JAMBI - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Scot Marciel, Selasa (28/8-2012) pagi mengunjungi Situs Muarojambi yang berlokasi di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, dapat ditempuh sekitar satu jam.
Tampilkan postingan dengan label Muaro Jambi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Muaro Jambi. Tampilkan semua postingan
28 Agu 2012
26 Jun 2012
Bhiksu Rinpoche Naik Sepeda Keliling Candi Muarojambi
JAMBI – Bhiksu Rinpoche segaja terbang dari Singapure ke Jambi untuk melihat peninggalan prasejahra yang terbesar di asia tenggara dan keindahan panorama di Candi Muaro Jambi, Bhiksu Rinpoche sengaja datang ke Jambi bersama beberapa warga Singapure via Bandara Soekarno Hatta Jakarta.
Bhiksu berkebangsaan Tibet ini tertarik untuk mengunjungi situs Muaro Jambi. Terutama karena situs Muaro Jambi telah menjadi perhatian wisatawan luar negeri.
Situs purbakala kebanggaan masyarakat Provinsi Jambi yang terletak di Desa Muaro Jambi, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Candi Muaro Jambi merupakan salah satu peninggalan sejarah karena adanya kaitan antara keberadaan situs dengan penyebaran ajaran Buddha yang cukup terkenal bahkan terbesar di asia tenggara. Untuk itu, Bhiksu Rimpoche mengaku sangat tertarik untuk melihat dari keindahan panaroma candi dari dekat, maka mereka sengaja datang ke Jambi melalui Singapura (25/6).
Kunjungan Rinpeche ke candi didampingi salah seorang tokoh masyarakat yang peduli candi Muara Jambi, beliau juga banyak mengeluarkan dana untuk memperkenalkan candi di tingkat dunia tanpa pamrih.
Untuk mengitari candi Muaro Jambi satu persatu, Rinpoche mengunakan sepeda yang disewakan warga setempat mulai dari pukul 09.30 hingga pukul 14.00 wib, tidak ketinggalan mengabadikan candi dengan kamera handphone.
Sebelum keliling candi Candi Gumpung, Candi Tinggi Astano, dan Kembar Batu, Rinpoche melakukan pelepasan burung ke alam bebas di candi Kadaton, selanjutnya Rinpoche keliling arca yang ditemukan oleh para pekerja beberapa waktu lalu. (Romy)
15 Agu 2011
Ditemukan Tulisan Kuno di Bagian Makara

Wijianto, arkeolog yang mendampingi pemugaran Candi Kedaton mengungkapkan bahwa setelah makara betul-betul berhasil dikupas dan dibersihkan, pada tubuh makara berdiri terdapat prasasti ditulis dalam bahasa kuno yang belum bisa dipastikan asal bahasanya.
"Pada makara pertama ada prasasti di dua sisi bagian atasnya. Sementara pada makara satunya lagi disebelah ujung kanan paling bawah," ungkap Wijianto.
Makara pertama yang memiliki dua prasasti masing-masing terdiri dari tiga aksara dan empat aksara. Sementara pada makara satunya lagi terdapat aksara dua baris menyerupai kalimat. "Sampai saat ini belum diketahui itu aksara apa dan maknanya apa?" ucap Wijianto.
Ketua BP3 Jambi, Toni Mambo mengungkapkan, untuk bisa membaca aksara tersebut serta mendapatkan maknanya, maka pihak BP3 akan mengirimkan gambar aksara ke BP3 Pusat. Karena untuk BP3 Jambi diakuinya belum memiliki tenaga ahli yang mampu membaca aksara kuno.
"Nanti akan kita kirimkan ke pusat untuk dapat mengetahui apa bunyi dari prasasti tersebut," ungkap Toni Mambo.
Setelah tiga hari pengupasan akhirnya baru didapatkan ukuran pasti makara yang diketemukan.
Makara sebelah selatan candi kedaton atau bagian kanan memiliki ukuran tinggi, 135 sentimeter, lebar, 65 sentimeter, panjang 135 sentimeter. Adapun jarak makara dengan Candi Induk Kedaton sepanjang 133,50 meter.
Pun dengan bhiksu asal Thailand yang akrab disapa Bante Sujid yang datang khusus melihat makara, tak dapat membaca aksara itu. "Bukan huruf Thai, bukan juga Jawa. Ini sangat kuno, tapi saya tidak tahu," ujarnya usai mengamati aksara tersebut.
http://jambi.tribunnews.com/2011/08/13/ditemukan-tulisan-kuno-di-bagian-makara
"Pada makara pertama ada prasasti di dua sisi bagian atasnya. Sementara pada makara satunya lagi disebelah ujung kanan paling bawah," ungkap Wijianto.
Makara pertama yang memiliki dua prasasti masing-masing terdiri dari tiga aksara dan empat aksara. Sementara pada makara satunya lagi terdapat aksara dua baris menyerupai kalimat. "Sampai saat ini belum diketahui itu aksara apa dan maknanya apa?" ucap Wijianto.
Ketua BP3 Jambi, Toni Mambo mengungkapkan, untuk bisa membaca aksara tersebut serta mendapatkan maknanya, maka pihak BP3 akan mengirimkan gambar aksara ke BP3 Pusat. Karena untuk BP3 Jambi diakuinya belum memiliki tenaga ahli yang mampu membaca aksara kuno.
"Nanti akan kita kirimkan ke pusat untuk dapat mengetahui apa bunyi dari prasasti tersebut," ungkap Toni Mambo.
Setelah tiga hari pengupasan akhirnya baru didapatkan ukuran pasti makara yang diketemukan.
Makara sebelah selatan candi kedaton atau bagian kanan memiliki ukuran tinggi, 135 sentimeter, lebar, 65 sentimeter, panjang 135 sentimeter. Adapun jarak makara dengan Candi Induk Kedaton sepanjang 133,50 meter.
Pun dengan bhiksu asal Thailand yang akrab disapa Bante Sujid yang datang khusus melihat makara, tak dapat membaca aksara itu. "Bukan huruf Thai, bukan juga Jawa. Ini sangat kuno, tapi saya tidak tahu," ujarnya usai mengamati aksara tersebut.
http://jambi.tribunnews.com/2011/08/13/ditemukan-tulisan-kuno-di-bagian-makara
26 Feb 2011
Tim Temukan Motif Ikan di Bata

Selama penggalian, tim menemukan sesuatu yang baru, yaitu motif ikan dan lingkaran pada bata dalam struktur bangunan. Keduanya masih berada dalam satu kotak galian dan hanya berselisih satu buah bata. Kotak tempat penemuan itu berada di sebelah utara Candi Kedaton.
Menurut ketua tim ekskavasi, Retno Purwanti, temuan motif ikan ini merupakan yang pertama di Jambi. Sebelumnya pernah ditemukan goresan pada batu bata, namun yang berbentuk motif ikan baru pertama kali.
Motif ikan ini, kata Retno, pernah juga ditemukan di Situs Bumiayu, Sumatera Selatan. "Tapi yang di Bumiayu ditemukan pada reruntuhan, jadi penemuan yang masih pada tempatnya ya di Jambi ini," jelasnya.
Retno mengatakan, bahwa goresan pada bata berbentuk ikan dan lingkaran berkaitan erat dengan ritual keagamaan. Kemungkinan tempat itu untuk meditasi atau tempat persiapan ritual.
Selain bata bermotif, tim juga menemukan fragmen jari arca. Fragmen ini ditemukan di kotak yang berada di sebelah barat candi Kedaton. Potongan jari arca tersebut berbentuk ibu jari, namun memiliki ukuran lebih besar dari ibu jari manusia dewasa. Panjangnya sekitar 10 centimeter.
Jika melihat ukuran potongan jari itu, dapat diperkirakan bahwa arcanya berukuran lebih besar dari ukuran manusia. Namun, sampai sekarang arca yang dimaksud belum berhasil ditemukan. "Bisa jadi stupa, namun untuk mengambil kesimpulan itu butuh penelitian lebih lanjut," kata Retno.
Tempat ditemukannya fragmen itu berada pada struktur bangunan yang diperkirakan adalah Candi Perwara yang mengapit candi utama. Dari penggalian yang dilakukan, Retno menduga bahwa struktur bangunan itu adalah candi apit seperti yang biasa terdapat di candi-candi di Jawa.
"Ada dua bangunan yang letaknya berada di samping candi utama, jadi kemungkinan ini adalah candi apit," katanya.
Penggalian atau dalam istilah arkeologi dikenal dengan ekskavasi merupakan bagian dari penelitian arkeologi. Kegiatan ini, kata Retno, akan berlangsung selama sepuluh hari dan telah dimulai sejak Sabtu (19/2). Sampai saat ini sudah 19 kotak yang dibuka dengan ukuran bervariasi antara 2x2 meter hinga 2x4 meter.
"Penggalian ini adalah program dari Balai Arkeologi Palembang bekerja sama dengan BP3 Jambi," ucapnya pada Tribun. Ekskavasi dilakukan untuk meneliti fungsi halaman candi Kedaton. "Candi Kedaton memiliki 11 halaman yang mengelilingi candi utama," katanya.
Dari kesimpulan sementara, ucap Retno, halaman Candi Kedaton digunakan sebagai tempat berlangsungnya upacara. "Halaman candi digunakan untuk ritual keagamaan, baik meditasi maupun upacara," ucapnya. (kurnia prastowo adi)
http://jambi.tribunnews.com/2011/02/26/tim-temukan-motif-ikan-di-bata
Menurut ketua tim ekskavasi, Retno Purwanti, temuan motif ikan ini merupakan yang pertama di Jambi. Sebelumnya pernah ditemukan goresan pada batu bata, namun yang berbentuk motif ikan baru pertama kali.
Motif ikan ini, kata Retno, pernah juga ditemukan di Situs Bumiayu, Sumatera Selatan. "Tapi yang di Bumiayu ditemukan pada reruntuhan, jadi penemuan yang masih pada tempatnya ya di Jambi ini," jelasnya.
Retno mengatakan, bahwa goresan pada bata berbentuk ikan dan lingkaran berkaitan erat dengan ritual keagamaan. Kemungkinan tempat itu untuk meditasi atau tempat persiapan ritual.
Selain bata bermotif, tim juga menemukan fragmen jari arca. Fragmen ini ditemukan di kotak yang berada di sebelah barat candi Kedaton. Potongan jari arca tersebut berbentuk ibu jari, namun memiliki ukuran lebih besar dari ibu jari manusia dewasa. Panjangnya sekitar 10 centimeter.
Jika melihat ukuran potongan jari itu, dapat diperkirakan bahwa arcanya berukuran lebih besar dari ukuran manusia. Namun, sampai sekarang arca yang dimaksud belum berhasil ditemukan. "Bisa jadi stupa, namun untuk mengambil kesimpulan itu butuh penelitian lebih lanjut," kata Retno.
Tempat ditemukannya fragmen itu berada pada struktur bangunan yang diperkirakan adalah Candi Perwara yang mengapit candi utama. Dari penggalian yang dilakukan, Retno menduga bahwa struktur bangunan itu adalah candi apit seperti yang biasa terdapat di candi-candi di Jawa.
"Ada dua bangunan yang letaknya berada di samping candi utama, jadi kemungkinan ini adalah candi apit," katanya.
Penggalian atau dalam istilah arkeologi dikenal dengan ekskavasi merupakan bagian dari penelitian arkeologi. Kegiatan ini, kata Retno, akan berlangsung selama sepuluh hari dan telah dimulai sejak Sabtu (19/2). Sampai saat ini sudah 19 kotak yang dibuka dengan ukuran bervariasi antara 2x2 meter hinga 2x4 meter.
"Penggalian ini adalah program dari Balai Arkeologi Palembang bekerja sama dengan BP3 Jambi," ucapnya pada Tribun. Ekskavasi dilakukan untuk meneliti fungsi halaman candi Kedaton. "Candi Kedaton memiliki 11 halaman yang mengelilingi candi utama," katanya.
Dari kesimpulan sementara, ucap Retno, halaman Candi Kedaton digunakan sebagai tempat berlangsungnya upacara. "Halaman candi digunakan untuk ritual keagamaan, baik meditasi maupun upacara," ucapnya. (kurnia prastowo adi)
http://jambi.tribunnews.com/2011/02/26/tim-temukan-motif-ikan-di-bata
Langganan:
Postingan (Atom)