Selama penggalian, tim menemukan sesuatu yang baru, yaitu motif ikan dan lingkaran pada bata dalam struktur bangunan. Keduanya masih berada dalam satu kotak galian dan hanya berselisih satu buah bata. Kotak tempat penemuan itu berada di sebelah utara Candi Kedaton.
Menurut ketua tim ekskavasi, Retno Purwanti, temuan motif ikan ini merupakan yang pertama di Jambi. Sebelumnya pernah ditemukan goresan pada batu bata, namun yang berbentuk motif ikan baru pertama kali.
Motif ikan ini, kata Retno, pernah juga ditemukan di Situs Bumiayu, Sumatera Selatan. "Tapi yang di Bumiayu ditemukan pada reruntuhan, jadi penemuan yang masih pada tempatnya ya di Jambi ini," jelasnya.
Retno mengatakan, bahwa goresan pada bata berbentuk ikan dan lingkaran berkaitan erat dengan ritual keagamaan. Kemungkinan tempat itu untuk meditasi atau tempat persiapan ritual.
Selain bata bermotif, tim juga menemukan fragmen jari arca. Fragmen ini ditemukan di kotak yang berada di sebelah barat candi Kedaton. Potongan jari arca tersebut berbentuk ibu jari, namun memiliki ukuran lebih besar dari ibu jari manusia dewasa. Panjangnya sekitar 10 centimeter.
Jika melihat ukuran potongan jari itu, dapat diperkirakan bahwa arcanya berukuran lebih besar dari ukuran manusia. Namun, sampai sekarang arca yang dimaksud belum berhasil ditemukan. "Bisa jadi stupa, namun untuk mengambil kesimpulan itu butuh penelitian lebih lanjut," kata Retno.
Tempat ditemukannya fragmen itu berada pada struktur bangunan yang diperkirakan adalah Candi Perwara yang mengapit candi utama. Dari penggalian yang dilakukan, Retno menduga bahwa struktur bangunan itu adalah candi apit seperti yang biasa terdapat di candi-candi di Jawa.
"Ada dua bangunan yang letaknya berada di samping candi utama, jadi kemungkinan ini adalah candi apit," katanya.
Penggalian atau dalam istilah arkeologi dikenal dengan ekskavasi merupakan bagian dari penelitian arkeologi. Kegiatan ini, kata Retno, akan berlangsung selama sepuluh hari dan telah dimulai sejak Sabtu (19/2). Sampai saat ini sudah 19 kotak yang dibuka dengan ukuran bervariasi antara 2x2 meter hinga 2x4 meter.
"Penggalian ini adalah program dari Balai Arkeologi Palembang bekerja sama dengan BP3 Jambi," ucapnya pada Tribun. Ekskavasi dilakukan untuk meneliti fungsi halaman candi Kedaton. "Candi Kedaton memiliki 11 halaman yang mengelilingi candi utama," katanya.
Dari kesimpulan sementara, ucap Retno, halaman Candi Kedaton digunakan sebagai tempat berlangsungnya upacara. "Halaman candi digunakan untuk ritual keagamaan, baik meditasi maupun upacara," ucapnya. (kurnia prastowo adi)
http://jambi.tribunnews.com/2011/02/26/tim-temukan-motif-ikan-di-bata
Menurut ketua tim ekskavasi, Retno Purwanti, temuan motif ikan ini merupakan yang pertama di Jambi. Sebelumnya pernah ditemukan goresan pada batu bata, namun yang berbentuk motif ikan baru pertama kali.
Motif ikan ini, kata Retno, pernah juga ditemukan di Situs Bumiayu, Sumatera Selatan. "Tapi yang di Bumiayu ditemukan pada reruntuhan, jadi penemuan yang masih pada tempatnya ya di Jambi ini," jelasnya.
Retno mengatakan, bahwa goresan pada bata berbentuk ikan dan lingkaran berkaitan erat dengan ritual keagamaan. Kemungkinan tempat itu untuk meditasi atau tempat persiapan ritual.
Selain bata bermotif, tim juga menemukan fragmen jari arca. Fragmen ini ditemukan di kotak yang berada di sebelah barat candi Kedaton. Potongan jari arca tersebut berbentuk ibu jari, namun memiliki ukuran lebih besar dari ibu jari manusia dewasa. Panjangnya sekitar 10 centimeter.
Jika melihat ukuran potongan jari itu, dapat diperkirakan bahwa arcanya berukuran lebih besar dari ukuran manusia. Namun, sampai sekarang arca yang dimaksud belum berhasil ditemukan. "Bisa jadi stupa, namun untuk mengambil kesimpulan itu butuh penelitian lebih lanjut," kata Retno.
Tempat ditemukannya fragmen itu berada pada struktur bangunan yang diperkirakan adalah Candi Perwara yang mengapit candi utama. Dari penggalian yang dilakukan, Retno menduga bahwa struktur bangunan itu adalah candi apit seperti yang biasa terdapat di candi-candi di Jawa.
"Ada dua bangunan yang letaknya berada di samping candi utama, jadi kemungkinan ini adalah candi apit," katanya.
Penggalian atau dalam istilah arkeologi dikenal dengan ekskavasi merupakan bagian dari penelitian arkeologi. Kegiatan ini, kata Retno, akan berlangsung selama sepuluh hari dan telah dimulai sejak Sabtu (19/2). Sampai saat ini sudah 19 kotak yang dibuka dengan ukuran bervariasi antara 2x2 meter hinga 2x4 meter.
"Penggalian ini adalah program dari Balai Arkeologi Palembang bekerja sama dengan BP3 Jambi," ucapnya pada Tribun. Ekskavasi dilakukan untuk meneliti fungsi halaman candi Kedaton. "Candi Kedaton memiliki 11 halaman yang mengelilingi candi utama," katanya.
Dari kesimpulan sementara, ucap Retno, halaman Candi Kedaton digunakan sebagai tempat berlangsungnya upacara. "Halaman candi digunakan untuk ritual keagamaan, baik meditasi maupun upacara," ucapnya. (kurnia prastowo adi)
http://jambi.tribunnews.com/2011/02/26/tim-temukan-motif-ikan-di-bata