua menandai terbukanya pintu gerbang yang membatasi dunia manusia dengan dunia arwah. Penganut Taoisme dan Confusius percaya selama sebulan ke delapan, roh/ arwah para leluhur mereka mendapatkan akses bebas memasuki dunia manusia kita.

Prosesi upacara doa bersama dipimpin oleh Wakil Ketua II Perkumpulan Teo Cheo Jambi, The Hardianto, didampingi ketua panitia Hanselin Lawin dan pengurus lainnya.

Sebagai bentuk penghormatan sekaligus upaya menenangkan hati mereka (arwah/ roh) dan agar mereka (arwah/ roh) dapat memberikan perlindungan bagi keluarga yang ditinggali terhindar dari marabahaya, maka para arwah yang mendapatkan kesempatan berlibur selama sebulan penuh diberikan berbagai sesajen, seperti, berupa makanan dan uang kertas yang dibakar. Diatas altar leluhur ada juga yang memajangi bunga-bunga tidak ketinggalan lilin merah, dupa, aneka kue-kue, aneka buah-buahan, hasil bumi dan berbagai sesajian lainnya, ada juga warga yang melakukan sembahyang di sudut persimpangan jalanan selama sebulan.

Semua makanan-makanan yang enak, mulai dari ayam panggang, bebek panggang, babi panggang, cap chai, ikan dan lain sebagainya, hidangan tersebut diletakan di atas meja yang dimaksudkan untuk menjamu leluhur-leluhur kita.

Ada juga warga yang melakukan sembahyang dirumah masing-masing maupun dirumah abu yang ada di vihara-vihara.

Yang unik pada upacara itu, adalah Chie Ko (Rebutan Rejeki) dimana warga yang hadir pada rebutan bingkisan yang berisi, air mineral, teh kotak, makanan ringan dan angpao serta dipasangi bendera warna warni, “Mereka mempercayai jika bisa dapat bingkisan itu, akan murah rejeki.”

Perayaan festival hantu berupa budaya dan ritual yang telah dilakukan berabad-abad lamanya. Perayaan festival hantu ini adalah mengingatkan kita kepada almarhum keluarga atau leluhur-leluhur yang telah meninggal, juga semacam renungan bagi kita bahwa tidak ada yang lebih pasti dalam hidup ini selain kematian. Dan apabila itu terjadi, tidak ada sesuatupun yang dapat kita bawa, termasuk harta benda. Hanya kenangan dan amal budi yang dapat kita tinggalkan kepada orang-orang terkasih kita.

Bulan hantu tahun 2011 ini dimulai pada tanggal 14 Agustus 2011 dan berakhir satu bulan sesudahnya yang ditandai dengan perayaan dan sembah kepada Dewi Bulan. (rom)

Jelang Lebaran, Cetiya Oenang Hermawan Bagi Sembako

JAMBI – Warga kurang mampu dilingkungan Kelurahan Cempaka Putih dan Sungai Asam Jambi mendatangi Cetiya Oenang Hermawan di Jalan Makalam, Rt. 17, kelurahan Cempaka Putih, kecamatan Jelutung, kota Jambi, untuk menerima bingkisan sembako gratis dari pihak cetiya.
Sejak pukul 08.30 WIB, warga telah berkumpul dengan membentuk antrean di halaman cetiya yang tidak terlalu luas. Sebelum pembagian sembako, Bhikku Sangha Agung menyampaikan maksud dan tujuan dari pembagian sembako tersebut, setelah itu dengan cekatan para pengurus cetiya membagikan sembako gratis ini, agar warga tidak terlalu lama menunggu.

Pihak Cetiya Oenang Hermawan Jambi, melakukan aksi sosial ini, sebagai wujud kebersamaan dan keperdulian antara cetiya dengan warga masyarakat sekitar cetiya,

Seperti tahun-tahun sesudahnya, setiap hari besar, diantaranya perayaan hari besar Buddha dan Idul Fitri, pihak Cetiya Oenang Hermawan senantiasa melakukan bakti sosial dengan cara membagi-bagikan bahan kebutuhan pokok, diantaranya, Beras, Minyak Goreng, Minyak Pisang, Gula Pasir, Mie Instan dan Garam


Tahun ini menggelar baksos pembagian sembako sebanyak 200 paket yang disalurkan kepada warga masyarakat di empat rukun tetangga yang terletak di kelurahan Cempaka Putih dan kelurahan Sungai Asam Jambi.

"Ini merupakan satu bentuk kepedulian kami kepada lingkungan sekitar. Kami sadar, bahwa keberadaan kami di sini tidak bisa terlepas dari lingkungan ini." ucap Darma Metta Oenang (Ahok), diselah pembagian sembako.

Acara tersebut sebagai wujud keperdulian sesama insan dan kebersamaan untuk menuju kemenangan ini, menurut Ahok, pengurus Cetiya Oenang Hermawan kepada wartawan, “Sebagai wujud kebersamaan sesama insan Tuhan dan rasa keperdulian untuk bagi warga masyarakat yang kurang mampu untuk merayakan Idul Fitri.” Semoga bakti sosial ini dapat kita teruskan setiap tahunnya, ungkap Ahok.

Saya sangat senang bisa mendapat sembako gratis ini. Saya diberi kupon oleh ketua Rt 18, katanya kupon tersebut bisa ditukar dengan paket sembako gratis di cetiya. Tentu saya senang, dan langsung datang ke cetiya pagi ini, ujar Rumiah (65), warga Rt 18, yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. (Romy)

26 Agu 2011

Puncak Perayaan Ulambana, Tjie Gwe Pua

JAMBI – Anak yang soleh, adalah anak yang berbakti kepada kedua orangtua maupun para leluhur baik dimasa mereka masih hidup di atas dunia maupun mereka telah wafat. Dimasa hidup orangtua, anak memiliki kewajiban untuk memberikan mereka makan dan mengurus keperluan kedua orangtuanya, apa lagi setelah mereka wafat, sebagai seorang anak harus selalu berdoa kepada sang Pencipta Alam Semesta agar kedua orangtuanya diberikan tempat yang layak disisinya.
Salah satu cara seorang anak berbakti kepada orangtua maupun leluhurnya yang telah tiada adalah disaat puncak perayaan Ulambana yang biasa jatuh pada bulan ke-7 imlek (Tjit Gwee Pua). Menurut kepercayaan masyarakat sejak jaman dahulu, bahwa pada bulan ketujuh imlek ini pintu neraka telah terbuka, maka pada bulan itu arwah (roh) yang berada di alam baka diperkenankan kembali kerumah masing-masing, sedangkan arwah (roh) yang tidak diurus oleh anak atau keluarganya, tentu akan menjadi arwah (roh) gentayangan.


Kini banyak tempat tempat ibadah yang melakukan perbuatan kebajikan dengan cara pelimpahan jasa, seperti di Maha Cetiya Oenang Hermawan di Jalan Makalam No. 10, Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi jumat malam 26 Agustus melakukan ulambana atau pelimpahan jasa kepada para orangtua maupun leluhur mereka yang telah mendahului mereka.

Sebelum prosesi ulambana atau pelimpahan jasa dimulai, terlebih dahulu mereka lakukan pembacaan Paritta yang di pimpim oleh para bhiksu dari Thailand, diantaranya Bhante Khamsai Sumano, Bhante Khampun Suvannatharo, Bhante Bandit Bandito, Bhante Sujit Jittakaro dan Bhante Panya Kosanlatejo. Selanjutnya ceramah dan pesembahan jubah kepada Bhikku Sangha Agung.

Seusai prosesi pembacaan Paritta, dilanjutkan penyalahan lilin dan dupa serta pemercikan air suci diatas sesajian yang akan dipersembahkan buat para orangtua atau leluhur mereka, diiringi doa dari keluarga yang hadir.

Darma Pawarta Oenang (Hasan), selaku pengurus Cetiya Oenang Hermawan Jambi mengatakan, acara ini sama seperti di vihara yang lain, pada intinya perayan ulambana adalah untuk mendoakan agar arwah telantar yang ada di jagad raya ini. Dengan harapan roh-roh yang mengembara di dunia ini kembali ke alamnya. " Di sini kami sembahyang arwah yang dipimpin oleh para Bhante dari Thailand.” katanya. (Romy)

25 Agu 2011

Wisata Sepeda di Candi Muaro Jambi

MUARO JAMBI – Disaat mengunjungi Situs Muaro Jambi, jangan hanya sekedar untuk menikmati keindahan alam disekitar candi. Untuk menikmati keindahan Candi Muaro Jambi serta benda bersejarah dari masa lalu denga mengelilingi komplek percandian seluas 12 kilometer dengan sepeda.
Apabila anda berniat untuk mengeliling kompleks percandian seluas 12 kilometer bujur sangkar ini berdiri sejumlah candi. Anda tidak usah membawa sepeda dari rumah, lantaran semua telah tersedia di komplek percandian, biaya sewa menyewa relatif murah, satu jam Rp. 5.000. anda juga bisa keliling candi dengan jasa tukang ojek setempat.

Waktu anda memasuki pintu gerbang candi, sekitar 200 meter saat masuk akan langsung terlihat sebuah pos satpam candi. Persis di depan pos terjejer puluhan sepeda, tingal anda memilih sepeda untuk dinaiki dua orang atau untuk tiga orang. Setelah anda menyewa sepeda, selanjutnya anda bisa keliling candi megah, yaitu candi Gumpung. Di sekitar candi juga akan terlihat beberapa candi-candi kecil lainnya.

Sekitar candi Gumpung, ada sebuah candi yang lebih tinggi, yaitu Candi Tinggi. Percandiain ini juga di kelilingi oleh pagar tembok dari bahan batu bata berukuran besar. ini yang membuat percandian ini menjadi unik.

Selain itu, masih banyak lagi candi-candi lainnya, yang jaraknya lumayan jauh dari percandian utama itu. Seperti candi Kembar Batu, Candi Astano, Candi Gedong I dan II, Candi Kedaton, Candi Koto Mahligai dan candi-candi lainya.

Kawasan Candi Muaro Jambi cukup eksotik. Hamparan rumput, pepohonan besar dan bangunan candi dari bata, baik yag utuh ataupun reruntuhan. Tak heran, lokasi ini cocok untuk tempat wisata keluarga.

Namun jangan lupa membawa kamera foto untuk mengabadikan keindahan candi maupun alam disekitar percandian sebagai kenangan indah anda bersama keluarga maupun sang kekasih tercinta (Romy)

18 Agu 2011

Perayaan Ulambana Di Vihara Sakyakirti Jambi

JAMBI - Vihara Sakyakirti Jambi merayakan Ulambana di Jalan Pangeran Diponegoro Jambi, Kamis pagi (18/8) puluhan umat Buddha Jambi mengikuti sembahyang Ulambana/ Chiau To/ Po Toh (Jit Gwe Pwa) yang dipimpin oleh bhiksu Badra Mitta dan dibantu enam Bhiksu lainnya. Sembahyang arwah dimulai sejak pukul 07.30 hingga 19.00 WIB itu dipusatkan di halaman rumah abu samudra bhakti di vihara Sakyakirti Jambi.
Meski digelar sejak pagi hari, namun hingga malam tiba kegiatan tersebut tetap mendapat perhatian cukup besar dari umat Buddha kota Jambi. Itu terlihat dari sejumlah jamaah yang tak pernah sepi mengikuti ritual sembahyang leluhur tersebut. Mereka datang silih berganti menjalankan sembahyang yang berdasarkan tradisi selalu dilaksanakan setiap bulan ke tujuh Imlek itu.

Ritual sembahyang dibagi dalam beberapa sesi. Menurut salah seorang bhikku yang memimpin sembahyang kemarin, sembahyang Ulambana merupakan sembahyang untuk melimpahkan jasa atau kebaikan pada para leluhur yang telah meninggal dunia.

Ritual sembahyang berawal dari sebuah kisah yang terjadi pada zaman Sang Buddha, pada saat itu Buddha memiliki seorang murid bernama Mogalana. Dengan kesucian, kesaktian, dan kekuatannya, ia mencoba menolong ibunya yang berada pada alam yang menderita atau alam Niraya. Melihat hal itu, ia kemudian ingin mempersembahkan makanan pada ibunya, akan tetapi tidak pernah berhasil, dan bahkan makanan tersebut berubah menjadi bara api.

Demi menolong sang ibu, dia menyampaikan keinginan itu pada sang Buddha. Setelah mendengarkan keinginan Mogalana, Buddha menyarankan kepada Mogalana untuk mengundang para bhikku dan memberikan pelayanan sebaik-baiknya. Selanjutnya kebijakan itu dilimpahkannya kepada sang ibu. “Akhirnya berkat kebijakan yang dilakukan Mogalana, sang ibu bisa terbebas dalam alam penderitaannya,” sembahyang ulambana rutin dilaksanakan umat Buddha setiap bulan ketujuh Imlek.

Tak berbeda dengan sembahyang yang digelar umat Buddha umumnya, sembahyang ulambana juga dilengkapi berbagai persembahan, di antaranya buah-buahan, makanan, minuman, bunga, begitupun beberapa perlengkapan sembahyang lain seperti kertas sembahyang dan hio (garu). Semua barang-barang yang dipersembahkan dalam ritual sembahyang memiliki makna atau simbol tersendiri.

Menurut tradisi dalam memberi persembahan harus disediakan buah-buahan yang bagus. Yang berartinya, buah-buahan yang bagus pasti berasal dari pohon yang bagus pula atau terawat dengan baik. Ini memberikan simbol tentang kebijakan bahwa sesuatu yang baik juga akan menghasilkan yang baik pula. Begitu pun bunga yang dipersembahkan pada ritual itu. Yang harus diingat, lanjut dia, walaupun bunga telah layu, namun bunga tetap akan menyebarkan wangi yang semerbak. Sama halnya dengan air, juga memberikan arti tentang kebijakan. Yang harus diingat, air selalu mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. “Ini mempunyai arti dalam hidup kita harus rendah diri,” ungkapnya. Ia juga menyebutkan, sembahyang itu ditujukan untuk semua leluhur yang telah meninggal dunia.

Ketua Majelis Budayana Indonesia (MBI) Jambi Balla Mitta mengatakan, sembahyang leluhur di Vihara Sakyakirti dipusatkan di rumah abu samudra bhakti. Kegiatan ini mulai dilaksanakan pukul 07.30 pagi sampai 19.00 malam. “Sembahyang leluhur itu diikuti semua masyarakat yang ingin melakukan sembahyang dan doa untuk leluhurnya,” ujar Bala Mitta. (Romy)

16 Agu 2011

Cara Guru SD Bina Kasih Menyambut HUT RI

JAMBI – Kalau perlombaan Agustusan bagi anak-anak di sekolahan itu biasa, bagaimana jika perlombaan Agustusan yang dilakukan para guru-guru sekolah,? Itu baru luar biasa.

Ternyata para guru Sekolah Kristen Bina Kasih di Jalan HMO Bafadhal, Lorong Kemang II, Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Jelutung, tidak mau kalah dengan anak didik mereka, terbukti seusai acara perlombaan untuk anak SD Bina Kasih Jambi, para guru-gurupun mengadakan aneka perlombaan.
Perlombaan mereka boleh dibilang cukup unik dan memancing tawa dari rekan-rekan mereka, seperti perlombaan memasukan paku kedalam botol, namun sebelumnya perlombaan dimulai, mereka membentuk kelompok, setiap kelompok berjumlah enam orang.

Tahap pertama, setiap kelompok wajib memasukan benang ke dalam jarum jahit, setelah selesai, rekan mereka harus membawa sejumlah koran dengan cara diapit dengan leher lalu diterima rekan lainnya dengan leher juga (estafet), selanjutnya oper mengoper hingga rekan terakhir, lalu baru masukan paku kedalam botol yang telah disediakan oleh pihak panitia.

Selanjutnya memasuki perlombaan memakan krupuk, yang satu ini berbeda dengan anak-anak SD, karena sebelum memakan krupuk yang digantung terlebih dahulu mereka harus bergoyang dangdut, begitu irama musik stop, baru mereka boleh mulai memakan krupuknya, jika irama musik kembali berbunyi maka mereka harus kembali bergoyang. Ternyata para guru-guru tersebut juga pintar bergoyang dangdut, tidak kalah dengan artis yang sesungguhnya. (Romy)

SD Bina Kasih Merayakan Agustusan

JAMBI – Seusai Upacara Bendera, ratusan Anak Sekolah Kristen Bina Kasih yang terletak di Jalan HMO Bafadhal, Lorong Kemang II, Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Jelutung merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-66 dengan berbagai perlombaan.
Mereka duduk dengan tertib dihalaman lapangan bola basket menanti giliran mereka untuk mengikuti perlombaan, tampak di wajah siswa siswi Bina Kasih penuh dengan keceriaan, walaupun mereka harus berhadapan dengan teriknya matahari.

Perlombaan terbagi dalam dua kategori, untuk kelas 1, 2 dan 3 berbeda dengan kelas 4, 5 dan 6. Kelas 1 hingga kelas 3 perlombaannya adalah. Menghantar bendera Merah Putih , Lomba makan krupuk, Lomba lempar bola kedalam keranjang, sedangkan untuk kelas 4 sampai kelas 6, perlombaannya adalah menyanyi lagu-lagu kebangsaan, lomba makan krupuk dan sepak bola berirama dengan mengunakan kostum kain sarung.

Permainan sepak bola boleh dibilang cukup membuat tertawa, maklumlah anak SD Bina Kasih boleh dibilang bukan pemain sepak bola, sehingga mereka tidak tahu mana bola out, yang mereka tahu hanya sepak menyepak, sampai-sampai sepatu merekapun ikut beterbangan, selain itu jika terdengar irama musik berdendang maka mereka harus stop dan terus bergoyang dangdut, tidak hanya anak-anak yang harus bergoyang, namun guru kelas merekapun wajib ikut bergoyang.

Acara ini tak kalah lucunya anak-anak tersebut sebelumnya belum pernah menggunakan kain sarung dirumah, hingga merekapun agak sulit untuk memakai kain sarung, satu-satunya jalan mereka menggunakan kain sarung dengan diikat.

Menurut salah satu guru SD Bina Kasih, dengan adanya peringatan hari kemerdekaan RI maka kita sebagai generasi penerus wajib meningkatkan cinta tanah air. Untuk memeriahkan hari kemerdekaan ini, “Dari pihak sekolah, kita adakan kegiatan berupa upacara bendera dan dilanjutkan dengan kegiatan aneka perlombaan.” (Romy)

Heboh, Pekerja Pemugaran Candi Kembali Menemukan Arca

MUARO JAMBI – Secara tidak sengaja para pekerja pemugaran di Candi Kedaton, pagi tadi (16/8) kembali menemukan sebuah Arca (Makara) di menapo kompleks Candi Kedaton. arca tersebut ditemukan dalam posisi miring ke kiri diantara tumpukan bebatuan menapo.
Proses penggalian dilakukan secara manual oleh para penggali. penggalian terus di dampingi oleh ahli arkeolog dari BP3 Provinsi Jambi.

Jarak makara kedua tersebut ditemukan tepatnya berada dibelakang makara pertama ditemukan. dalam posisi miring kekiri.

Dengan ditemukan makara kedua ini, para pekerja yakin masih ada makara lain sekitar sini yang belum mereka temukan. Bentuk makara kedua tersebut beda dengan makara pertama, makara pertama bentuk ular, sedangkan yang kedua berbentuk monyet. (rom)
Heboh, Pekerja Pemugaran Candi Kembali Menemukan Arca
MUARO JAMBI – Secara tidak sengaja para pekerja pemugaran di Candi Kedaton, pagi tadi (16/8) kembali menemukan sebuah Arca (Makara) di menapo kompleks Candi Kedaton. arca tersebut ditemukan dalam posisi miring ke kiri diantara tumpukan bebatuan menapo.

Proses penggalian dilakukan secara manual oleh para penggali. penggalian terus di dampingi oleh ahli arkeolog dari BP3 Provinsi Jambi.

Jarak makara kedua tersebut ditemukan tepatnya berada dibelakang makara pertama ditemukan. dalam posisi miring kekiri.

Dengan ditemukan makara kedua ini, para pekerja yakin masih ada makara lain sekitar sini yang belum mereka temukan. Bentuk makara kedua tersebut beda dengan makara pertama, makara pertama bentuk ular, sedangkan yang kedua berbentuk monyet. (Romy)

15 Agu 2011

Ditemukan Tulisan Kuno di Bagian Makara

JAMBI, TRIBUNJAMBI.COM - Setelah menemukan dua makara, struktur tangga batu andesit, kemarin para pekerja pemugaran Candi Kedaton di kompleks Candi Muaro Jambi menemukan tulisan atau prasasti di bagian makara.
Wijianto, arkeolog yang mendampingi pemugaran Candi Kedaton mengungkapkan bahwa setelah makara betul-betul berhasil dikupas dan dibersihkan, pada tubuh makara berdiri terdapat prasasti ditulis dalam bahasa kuno yang belum bisa dipastikan asal bahasanya.

"Pada makara pertama ada prasasti di dua sisi bagian atasnya. Sementara pada makara satunya lagi disebelah ujung kanan paling bawah," ungkap Wijianto.

Makara pertama yang memiliki dua prasasti masing-masing terdiri dari tiga aksara dan empat aksara. Sementara pada makara satunya lagi terdapat aksara dua baris menyerupai kalimat. "Sampai saat ini belum diketahui itu aksara apa dan maknanya apa?" ucap Wijianto.

Ketua BP3 Jambi, Toni Mambo mengungkapkan, untuk bisa membaca aksara tersebut serta mendapatkan maknanya, maka pihak BP3 akan mengirimkan gambar aksara ke BP3 Pusat. Karena untuk BP3 Jambi diakuinya belum memiliki tenaga ahli yang mampu membaca aksara kuno.

"Nanti akan kita kirimkan ke pusat untuk dapat mengetahui apa bunyi dari prasasti tersebut," ungkap Toni Mambo.
Setelah tiga hari pengupasan akhirnya baru didapatkan ukuran pasti makara yang diketemukan.

Makara sebelah selatan candi kedaton atau bagian kanan memiliki ukuran tinggi, 135 sentimeter, lebar, 65 sentimeter, panjang 135 sentimeter. Adapun jarak makara dengan Candi Induk Kedaton sepanjang 133,50 meter.

Pun dengan bhiksu asal Thailand yang akrab disapa Bante Sujid yang datang khusus melihat makara, tak dapat membaca aksara itu. "Bukan huruf Thai, bukan juga Jawa. Ini sangat kuno, tapi saya tidak tahu," ujarnya usai mengamati aksara tersebut.

http://jambi.tribunnews.com/2011/08/13/ditemukan-tulisan-kuno-di-bagian-makara

14 Agu 2011

Makara Di Candi Kadaton, Ramai Dikunjungi

MUARO JAMBI – Dalam beberapa bulan ini, sejak ditemukan sepasang Arca (makara) di situs kebanggaan masyarakat Jambi mendapatkan kunjungan dari berbagai kalangan masyarakat kota Jambi dan sekitarnya, diantanya Bhikkhu asal Thailand.
Secara tidak sengaja, seorang tim pemugaran di Candi Kedaton menemukan makara (arca) pada Rabu (10/8-2011) silam. Makara tersebut saat ditemukan berada dalam timbunan tanah yang biasa disebut menapo. Kondisi dua makara yang ditemukan relatif utuh dan masih berada pada konteks bangunan yang berupa reruntuhan bata.

Sepasang makara berwujud seperti perpaduan antara ikan dan gajah. Hanya saja terdapat perbedaan pada detil-detil ornament di kedua makara tersebut. Dengan ditemukan makara di Candi Kadaton beberapa waktu lalu, kini Candi Kadaton menjadi pusat perhatian warga kota Jambi dan sekitarnya.

Menurut penuturan satu pengunjung yang telah berniat ke Candi Candi kadaton beberapa waktu lalu, namun pada hari ini (14/8) baru ada waktu ke Candi Kadaton untuk melihat langsung bentuk makara, “Kami sekeluarga sangat penasaran dan ingin melihat secara dekat bentuk makara (arca) yang baru-baru ini ditemukan.”

Selain itu, dirinya mengatakan, bila kompleks situs ini sudah diakui sebagai warisan budaya dunia, maka pembangunan di lokasi ini akan menjadi sangat cepat. "Turis asing di seluruh dunia tentu ingin melihat dan belajar kemari. Sebab, ini bukan hanya peninggalan sejarah tetapi juga warisan dunia yang bisa dipelajari," ujarnya.

Situs Candi Muaro Jambi terletak ditepi sungai Batanghari di Desa Muaro Jambi, Kecamatan Marasebo Kabupaten Muaro Jambi sekitar 40 KM dari Kota Jambi atau 30 KM dari Kota Sengeti. Situs kepurbakalaan Muaro Jambi merupakan tempat peninggalan purbakala terluas di Indonesia, membentang dari barat ke timur 7,5 kilometer di tepian Sungai Batanghari, dengan luas kurang lebih 12 KM persegi.

Secara Geografis Wilayah Muaro Jambi sebagian besar berada di daerah aliran sungai Batanghari. Beberapa abad silam daerah ini sudah dikenal menjadi jalur perdagangan baik antara suku bangsa di nusantara maupun asing seperti China, India, Persia, Arab, Eropa serta negeri-negeri di wilayah Asia Tenggara. Keberadaan situs Muaro Jambi diketahui untuk pertama kalinya dalam literatur barat dari laporan seorang perwira angkatan laut kerajaan Inggris bernama SC. Crooke pada tahun 1883. (romy)

Makara Di Candi Kadaton, Ramai Dikunjungi

MUARO JAMBI – Dalam beberapa bulan ini, sejak ditemukan sepasang Arca (makara) di situs kebanggaan masyarakat Jambi mendapatkan kunjungan dari berbagai kalangan masyarakat kota Jambi dan sekitarnya, diantanya Bhikkhu asal Thailand.
Secara tidak sengaja, seorang tim pemugaran di Candi Kedaton menemukan makara (arca) pada Rabu (10/8-2011) silam. Makara tersebut saat ditemukan berada dalam timbunan tanah yang biasa disebut menapo. Kondisi dua makara yang ditemukan relatif utuh dan masih berada pada konteks bangunan yang berupa reruntuhan bata.

Sepasang makara berwujud seperti perpaduan antara ikan dan gajah. Hanya saja terdapat perbedaan pada detil-detil ornament di kedua makara tersebut. Dengan ditemukan makara di Candi Kadaton beberapa waktu lalu, kini Candi Kadaton menjadi pusat perhatian warga kota Jambi dan sekitarnya.

Menurut penuturan satu pengunjung yang telah berniat ke Candi Candi kadaton beberapa waktu lalu, namun pada hari ini (14/8) baru ada waktu ke Candi Kadaton untuk melihat langsung bentuk makara, “Kami sekeluarga sangat penasaran dan ingin melihat secara dekat bentuk makara (arca) yang baru-baru ini ditemukan.”

Selain itu, dirinya mengatakan, bila kompleks situs ini sudah diakui sebagai warisan budaya dunia, maka pembangunan di lokasi ini akan menjadi sangat cepat. "Turis asing di seluruh dunia tentu ingin melihat dan belajar kemari. Sebab, ini bukan hanya peninggalan sejarah tetapi juga warisan dunia yang bisa dipelajari," ujarnya.

Situs Candi Muaro Jambi terletak ditepi sungai Batanghari di Desa Muaro Jambi, Kecamatan Marasebo Kabupaten Muaro Jambi sekitar 40 KM dari Kota Jambi atau 30 KM dari Kota Sengeti. Situs kepurbakalaan Muaro Jambi merupakan tempat peninggalan purbakala terluas di Indonesia, membentang dari barat ke timur 7,5 kilometer di tepian Sungai Batanghari, dengan luas kurang lebih 12 KM persegi.

Secara Geografis Wilayah Muaro Jambi sebagian besar berada di daerah aliran sungai Batanghari. Beberapa abad silam daerah ini sudah dikenal menjadi jalur perdagangan baik antara suku bangsa di nusantara maupun asing seperti China, India, Persia, Arab, Eropa serta negeri-negeri di wilayah Asia Tenggara. Keberadaan situs Muaro Jambi diketahui untuk pertama kalinya dalam literatur barat dari laporan seorang perwira angkatan laut kerajaan Inggris bernama SC. Crooke pada tahun 1883. (romy)

10 Agu 2011

Tim Ekskavasi Candi Kedaton Temukan Sepasang Arca

MUARO JAMBI - Tim Ekskavasi (Pemugaran) Candi Kedaton di Situs Percandian Muarojambi dikejutkan dengan ditemukannya sepasang Makara atau profil bangunan mirip Arca.

Sepasang Arca ini ditemukan saat pihak Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jambi bersama timnya yang sedang melaksanakan pengupasan struktur bangunan bata yang selama ini telah dipenuhi lumpur dan tanaman liar.
Menurut Kepala BP3 Jambi, Winston “Pengupasan dan pemugaran sangat diperlukan sebagai upaya untuk penyelamatan peninggalan sejarah peradaban Buddha sejak Abad VII-XIV.”

Candi Kedaton berjarak sekitar 2 kilometer dari kompleks utama situs Muaro Jambi,
Pengupasan di kompleks ini merupakan proyek ketiga. Sejak tahun 2009, BP3 dua kali memugar bangunan induk.

Seluruh rangkaian pengerjaan di kompleks Kedaton ditargetkan selesai empat tahun ke depan.

Struktur bangunan yang berada di sisi utara Candi Kedaton itu diduga merupakan gapura bangunan induk. Ketika pengupasan berlangsung, secara tidak sengaja tim menemukan sebuah benda mirip Arca dari batu sungai (andesit) pada sisi kanan gapura. Setelah pengupasan terus dilakukan hingga memakan hampir 2 jam, baru diketahui benda setinggi 1 meter itu adalah Makara yaitu profil mirip Arca yang lazim dibangun pada gapura.

Meski telah tertimbun tanah selama ratusan tahun, kondisi Makara masih utuh, berukuran tinggi satu meter dan dilengkapi dengan berbagai ukiran menyerupai kepala ular Cobra.

Temuan sepasang Makara dari batuan andesit ini semakin membuktikan bahwa Situs Candi Muarojambi masih banyak tersimpan benda purbakala bernilai sejarah tinggi, maka tak heran kawasan Percandian Muarojambi kini masuk dalam nominasi salah satu warisan dunia oleh Unesco. (rom-nug)

http://albumjambi.blogspot.com/2011/08/penemuan-dua-arca-di-candi-kadaton.html

http://media-fotografers.blogspot.com/2011/08/penemuan-dua-arca-di-candi-kadaton.html

9 Agu 2011

Penertiban PMKS Terus Berlangsung

JAMBI - Penertiban terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Pemuda Urakan Namun Kreaktif (PUNK) menjelang bulan suci Ramadhan 1432/ Hijriah, terus dilakukan Dinas Sosial Tenaga Kerja (Dinsostek) Kota Jambi, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Bina Mitra Poltabes Jambi.
Sehari sebelumnya petugas gabungan menggelar operasi penertiban gelandangan atau pengemis (gepeng), dan anak jalanan (anjal), serta pemuda urakan namun kreaktif (PUNK), Senin pagi (8/8).

Dalam operasi kemarin 12 PMKS telah ditertibkan dan dibawa ke Kantor Dinsostek Kota Jambi. PMKS yang ditertibkan itu adalah gelandangan delapan orang, pengemis empat orang, anak punk sebanyak enam orang.

Sepertinya sepak terjang gepeng, anjal dan anak punk tidak henti-hentinya beroperasi, terbukti tim gabungan tadi sore (9/8), kembali gelar razia, mereka yang terjaring sehari sebelumnya, kembali terjaring dibeberapa lokasi, seperti di pasar beduk kawasan Mayang Sari, sedangkan anak punk mereka digaruk di kawasan Mayang Sari (gang Golden Kid).

Enam anjal yang diamankan petugas saat sedang minta-minta di pasar beduk, selainnya diamankan di persimpangan BI Telanaipura, dan Traffig Light Simpang Pulai. Bahkan petugas memergoki seorang anjal yang sedang teler akibat menghirup lem aika aibon dibawah jembatan sungai marem.

Menurut Kepala Dinsostek Kota Jambi, Kaspul, operasi ini menindaklanjuti laporan masyarakat yang masuk ke kantornya. Menurutnya, “Masyarakat banyak mengeluhkan keberadaan gepeng, anjal dan anak punk yang dinilai merusak keindahan dan ketertiban kota”. (rom-nug)

Idul Fitri 1432/H

8 Agu 2011

Anjal Berontak Saat Rambutnya Mau Digunduli

JAMBI - Karena banyaknya keluhan warga tentang maraknya pengemis saat bulan puasa ini, Dinsosnaker Kota Jambi dan petugas Satpol PP Kota Jambi pun melakukan razia anak jalanan, gelandangan, dan pengemis di sejumlah tempat keramaian di dalam Kota Jambi.
Hasilnya, petugas berhasil menjaring belasan orang gepeng dan anjal yang nekat melakukan aktifitas meminta-minta di jalanan, meski sudah ada larangan dari pemerintah kota setempat.

Karena tak mau rambutnya yang keren digunduli petugas Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsostek) Kota Jambi, seorang anak jalanan nekat memilih bergelut dengan petugas yang menangkapnya. Petugas terpaksa berlaku kasar dan menggunduli rambutnya, karena dinilai tidak rapi sehingga dapat menakuti para pengguna jalan.

Meski anjal tersebut melawan, namun akhirnya petugas berhasil menguasai keadaan dan menggunduli rambut anak jalanan tersebut hingga plontos dan terlihat rapi. Setelah dicukur, anak-anak jalanan kemudian disuruh mandi dan diberi pakaian yang layak oleh petugas Dinsostek kota Jambi.

Dari data dinas sosial, sedikitnya 6 orang anak jalanan dan 10 pengemis berhasil terjaring, razia gepeng yang dilakukan petugas Dinsostek Kota Jambi dan petugas Satpol PP Kota Jambi di sejumlah tempat keramaian.

Selain itu, dari tangan anak jalanan ini, petugas menyita sejumlah barang bawaan mereka seperti gelang, anting, tali pinggang berkepala besi, gitar dan dua keping dvd porno.

Bagi mereka yang tertangkap adalah pendatang, setelah di data nanti, mereka rencananya akan dikembalikan ke daerah asal masing-masing. (Rom)

6 Agu 2011

Senam Kesehatan Thai Ji

JAMBI – Thai Ji merupakan sebuah kesenian bela diri yang berasal dari Tiongkok (China), yang mana lambat laun kesenian tersebut mengalami perobahan atau dimodifikasikan menjadi sebuah Senam Kesehatan, kini di Jambi telah memiliki beberapa perkumpulan Senam Jantung Thai Ji.

Diantaranya perkumpulan senam kesehatan jantung Thai Ji, yaitu di Klenteng Siu San Teng (kampung Manggis), perkumpulan Aneka Kesejahteraan (ANKE) di jalan Untung Suropati (puncak), perkumpulan senam Thai Ji Hakka yang berada di Jalan Kol. M. Taher (Talangbanjar).
Saat ini senam kesehatan jantung Thai Ji, tidak saja diikuti masyarakat dari kalangan Tionghoa saja, namun kini diikuti berbagai lapisan masyarakat umum maupun dari unsur agama.

Seperti kata Linda Kho, ketua perkumpulan senam pagi Siu San Teng, “bahwa kini memiliki anggota senam, lebih dari 80 orang, terdiri dari berbagai unsur masyarakat maupun usia.” Sedangkan jadwal senam di halaman klenteng Siu San Teng Jambi setiap hari Sabtu jam 05.30 sedangkan dihalaman Tri Lomba Juang (Koni) setiap hari Minggu, jam 06.00.

Sejarah Thai Ji yang dikenal dengan sebutan Thai Chi Chuan atau Taijiquan dalam Bahasa Tionghoa Romawi, Thai Chi Chuan (Thai Chi) merupakan sebuan kesenian yang sangat menakjubkan khususnya dalam Tiongkok klasik, yang telah diakui oleh pratisi Thai Chi Chuan di sepanjang zaman.

Tai Chi Chuan merupakan seni menguji waktu yang melatih tubuh aliran energi dan pikiran dan dapat digunakan untuk kesehatan, panjang umur, pertahanan diri, kesegaran mental dan perkembangan spiritual, tanpa memandang ras, kebudayaan atau agama. Seni ini dideskripsikan sebagai puisi dalam gerak dan secara keliru sebagai bertinju dengan bayangan dalam gerak lambat mengungkapkan kurangnya pemahaman akan kedalaman dan dimensi seni itu.

Seperti yang diperlihatkan judulnya, menjelaskan secara lengkap mengenai Tai Chi Chuan dari yang paling mendasar hingga paling maju. Ini memberikan sesuatu yang berharga bagi siapa saja yang tertarik dengan seni tersebut. Inilah tujuan Tai Chi Chuan, termasuk pencapaian rahmat dan keseimbangan, peningkatan fisik dan keseimbangan emosional serta perkembangan tenaga internal atau aliran energi dari sinilah Tai Chi Chuan dikenal namun tidak terlalu dipahami.

Berbagai tujuan ini menunjukkan bagaimana cara menerapkan Tai Chi Chuan untuk keperluan perang, khususnya bagaimana menggunakan kekuatan musuh untuk melawan diri mereka sendiri dan membandingkan bermacam gaya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda. Hal inijuga membantu anda memahami bagaimana master terdahulu menerapkan Tai Chi Chuan untuk pengolahan spiritual.

Namun meski cakupannya sering terasa sangat dalam dan luas, pengetahuan Tai Chi Chuan tidak bisa diprioritaskan satu persatu. Jika anda ingin menikmati keuntungan yang menakjubkan, anda harus berlatih dengan benar dan konsisten, tidak ada bacaan yang dapat membuat anda menjadi praktisi Tai Chi Chuan yang kompeten.

Disini juga tersedia informasi yang berharga, dipilih dari kumpulan kebijaksanaan master terbesar Tai Chi Chuan. Akan tetapi jika anda tidak memprakterkkannya, yang mungkin hanya memberi kesenangan membaca. Anda mungkin dapat membicarakan Tai Chi Chuan dengan teman-teman anda dan bahkan menawarkan nasihat baik untuk para praktisi tetapi anda sendiri tidak mungkin mendapatkan bentuk kesehatan yang memancar, kegesitan yang anggun dan kejernihan mental. (Romy)

Perenang Sungai Batanghari Jambi

JAMBI – Renang, merupakan salah satu cabang olahraga, pada umumnya perenang hanya di kolam-kolam renang, lantas bagaimana jika berenang di alam bebas, seperti di sungai terpanjang di pulau Sumatera merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi setiap orang, pasalnya tidak semua orang mampu berenang dari Ancol (WTC) menuju seberang kota pulang pergi.
Apa lagi Sungai Batanghari panjangnya mencapai 3.222 Kilometer yang berhulu di Sumatera Barat dan hilir di muara pantai timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) Provinsi Jambi.

Namun lain bagi perkumpulan perenang Batanghari, bagi mereka renang dari WTC menuju seberang kota sudak makanan sehari-hari buat mereka, kelompok ini secara rutin berenang di sungai Batanghari Jambi yang jaraknya lebih kurang 400 meter, Tiga kali dalam seminggu, kelompok perenang berkumpul di pelabuhan pasir, lalu mereka mengunakan sampan/ ketek (bahasa daerah setempat) menyusuri sungai dari pelabuhan pasir menuju tepi kawasan Ancol Jambi, dari tepi Ancol, kegiatan berenang menyebrangi sungai Batanghari dimulai.

“Berenang di sungai Batanghari merupakan sebuah tantangan tersendiri,” imbuh ketua kelompok renang Batanghari,”Orang yang mampu renang di kolam, belum tentu mampu renang di alam bebas seperti ini.”

Perenang paling tua adalah Shu Ran (Candra), kini telah berusia 72 tahun, namun fisiknya tidaklah tidak kalah dengan yang remaja. Tubuhnya masih terlihat kekar dan nafasnya sebanding dengan nafas kuda.

Kondisi fisik Shu Ran cukup kuat utuk berenang selama 30 hingga 45 menit di Sungai Batanghari. Bersama Shu Ran, turut pula Ahong (64) dan Ameng (55) yang juga mampu berenang menyeberangi Sungai Batanghari. Perenang termuda pada kelompok tersebut adalah Young Sen (21). Mahasiswa ini mengaku mulai berenang menyeberangi Sungai Batanghari sejak usia 18 tahun. "Sekarang ini sudah tahun ketiga," ujarnya.

Bagi anggota yang tidak kuat menyebrangi, mereka langsung naik ke ketek sewaan yang setia mengawal kegiatan mereka. Bagi yang sudah biasa berenang menyebrangi sungai Batanghari, hanya memakan waktu lebih kurang dua puluh menit (seperti saat ini air sungai Batanghari yang sedang naik).

Menurut Candra, kondisi fisiknya adalah hasil dari kegemarannya berenang selama puluhan tahun. Lanjut Shu Ran, dirinya sudah mulai berenang di Sungai Batanghari sejak 1970. "Sudah sekitar 40 tahun saya berenang di sini (Sungai Batanghari)," ujar Candra.(Romy)