29 Jul 2010

"Referendum" di Bogor Tolak Elpiji

Liputan6.com, Bogor: Pemungutan suara untuk memilih bahan bakar elpiji atau minyak tanah digelar warga warga Bogor, Jawa Barat, Rabu (28/7). Warga Malang Nengah, Kabupaten Bogor pun datang berbondong-bondong ke tempat pemungutan suara sambil membawa kupon untuk ditukar surat suara yang bergambar tabung gas dengan kompor minyak tanah.

Lebih dari 320 warga ikut memilih. Hasilnya sudah bisa ditebak, sebagian besar warga memilih memakai minyak tanah dan hanya sembilan orang yang memilih elpiji. Tak heran kalau warga menolak elpiji. Warga takut karena hampir setiap hari terjadi ledakan tabung elpiji di berbagai daerah di Tanah Air yang menyebabkan kerugian harta benda, bahkan korban jiwa.

Kegiatan ini diakhiri dengan diceburkannya tokoh yang berlambang tabung gas ke sungai. Tidak hanya itu, warga juga beramai-ramai membuang tabung tiga kilogram sebagai bentuk kekecewaan akibat seringnya terjadi ledakan elpiji.(ADO)

http://www.liputan6.tv/main/read/5/l1031775/0

27 Jul 2010

Mahasiswa Korban Tabrak Lari Tuntut Keadilan

JAMBI – Heboh beredarnya video tabra lari yang dilakukan sebuah mobil Patroli Polisi terhadap seorang mahasiswa asal Jambi di situs jejaring sosial (Twiter) membuat korban tabrak lari angkat bicara. “Korban dalam video itu, memang diri saya, peristiwa tersebut telah terjadi dua tahun silam.” Ujar Apriyanto, yang diamini beberapa rekannya yang sempat ditangkap Polisi.

Selain membenarkan peristiwa yang dialaminya dua tahun silam, korban juga sampai saat ini belum mendapatkan keadilan. Jangankan keadilan yang didapatinya, permintaan maafpun tak terucap dari instansi kepolisian. Akibat tabrak lari tersebut, kini korban megalami cacat seumur hidup, karena kaki kanannya bengkok akibat benturan bemper mobil patroli Polisi.

Di markas Aliansi Kota, Apriyanto, Mahasiswa IAIN Sultan Thaha jurusan Jinayah Syasah semester delapan menghabiskan waktu bersama teman-teman seperjuangannya.

Masih lekat dalam ingatan Apriyanto dua tahun lalu, saat sebuah mobil patroli Polisi bernomor lambung 3024, menabrak dirinya hingga terpental sejauh empat meter dan membuat dirinya tidak sadarkan diri. Waktu itu tepatnya tanggal 24 Juni 2008, dimana Apriyanto bersama lima puluh mahasiswa Jambi yang tergabung dalam Serikat Aksi Pemuda Untuk Demokrasi (SARAPUD) dan ribuan mahasiswa lainnya di Jakarta menuntut Pemerintah menurunkan harga BBM di depan gedung DPR RI.

Setelah menabrak korban, mobil patroli itu pun melarikan diri, Sementara orang-orang di pinggir jalan melempari mobil patroli dengan batu.

Akibat kejadian itu, korban harus dilarikan kerumah sakit, lantaran korban menderita luka cukup serius dibagian kepala, punggung dan kaku.

Bahkan kini Apriyanto , kini korban megalami cacat seumur hidup, karena kaki kanannya bengkok akibat benturan bemper mobil patroli Polisi.

Sore ini rencana Apriyanto, akan berangkat ke Jakarta untuk menemui Komnas HAM agar bisa mendapatkan perlindungan hukum. (rom, nug, rio)

26 Jul 2010

Kronologis Peristiwa

Hari Rabu, Tanggal 13 Oktober 2009
Perusahaan WKS (kepala Security pak Sandi), anggota polres Tebo, petugas TNBT dan anggota dinas kehutanan Tebo (pak Agus) menggusur 4 pondok diladang dan 1 warung  pemilik warga pemayungan di pinggir jalan koridor jembatan batang sumai milik Bapak Abaki , Bapak M Amri HS, Sumadi dengan menggunakan mobil strada, Petugas merusak kebun karet warga masyarakat desa pemayung  Anggota datang dengan mobil strada (tidak jelas pemiliknya)

Hari Kamis, Tanggal  14 oktober 2009 (ada rekaman video)
Mobil yang  menggusur dicegat masyarakat untuk dmintai keterangan, kemudian masyarakat meminta surat perintah penggusuran dan peta konsesi perusahaan. Namun tidak satupun dipenuhi oleh pihak perusahaan. Atas dasar tidak dipenuhinya permintaan tersebut masyarakat meminta diadakan pertemuan keesokan paginya di Desa pemayungan pada instansi pemerintah dan pihak perusahaan yang sudah menggususr pondok warga tersebut. Kemudian disepakatilah pertemuan pada pukul 10.00 pagi (surat kesepakatan pertemuan terlampir)
Hari Jum’at Tanggal 15 oktober 2009.

Merasa tidak dihargai dan dibohongi oleh Keempat instansi pemerintah dan pihak perusahaan karena tidak hadir pada jadwal yang telah disepakati bersama, maka emosi masyarakat tersulut dengan dibakarnya pos Security milik WKS di jalan koridor dekat simpang SP 7. Pada sore harinya Pak camat, polsek, kanit reskrim  datang ke TKP , yang berembuk dengan beberapa pemuka masyarakat (Kades, ketua BPD Ketua LPM, Kaur Pembangunan, RT, Kadus dan beberapa warga lainnya di rumah bapak triono kurang lebih 2 kilometer dari TKP yang kemudian menyepakati untuk rapat di kantor camat pada hari selasa tanggal 19 oktober 2009 untuk menyelesaiakan persoalan masyarakat dengan perusahaan.

Hari selasa tanggal 19 Oktober 2009
Kepala Desa dan pemuka adat jug masyarakat, juga orang rimba (Bujang kabut) hadir dikantor camat untuk rapat menindak lanuti pertemuan tanggal 15 oktober, setelah dirembuk di kantor camat ternyata pihak kecamatan melimpahkan persoalan untuk diselesaiakan di kantor dinas kehutanan Kabupaten Tebo.

Orang rimba memutuskan untuk tidak hadir karena pertemuan dialihkan ke Dinas Kehutanan Kabupaten Tebo, Sementara seluruh peseerta rapat dari desa pemayungan datang ke Kantor Dinas kehutanan Tebo.

Pihak perusahaan tidak hadir pada pertemuan tersebut. Masyarakat dan perserta pertemuan hanya mendengarkan nasehat dan penyuluhan masalah kehutanan oleh kepala Dinas Kehutanan Tebo. Bahwa masyarakat dianggap sudah bersalah.

Dalam pertemuan tersebut sama sekali tidak dibicarakan masalah penggusuran yang telah dilakukan.
Masyarakat pulang tanpa membawa keputusan terhadap penyelesaian masalah.

Selanjutnya, selama 8 bulan setelah kejadian tersebut tidak ada konflik masyarakat dengan perusahaan.

Hari minggu, tanggal 11 Juli 2010 jam 11.00
Security Perusahaan (PT. WKS namun dalam koran disebut PT.TMA) datang ke sungai rambutan (dalam koran disebut benglu) dengan mobil patroli membunyikan sirene mendatangi masyarakat yang sedang mengerjakan lahan yang sudah pernah dimusyawarahkan didesa. Daerah sungai rambutan dijadikan masyarakat sebagai lahan pertanian dan perkebunan desa atas dasar tambo sejarah dari zaman belanda (sudah terbakar) atau piagam zaman belanda yang sudah dibuat oleh pemuka mayarakat dalam bentuk peta sketsa (keterangan tentang tambo adat diketahui oleh salah satu warga masyarakat yaitu ibu Taksiah yang sudah berusia 80 tahun). Lampiran peta sketsa dan surat kesepakatan desa tentang kawasan pertanian masyarakat.

Masyarakat membuka lahan di sungai rambutan yang berdekatan dengan pemakaman keramat dan pekuburan umum mayarakat, yaitu di Dusun Lubuk Ingo, Muaro sungai sakiran, jembatan jalan koridor dan dusun tebing tinggi yang menjadi Dasar klaim adat masyarakat di sana karena selain pemakaman keramat dan pekuburan  daerah itu juga merupakan kebun buahan buah buahan peninggalan nenek moyang mereka sejak zaman dahulu.

Security yang terdiri dari 7 orang (Edi Purwanto, Thamrin, Maiman Zebuan, Rajeki Rambe, Edi, Azar, dan sopir yang bernama Rizal). Membagi tugas masing-masing dua orang mendatangi masyarakat yang sedang bekerja mengerjakan lahan. Menayakan atas izin siapa masyarakat telah membuka lahan. Masyarakat yang mendengar suara sirene terkejut dan beramai-ramai mendatangi Security. Security lari dan dikejar masyarakat, masayarakat kemudian menanyai Security dengan pertaanyaan siapa yang telah memerintahkan mereka untuk melakukakan pelarangan. Demi keamanan Security  dibawa ke rumah kepala desa.

Akhirnya masyarakat memuntut pada Security agar bisa menyampaikan kepada pimpinan perusahaan untuk datang ke desa memberi penjelaasn tentang kedatangan Security yang mencegah masyarakat untuk membuka kebun.

Masyarakat meminta agar Security menyampaikan kepada pimpinan perusahaan  agar datang dan menjelaskan persolan tersebut ke masyarakat dengan jaminan satu unit mobil patrroli BM 8464 TA yang dikendarai Security dalam bentuk surat pernyataan yang ditandatangani oleh Edy Purwanto seksi AIP PT WKS tanpa paksaan.
Security diantar oleh masyarakat dengan menggunakan mobil salah satu  anggota masyarakat ke jalan koridor.

Hari kamis, tanggal 15 Juli 2010 jam 14.00
Kepala kepolisian Resort Tebo bersama pasukannya, 9 unit mobil tipe kijang, pick-up, patroli dan PS yang mengangkut tentara dan anggota kepolisian + 200 personil, dengan bersenjata api lengkap datang ke desa hanya untuk mengambil mobil jaminan perjanjian pertemuan masyarakat Desa Pemayungan dengan pihak perusahaan PT WKS/TMA (surat jaminan dari perusahan PT WKS terlampir). Sementara pihak perusahaan sebagaiamana yang dijanjikan akan hadir mengingkari perjanjian. Masyarakat terutama perempuan dan anak-anak tertekan dengan suasana teror militeristis yang dibangun aparat, sehingga tidak membantu menyelesaikan masalah, melainkan justru menjejali masyarakat dengan pasal- pasal pemidanaan.

Ada satu orang ibu yang bernama Emilia yang pingsan saat kejadian. Menurut keterangan masyarakat ibu Emilia pingsan karena melihat banyaknya mobil-mobil yang berdatangan berisi petugas kepolisian juga TNI. Ibu Emilia pada waktu itu sedang berada diladang dan melihat mobil yang berderet masuk ke desa. Ibu Emilia khawatit terjadi sesuatu terhadap anak dan suaminya di desa.

Selain itu pada saat kejadian datangnya polisi dan tentara adalah waktu anak-anak sekolah agama di madrasah. Anak-anak ketika itu sedang belajar, sebagian ketakutan dan ada yang menangis, akhirnya oleh gurunya mereka disuruh pulang. Kejadian ini membuat ciut hati masyarakat, niat untuk berunding berakhir dengan kecemasan psikologis kedatangan aparat. Suasana mencekam tenggorokan untuk mengucapkan kata-kata. Masyarakat semua terdiam dan tidak bisa bicara apa-apa selain menyaksikan kedatangan polisi dan tentara dengan rasa tidak bedaya.

Hanya ada satu orang yang berani bertanya saat detik-detik terakhir sebelum semua pasukan aparat polisi dan militer itu pergi dari desa dengan membawa paksa mobil yang dijadikan jaminan masyarakat untuk berunding dengan pihak perusahaan, namanya pak Amri yang kemudian menanyakan pada pasukan polisi yang paling terakhir tinggal.

Mengapa pihak perusahaan tidak datang padahal hari itu padahal jadwal bertemu sudah dijanjikan tanya pak amri mantan ketua adat Desa Pemayungan. Kami orang desa menurutnya tidak menyandera sekuriti PT WKS apalagi melakukan kekerasan pada mereka. Skuriti itu menurutnya waktu berada tidak disiksa justru mereka diberi minum saat diamankan di rumah kades bahkan untuk yang terluka karena keributan dibawa ke bidan untuk diobati lukanya.

Namun pertanyaan itu dijawab dengan pihak kepolisian dengan  menggunakan landasan kewengan mereka. Menurut polisi mereka tidak punya kaitan dalam persoalan antara perusahaan dengan masyarakat. Kedatangan mereka ke desa adalah untuk mengambil mobil kendaraan perusahaan yang sudah ditahan warga.

Menurut polisi perjanjian masyarakat dengan perusahaan untuk bertemu dengan jaminan mobil perusahaan sama sekali tidak sah. Dan masyarakat tidak bisa menjadikan alasan menggunakan surat perjanjian itu sebagai dasar untuk memaksa pihak perusahaan untuk datang berunding di desa.

Hari Sabtu, tanggal 17 Juli 2010
Pak Abaki mertua Bapak Kepala Desa Pemayungan, ditangkap ketika mengantarkan cucunya berobat ke transmigrasi rimbo Bujang. Pak abaki ditangkap dengan tuduhan kasus pembakaran yang dilakukan  delapan bula yang lalu. padahal menrut keterangan pak Abaki, ia sama sekali tidak membakar pos perusahaan namun pada saat pembakaran itu ia mengambil barang-barang yang akan ia selamatkan dari dalam pondok yang terbakar. Ada 6 orang desa yang dipanggil oleh pihak polres tebo dengan tuduhan, pengerusakan, pemukulan dan pembakaran. Yaitu Kepala Desa, LPM, BPD, mantan Kades, Sekdes dan Kepala Adat.

25 LSM Tolak Pembukaan HTI di Jambi

JAMBI - Sebanyak 25 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), baik lokal maupun internasional menolak dengan adanya pembukaan kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI), di lakukan perusahaan Group Sinar Mas, berlokasi di kawasan Desa Pemayungan, Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo, Jambi.

Penolakan ini karena kawasan seluas 460,6 ribu hektare tersebut berada dalam kawasan penyangga Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) dan sebagian merupakan hutan adat milik warga desa setempat, sekaligus sebagai habitat berbagai jenis binatang langka dan dilindungi, seperti Harimau Sumatera, Gajah, Tapir serta ratusan jenis flora dan fauna lainnya.

Sebanyak 25 LSM antara lain, KKI Warung Informasi (Warsi), Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Green Feace Sea, Floura Fauna Internasional, Harimau Kita, FZS, ZSL dan PKHS, bersatu dan bekerja sama untuk melakukan  advokasi mengharapkan pemerintah daerah Provinsi Jambi, pemerintah pusat dan dunia internasional mendukung mereka menentang pembukaan kawasan HTI di daerah tersebut.

"Kita akan melakukan advokasi dan menentang secara tegas pembangunan HTI di kawasan ini, meminta pemerintah mencabut izin yang telah diberikan, karena tidak hanya merugikan warga masyarakat Desa pemayungan dan sekitarnya, tapi juga dunia internasional", kata Rudi Syaf, Manajer Komunikasi Warsi, pada acara jumpa wartawan di kantor Warsi, Senin (26/7).

Menurut Rudi selama PT Lestari Asri Jaya (LAJ), bernaung Barito Pasifik Group diduga melakukan kerjasama operasional dengan Sinar Mas Group, tidak hanya membabi buta membuka lahan kawasan penyangga TNBT, tapi juga dalam aksinya bertindak anarkis terhadap warga masyarakat desa sekitar.

"Buktinya pada beberapa bulan terakhir perusahaan dengan semena-mena menggusur lahan perkebunan karet dan menggusur rumah serta ponduk warga desa. Ironisnya lagi, dengan bentuk provokasi terhadap aparat kemanan dengan cara menangkap warga desa atas dalil telah melakukan pembalakan liar serta delapan orang dinyatakan buron. Akibatnya, warga setempat menjadi cemas dan merasa terintimidasi", ujar Rudi.

Arif Munandar, Direktur Eksekutif Walhi Jambi, menayatakan perusahaan memang sengaja menciptakan jebakan, agar masyarakat berbuat anargis atau dengan istilah strategi licik, dengan harapan atas perbuatan anargis masyarakat itu sebagai alasan supaya aparat penegak hukum bisa bertindak.

"Atas perlakuan ini, maka 25 koalisi LSM telah melaporkan kejadian tersebut ke pihak Komisi Nasional Hak Asasi Manusia", ujarnya.

Sementara Ishak, mantan Kepala Desa Pemayungan, menyatakan pihak LAJ telah memelsukan tandatangannya untuk memperoleh Analisa Mmasalah Dampak Lingkungan. "Saya tidak pernah merasa menandatangani surat tersebut, sehingga membuat saya dibenci warga saya", katanya.

Nauli salah satu lembaha bantuan hukum di Jambi, akan melakukan pendampingan hukum terhadap warga, terutama Ahmad Baihaki bin Sidik, 49 tahun, ditangkap aparat kepolisian Resort Muarotebo, pada 19 Juli ditangkap, karena dituding melakukan pembalakan liar di kawasan hutan yang akan dibula PT LAJ.

"Kita terpanggil untuk melakukan pembelaan, karena tudingan terhadap Baki warga Desa Pemayungan itu tidak berdasar, mengingat yang bersangkutan sedang membersihkan lahan perkebunannya, tapi dituding sedang melakukan pembalakan liar", kata Nauli.

Zoe Cullen, Koordinator perlindungan Harimau Sumatera dari Flora Fauna Internasional, menyebutkan apa yang dilakukan perusahaan dan pemerintah daerah tidak sejalan dengan kebijakan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, secara tegas untuk melestarikan Harimau Sumatera yang masih tersisa.

"Beberapa waktu lalu di Bali dalam pertemuan dengan delegasi Internasional, menyatakan akan bekerja keras melestarikan Harimau Sumatera dari kepunahan. kawasan yang dipilih sebagai habitat paling cocok khusus di wilayah Provinsi Jambi, yakni kawasan Taman Nasional Kreinci Sebelat dan hutan penyangga Taman Nasional Bukit Tigapuluh", katanya.

Zoe menyayangkan jika pembukaan HTI tetap berjalan di kawasan ini, maka akan memusnahkan tidak hanya Harimau Sumatera, tapi juga beberapa jenis fluora dan fauna langka dan dilindungi lainnya.

Sinar Mas Group dalam beberapa tahun terakhir telah membuka lahan untuk kawasan HTI di Provinsi Jambi seluas sekitar 883.920 hektare, dengan rincian 295.316 hektare atas nama PT Wirakarya Sakti, 51 ribu hektare atas nama PT Rimba Hutan Mas dan 537.604 hektare kerjasama Sinar Mas Group dengan perusahaan lain.

Sementara itu, Kurniawan alias Akien juru bicara PT Wirakarya Sakti merupakan Sinarmas Group, ketika dikonfirmasi, dengan emosi menyatakan NGO internasional ngapain mau mengurus urusan pidana di republik Indonesia. "Biarlah Indonesia sendiri yang menangani itu dan bukan urusan mereka", ujarnya.

Kurniawan juga menyatakan, silahkan saja para NGO itu menduga-duga jika PT LAJ melakukan kerja sama dengan Sinar Mas Group. "Saya capek menanggapi yang sifatnya menduga-duga", katanya menambahkan.(SYAIPUL BAKHORI)

http://ayojambi.com/
http://www.banyurawa.com/
http://tradisi-jambi.blogspot.com/
http://multi-nusantara.blogspot.com/
http://komunitas-jambi.blogspot.com/
http://multmedia.multiply.com/
http://www.youtube.com/my_videos
http://www.1newspot.com/ (http://www.kompas-tv.com)

Banyak Lahan Pertanian Beralih Fungsi Jadi Kebun Sawit

JAMBI - Beberapa tahun terakhir, perkebunan kelapa sawit terus “menggusur” areal pertanian tanaman pangan seperti padi sawah di Provinsi Jambi. Bahkan alih fungsi (konversi) lahan sawah ke perkebunan sawit terus terjadi dan mengancam ketahanan pangan di daerah ini.

Direktur Yayasan Setara Jambi Rukaiyah Rofiq di Jambi, Jumat (23/7), berdasarkan pengamatan pihaknya peningkatan luas lahan sawah di Jambi selama tahun 2009 dibandingkan tahun sebelumnya diragukan ketepatannya.

"Kami meragukan data yang ada pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan daerah ini, terbukti faktu menunjukan semakin banyak petani padi mengalihfungsikan sawahnya menjadi kebun kelapa sawit", katanya.

Hanya saja pihak Setara tidak menjelaskan secara rinci berapa luas luas lahan yang sudah alih fungsi tersebut.

“Saya tidak tahu bagaimana proses pendataanya. Tetapi yang jelas bisa dilihat di lapangan yang terjadi, konversi lahan sawah menjadi kebun sawit banyak terjadi. Animo masyarakat sekarang cenderung menanam sawit daripada padi”, katanya.

Sementara Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi Abu Sucamah mengungkapkan, mengacu pada angka ramalan III BPS Jambi, luas sawah tahun 2009 meningkat dari 143.034 hektare pada tahun 2008, menjadi 154.788 hektare atau naik 11.754 hektare pada tahun ini.

Abu Sucamah menampik anggapan adanya tarik-menarik pemanfatan lahan antara  lahan kelapa sawit dan sawah padi. Dikatakan, secara umum petani memang memiliki kecenderungan ikut arus. Ketika tren menanam kelapa sawit menguat, petani padi terdorong ingin ikut menanam sawit.

“Memang banyak petani padi beralih menanam sawit. Sekarang lahan padi beralih ke sawit sudah mencapai 5000 hektare. Bila mengacu kepada produktifitas padi saat ini, maka rata-rata empat ton per hektare. Dengan demikian Jambi kehilangan produksi padi 20.000 ton per tahun”, katanya.

Dinas Pertanian tanaman Pangan Provinsi Jambi tengah berupaya keras mengejar target pengendalian alih fungsi sawah kepada kelapa sawit dengan memberikan bantuan permodalan, bibit padi unggul gratis serta teknologi pertanian serta pelatihan kepada petani.

Disebutkan, luas tanaman padi di Provinsi Jambi tahun 2010 ditargetkan mencapai 195.781 hektare dan target luas panen sekitar 188.706 hektare. Sedangkan target produksi padi tahun 2010 di Provinsi Jambi mencapai 818.854 ton dan target produktivitas 4,34 ton per hektare.

“Target lahan pertanian di Provinsi Jambi tahun 2011 mencapai 200.676 hektare dan target luas panen sekitar 192.649 hektare. Sedangkan target produksi padi tahun 2011 di Provinsi Jambi mencapai 857.268 ton dan target produktivitas 4,45 ton per hektare”, katanya.(SYAIPUL BAKHORI)

http://ayojambi.com/
http://www.banyurawa.com/
http://tradisi-jambi.blogspot.com/
http://multi-nusantara.blogspot.com/
http://komunitas-jambi.blogspot.com/
http://multmedia.multiply.com/
http://www.youtube.com/my_videos
http://www.1newspot.com/ (http://www.kompas-tv.com)

Jalan Lintas Khusus Angkutan Barang di Jambi Rusak Parah

JAMBI - Jalan lintas jalur transportasi truk pengangkut barang menuju Pelabuhan Talang Duku Jambi, sepanjang tiga kilometer dari jalan lingkar selatan Simpang Ahok, Kota Jambi, sejak setahun terakhir rusak parah. Pembiaran rusaknya jalan tersebut diduga akibat masa transisi Kepala Dinas PU Provinsi Jambi, Nino Guritno yang masa akhir jabatan Agustus karena pensiun.

Kerusakannya berlubang sedalam 1 meter sepanjang tiga kilometer kini sudah dikeluhkan para supir truk yang melintas jalur tersebut. Perbaikan jalan tersebut diperkirakan usai pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi (HBA-FU) Periode 2010 - 2015 pada 3 Agustus mendatang.

Akibat kerusakan jalan itu, mengakibatkan kendaraan yang melintasi jalan nasional tersebut melaju perlahan. Tak sedikit yang terjebak di lubang itu. Kondisi ini tentu saja menjadi masalah besar bagi supir truk.

Rusaknya jalan itu dikeluhkan para sopir truk pengangkut batubara. Banyak kerugian yang dialami karena barang yang dibawa tidak tepat waktu sampai di tujuan.

Toni Hutabarat, 37 tahun , salah seorang sopir truk pengangkut batubara dari Sarolangun menuju Pelabuhan Talang Duku, mengaku sudah terjebak macet selama 2 hari. Banyak mobil truk tersangkut saat melewati jalan itu. Sehingga kendaraan yang lewat harus berhati-hati dan harus mengantri menunggu giliran karena kendaraan lewat hanya satu persatu.

“Sudah dua hari terjebak macet. Satu hari terjebak di Lingkar Selatan Pal X, sekarang terjebak lagi di Simpang Ahok, biasanya dalam satu hari saya bisa bawa barang 1 trip, tetapi sekarang sudah 2 hari 1 trip saja belum sampai,” ujar Toni.

Hal senada juga dikatakan, Yusuf, supir truk lainnya. “Jalan lingkar selatan ini sudah seharusnya diperbaiki, kondisinya sudah rusak parah. Karena ini merupakan jalan satu-satunya yang boleh dilewati truk karena truk tidak boleh masuk ke dalam kota,” ujarnya.

Dinas PU Provinsi Jambi selaku penanggung jawab jalan nasional Lingkar Selatan di Kota Jambi, hingga kini belum melakukan tanda-tanda perbaikan. Sikap lambat PU Provinsi Jambi sangat disesalkan para supir truk dan pengendara yang melintasi jalur itu.

Anggota DPRD Provinsi Jambi i, Asril,  mengatakan keberadaan jalan sepanjang 20 kilometer itu merupakan jalur angkutan kendaraan bertonase berat untuk mengangkut batubara, karet dan kelapa sawit ke Pelabuhan Talang Duku Jambi. Rata-rata sehari ada 150 kendaraan yang melewati jalan tersebut.

“Kita menyesalkan sikap cuek PU Provinsi Jambi. Dewan akan merekomendasikan persoalan itu ke pimpinan dewan untuk ditindak-lanjuti oleh Komisi-III. Saya sudah melihat langsung jalan yang rusak tersebut. Sebagai tanggungjawab moril sebagai wakil rakyat dari dapil Kota Jambi, saya pantas untuk mendesak PU Provinsi Jambi,” katanya.

Pelaksana tugas Sekda Kota Jambi, EC Marjani, menurut dia Ketua Organda dan anggota DPRD Kota Jambi sudah berusaha menghubungi dan mengkonfirmasi persoalan tersebut ke Pemerintah Provinsi Jambi, namun tidak membuahkan hasil.(SYAIPUL BAKHORI)

http://ayojambi.com/
http://www.banyurawa.com/
http://tradisi-jambi.blogspot.com/
http://multi-nusantara.blogspot.com/
http://komunitas-jambi.blogspot.com/
http://multmedia.multiply.com/
http://www.youtube.com/my_videos
http://www.1newspot.com/ (http://www.kompas-tv.com)

23 Jul 2010

Wanita Bugil Ditengah Jalan, Jadi Tontonan Warga

JAMBI – Wanita setengah baya telanjang bulat ditengah jalan dikawasan Tanjung Sari, Simpang Kampung Jawa, Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Jambi Timur.

Dugaan sementara, wanita tersebut diduga mengalami gangguan jiwa, keberadaan wanita tersebut menjadi tontonan warga setempat maupun orang yang melintasi kawasan itu, yang lebih parah lagi adalah anak-anak pada ramai menyaksikan wanita bugil dibahu kanan kiri terdapat gambar tato dan dipinggulnya, bahkan ada seorang ibu yang memberikan kain sarung, namun kain sarung tersebut disobeknya.

Sampai berita ini diturunkan, waniat tersebut belum dibawa ke Sumah Sakit Jiwa (yan)

Razia Anak Jalanan (Punk) Ricuh

JAMBI – Penertiban anak jalanan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) Kota Jambi diwarnai kericuhan, kericuhan terjadi dijarenakan anak jalanan yang tertangkap menolak untuk dibawa ke Kantor Sosial dan Tenaga Kerja Kota Jambi.

Kericuhan berakhir dengan bentrokan, saat puluhan anak Pumuda Urakan Namun Kreaktif (PUNK) menolak untuk digunduli rambutnya oleh petugas Satpol PP Kota Jambi diruang aula Kantor Dinsostek Kota Jambi.

Razia digelar di tiga titik, yaitu kawasan Pasar, simpang empat Sipin dan Telanaipura, razia dikawasan Pasar berakhir ricuh, pasalnya saat puluhahan anak Punk yang tertangkap menolak untuk diangkut ke Kantor Dinsostek Kota Jambi dengan mengunakan truk Satpol PP Kota Jambi.

Akibatnya petugas kesal, karena anak jalanan (Punk) mencoba kabul dan melawan sehingga petugas harus bertindak represif , bahkan ada yang sempat dipukuli karena melawan. (team)

20 Jul 2010

Lift Jatuh, 1 Tewas 4 Luka Berat

JAMBI - Kasus kecelakaan kerja kembali memakan korban jiwa, kali ini diduga karena besi penggulung Lift patah, lima pekerja bangunan terjatuh dari lantai tiga sebuah pusat perbelanjaan di kawasan Mayang, Kota Jambi (19/7).

Dari kelima pekerja itu, satu orang akhirnya meninggal dunia akibat luka berat yang dialaminya, sedang empat rekannya kini masih dirawat secara intensif di rumah sakit Mayang Medical Center (MMC).

Peristiwa tersebut terjadi di sebuah gedung baru yang rencananya akan dijadikan sebagai pusat perbelanjaan ternama di kawasan Mayang, Kota Jambi. kronologis kejadian berawal ketika 5 orang pekerja tengah membawa barang dengan menggunakan troli menaiki lift barang menuju ke lantai empat, namun baru sampai di lantai tiga, tiba-tiba lift berhenti dan langsung jatuh kebawah.

Dari lima pekerja yang terjatuh bersama lift, satu orang akhirnya meninggal dunia akibat luka berat yang dialaminya, yakni Aheng (33) warga perumahan Puri Mayang Casablanca Blok J, No. 21.

Jasad Aheng sendiri telah dibawa pihak keluarga dan disemayamkan di Perkumpulan Teo Chew, Jalan Makalan, Kelurahan Sungai Asam, Jambi sebelum diadakan acara pemakaman.

Sedang empat pekerja lainnya yang menjadi korban yakni Ade (1), Mulyadi (18), Solihin (21) dan Suhaimi (21) kini masih dirawat secara intensif di rumah sakit Mayang Medical Center (MMC) Jambi.

Hingga berita ini diturunkan, petugas kepolisian dari Polsek Kotabaru maupun Poltabes Jambi, pemilik gedung dan keluarga korban masih enggan untuk dimintai keterangannya oleh para wartawan. Namun kuat dugaan peristiwa kecelakaan kerja tersebut terjadi akibat besi penggulung lift patah. (nug-rom)

19 Jul 2010

Dari JBC Untuk Rasyd

JAMBI – Untuk meringankan kondisi pasangan Dedy Hendra (30) dan Ria Astuti (26) yang tidak memiliki biaya untuk operasi anak mereka, Rashid Masduqi (2), menggugah sejumlah remaja Jambi. Puluhan remaja yang tergabung dalam Jambi Buddhis Community (JBC) melakukan aksi sosial dengan turun ke jalan-jalan menggalang dana.

Cara yang mereka lakukan pun cukup unik. Remaja-remaja JBC tidak hanya meminta uang dengan mengedarkan kotak sumbangan kepada pengendara, tetapi juga menjajakan makanan ringan. Hasil keuntungan dari dagangan itulah yang akan disumbangkan untuk membantu biaya operasi Rashid.

Remaja-remaja JBC membagi tugas ke dalam beberapa kelompok. Ada yang bertugas membeli kue, membungkus dan ada yang bertugas menjual. Cara ini mendapat sambutan positif dari sejumlah pengendara di persimpangan Talang Banjar, Jambi. Tidak sedikit dari pengendara membeli dengan jumlah banyak, juga supir angkot, supir truk, tukang ojek, namun ada juga yang tidak membeli tetapi sengaja datang ke simpang empat Talang Banjar (traffic light) kemarin pagi (18/7). Mereka datang untuk menyumbang secara sukarela. Ternyata aksi bakti sosial yang dilakukan remaja JBC tidak saja menggugah hati masyarakat Jambi, namun aksi mereka mendapatkan respon yang positif, maka seumbangan juga datang dari Sumatera Utara dan Jakarta.

Untuk Galang dana yang ke dua ini, JBC sudah mengumpulkan uang sebanyak Rp. 9 juta lebih. Keuntungan ini akan dipotong modal dan sisanya akan disumbangkan untuk biaya operasi Rashid menjelang Lebaran nanti.

Ketua JBC Fran Yulistianto Jap, SE, rasa haru dan terima kasih atas partisipasi serta dukungan dari berbagai lapisan masyarakat baik di Jambi, Sumatera Utara dan Jakarta, karena mereka begitu perduli dan rela mengantarkan sumbangan ke tempat-tempat yang berbeda. (rom)

HUT Pertama Lak Jin Sien She

TUNGKAL. Jambi – Akibat birokrasi jaman orde baru, maka selama 31 tahun Leng Sam Kheng hanya sebagai tempat untuk sembahyang bagi umat-umat Khonghucu di Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjungjabung Barat.

Untuk ini merupakan kali pertama rumah ibadah Leng Sam Kheng, di Jalan Prof. Dr. Sri Soedewi, Rt. 21, Kelurahan Tungkal Harapan, Kabupaten Tanjungjabung Barat, Jambi
merayakan hari ulang tahun sing beng (dewa) “Lak Jin Sien She”, selama 31 tahun lebih rumah ibadah tersebut belum pernah adakan acara untuk para sin beng (dewa).

Perayaan tersebut dapat dirayakan secara kusuk, berkat jasa Almarhun Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur) mencabut Instruksi Presiden 14/1967 itu. Lalu diteruskan dengan Presiden Megawati Sukarnoputri menetapkan hak-hak sipil warga khonghucu dan Hari Raya penganut Khonghucu, Imlek sebagai libur nasional, tanggal merah.

Serta janji Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada perayaan Imlek, Februari lalu yang dinanti-nantikan para penganut agama Khonghucu. Birokrasi diharapkan bisa berubah.

Ditengah hujan yang mengusur kota Kuala Tungkal sejak pagi hari (17/7), namun tidak menulutkan minat ratusan warga berbondong-bondong mengikuti prosesi sembahyang Ultah dan Kho Khun yang dipimpin oleh rohaniwan The Lien Teng dari Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Sai Che Tien, Jambi. Bahkan umat Khonghucu di Kuala Tungkal lebih kompak jika di banding dengan Kota Jambi, hal tersebut dapat dilihat dari persembahan kurban oleh warga masyarakat Kabupaten Tanjab Barat.

Selain itu Barongsai dari Kwan Kong Bio turut memeriahkan acara tersebut dan tampak juga hadir Ketua Makin Kabupaten Tanjab Barat, Cokro Subono (Aleng) beserta pengurus inti Makin Tanjab Barat.

Menurut pengakuan ketua Leng Sam Keng, Alek, sejak tahun 1985 hingga 2009 belum pernah diadakan perayaan sin beng/ dewa, “Dalam sejarah lama Leng San Kheng, ini merupakan pertama kali diadakan perayaan ulang tahun sin beng/ dewa” di Tanjab Barat.

Sedangkan bagi umat Khonghucu di Kuala Tungkal, seperti Lina (17) ini sangat gembira, mudah-mudahan kedepan umat Khonghucu bisa lebih kusuk lakukan sembahyang dan menjalin sesama umat beragama di Tungkal.

Tambah Ketua Makin Tanjab Barat, Cokro Subono, jika tidak ada alar melintang dalam waktu dekat umat Khonghucu di Kuala Tungkal akan membangun klenteng yang tidak jauh dari lokasi semula, untuk memberikan tempat sembahyang buat umat Khonghucu di Kabupaten Tanjab Barat.

Untuk dapat menuju ke Kabupaten Tanjab Barat melalui jalan darat memakai waktu lebih kurang tiga jam, apa bila hujan bisa-bisa lebih, karena jalan berlobang dan berlumpur. (rom)

15 Jul 2010

Tronton Berisi Miras Ditangkap

JAMBI - Sebuah truck tronton bermuatan ribuan botol minuman keras (Miras) golongan b, ditangkap satuan patroli jalan raya (PJR) Polda Jambi saat melintas di jalan Lintas Timur Sumatera (14/7).

Ribuan botol minuman beralkohol yang dikemas dalam ratusan dus tersebut diduga illegal, karena tidak dilengkapi dengan dokumen yang sah. Selain minuman keras, Polisi juga berhasil mengamankan beberapa jenis barang lainnya, seperti rokok, sepatu, telepon rumah, panci dan boneka.

Didalam tronton yang tertangkap berisi 531 dus berisi ribuan botol minuman keras (Miras) golongan B dari berbagai merek, seperti Anggur Merah, Golden Horsem Martil dan Wisky. Ribuan botol minuman beralkohol tersebut diduga illegal karena tidak dilengkapi dengan dokumen yang sah.

Truck tronton bernomor Polisi BK 9183 BY kini diamankan di halaman kantor Satuan Polisi Lalu Lintas Polda Jambi setelah ditangkap di kawasan simpang tuan kilometer 35 Muaro Jambi, Jambi.

Menurut pengakuan sang sopir tronton, ia hanya diupah satu juta rupiah lebih untuk membawa barang-barang tersebut dari Medan menuju Jambi

Hingga berita ini diturunkan, kasus penangkapan ini telah dilimpahkan ke Satuan Reskrim Polda Jambi dan Polisi masih memintai keterangan dari dua orang saksi, yakni supir dan kenek truck tronton masing-masing bernama Geleng dan Arifin. (nug)

http://ayojambi.com/
http://www.banyurawa.com/
http://tradisi-jambi.blogspot.com/
http://multi-nusantara.blogspot.com/
http://komunitas-jambi.blogspot.com/
http://www.youtube.com/my_videos
http://www.1newspot.com/ (http://www.kompas-tv.com)

12 Jul 2010

Sengketa Lahan, Warga Ngamuk Merusak Tanaman Industri

MUARO JAMBI – Ratusan warga Desa Sekumbung, Kabupaten Muari Jambi, nekat melakukan tebang paksa pohon Akasia milik salah satu perusaha hutan tanaman industri (HTI) terbesar di Jambi. Selain menebang pohon, warga juga sempat membakar lahan, namun tak sampai meluas karena dihalangi oleh bapak angkat para petani yang datang ke lokasi.

Aksi nekat warga Sekumbung tersebut dipicu sengketa lahan selama belasan tahun yang tak juga kunjung selesai. Mereka menuding pihak perusaha tersebut telah menyerobot lahan milik dengan menanam pohon Akrasia.

Dengan penuh emosi, warga Desa Sekumbung, Kabupaten Muari Jambi, Jambi, menebangi pohon-pohon Akrasia milik perusaha hutan tanaman industri (HTI) terbesar di Jambi, yakni PT. Wira Karya Sakti (WKS) dengan mengunakan senjata tajam berupa parang dan golok panjang.

Pohon Akrasia yang sudah berusia sekitar empat tahun tersebut, satu demi satu ditebang tanpa ada orang lain yang berani melarangnya.

Dalam aktu kurang satu hari, pohon Akrasia itu rata dengan tanah ditebangi earusan warga yang menuntut dikembalikan lahan mereka yang diserobot PT WKS secara ilegal.

Warga Sekumbung tidak terima lahan mereka diserobot perusahaan PT WKS dan di tanami pohon Akrasia, sementara janji demi janji dari pihak perusahaan untuk menyelesaikan sengketa tersebut hingga kini belum ada kejelasannya.

Menurut, Jancik kepala desa Sekumbung, “aat ini warga menuntut agar lahan seluas 5.000 hektar segera dikembalikan kepada warga, karena tanah tersebut diserobot sejak tahun 1997 ole PT WKS.“ (team)

11 Jul 2010

JBC Galang Dana Kemanusiaan

JAMBI – Sejak pukul 06.00 WIB puluhan remaja Jambi Buddhis Community (JBC) mengalang dana kemanusia dengan cara menjual kue-kue di simpang empat Jelutung (traffic light) pagi tadi (11/7).

Sebungkus kue dijual seharga tiga ribu rupiah, setiap bungkus berisi dua buah kue, hasil keuntungan dari penjualan kue akan disumbangkan untuk biaya operasi Rasyid Marduqi (2) yang tidak memiliki lobang anus dan kelainan tulang pinggul sejak lahir.

Rasyid Marduqi merupakan putra pertama dari pasangan Dedi Hendra (30 dan Ria (26), orangtua Rasyid adalah karyawan swasta, sebelum berangkat kerja Dedi mencari seseran sebagai tukang ojek keliling, usaha itu dilakukan demi untuk menambah biaya buat operasi anaknya putranya.

Sedangkan cara galang dana yang dilakukan JBC cukup unik dan merepotkan, pasalnya mereka mesti keluar modal dulu untuk membeli kue-kue dan plastik, selanjutnya pukul 04.30 mereka mesti jemput kue pesanan dan dilanjutkan membungkus kue tersebut, lalu kue itu mereka bawa ke simpang empat Jelutung (traffic light).

Kue yang mereka bawa sebanyak 1000 bungkus, ada yang beli dengan harga perbukus tiga ribu rupiah, ada juga yang membayar lima ribu sampai dua puluh ribu rupiah, bahkan ada yang sama sekali tidak membeli, namun mereka menyumbang secara suka rela.

Menurut ketua JBC Fran Yulistianto Jap, SE, mereka galang dana kemanusia dengan cara menjual kue kepada warga yang kebetulan sedang stop di simpang traffic light, semua keuntungan dari hasil penjualan kue akan mereka salurkan kepada Dedi (orangtua Rasyid Marduqi) untuk menambah biaya operasi putranya, “JBC mengalang dana buat kemanusiaan dengan cara menjual kue, minggu lalu kita juga galang dana dengan menjual gantuangan gunci,” tambah Fran, kita mengalang dana buat membantu warga masyarakat tidak membeda-bedakan suku, agama dan ras, bahkan bila ada yang butuh darah dapat menghubungi mereka.

Biaya operasi Rasyid Marduqi diperkira empat puluh jutaan, maka sangat diharapkan agar ada dermawan yang rela mengulurkan tangan buat meringankan beban yang diderita oleh balita yang tidak berdosa mesti menderita sejak lahir. (Romy)

10 Jul 2010

Atlet Kesurupan Usai Bertanding

JAMBI – Peristiwa kesurupan massal lagi-lagi terjadi di Jambi, Kamis malam (8/7) 7 atlit bola voli wanita asal Kabupaten Sarolangun, Jambi mengalami kesurupan setelah kalah bertanding melawan Kabupaten Kerinci diajang Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) yang dilaksanakan di Kota Jambi.

Entah dari siapa yang memulai, secara tiba-tiba 7 atlit ini mengalami kesurupan dengan berteriak-teriak dan memarahi siapa saja yang mencoba mendekati mereka, mereka yang kesurupan akhirnya dibawa official dan sesama rekan atlit lainnya ke masjid Baitul Ulum yang tak jauh dari mess atlit tersebut untuk disembuhkan.

Agar kesurupan tak segera menyebar ke atlit lainnya, pihak official akhirnya mendatangkan seorang Ustad untuk menyembuhkan para atlit dengan cara di rukiah.

Peristiwa yang dialami para atlet wanita tersebut diduga terjadi karena faktor kelelahan, dan penampakan sosok gaib di tengah arena lapangan.

Para atlit mengaku merasa seperti melihat mahluk gaib berwujud wanita berambut panjang dan setelah itu pandangan mereka pun menjadi kabur dan kepala terasa berat.

Sebelumnya peristiwa itu terjadi, tim bola voli putri dari Kabupaten Sarolangun kalah tanding melawan Kabupaten Kerinci dengan skor 3-1 (rom-nug)

http://ayojambi.com/ 
http://www.banyurawa.com/ 
http://tradisi-jambi.blogspot.com/ 
http://multi-nusantara.blogspot.com/ 
http://komunitas-jambi.blogspot.com/ 
http://multmedia.multiply.com/ 
http://www.youtube.com/my_videos
http://www.1newspot.com/ (http://www.kompas-tv.com)

9 Jul 2010

Kegiatan MOS, Membina Jiwa Sosial Pada Siswa Baru

JAMBI - Kegiatan masa orientasi sekolah (MOS) bisa dilakukan dengan kegiatan positif, salah satunya MOS yang digelar di SMA/SMK Unggul Sakti Jambi, dimana selain mengenal sekolah para siswa diajarkan untuk bisa hidup sosial dalam kehidupan sehari-hari.

Bahwa, MOS yang silakukan siswa baru SMA/ SMK Unggul Sakti kali, berkaitan dengan piala dunia 2010 di Afrika Selatan, karena masing-masing kelompok mengatasnamakan dari nama negara peserta piala dunia, mereka begitu semangat mengikuti kegiatan walaupun harus menghadapi teriknya matahari.

Menurut Kepala SMA/ SMK Unggul Sakti Jambi, Drs. Putu Natih bahwa walaupun memegang prinsip disiplin tinggi, pihaknya menitik beratkan kegiatan pengenalan lingkungan sekolah dan sifat sosial.

“Setiap akhir MOS, maka kita menggelar kegiatan bakti sosial untuk siswa baru. Kegiatan ini sebagai salah satu cara mengajarkan siswa untuk bersikap sosial, tidak hanya di sekolah tapi juga di lingkunganya. Jadi inilah kegiatan positif yang kita gelar setiap penerimaan siswa baru,” sebut Putu Natih, pagi tadi diruang kerjanya.

Selanjutnya kata Putu untuk mendidik siswa yang mampu untuk dapat membantu sesama, karena sebagian dari bantuan sosial itu biasanya berasal dari siswa yang mampu. “Jadi yang mampu membiasakan memberikan kepada yang tidak mampu, mereka juga akan terbiasa saling memberi,” ujarnya.

Pada kesempatan itu juga Putu juga mengatakan, selain kegiatan tersebut pihaknya juga menyelenggarakan kegiatan MOS berupa materi di kelas dan kegiatan di luar kelas. Kegiatan di dalam kelas biasanya bersifat pengenalan semua kegiatan di sekolah dan di luar kelas sifatnya kedisiplinan.

“MOS itu juga ada kegiata pengenalan lingkungan sekolah, pengenalan siswa baru, pengenalan kurikulum, program dan cara belajar. Kita juga mensosialisasikan tata tertib sekolah dan yang tidak kalah penting baris berbari karena ini bagian dari disiplin yang kita utamakan,” bebernya (Rom)

http://ayojambi.com/
http://www.banyurawa.com/
http://multi-nusantara.blogspot.com/
http://komunitas-jambi.blogspot.com/
http://multmedia.multiply.com/
http://www.youtube.com/my_videos
http://www.1newspot.com/ (http://www.kompas-tv.com)

8 Jul 2010

Tabung Gas Elpiji Ilegal Beredar Di Jambi

JAMBI - Ratusan tabung gas Elpiji ukuran 3 kilogram yang diduga ilegal beredar di beberapa agen penyalur gas Elpiji di Kota Jambi.

Hal tersebut terungkap saat petugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jambi melakukan sidak ke sejumlah penyalur gas Elpiji dalam Kota Jambi.

Akibat maraknya ledakan tabung gas di sejumlah daerah, mendorong Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Jambi dan petugas Satpol PP Kota Jambi melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah agen penyalur gas Elpiji di Kota Jambi.

Dari hasil razia di sejumlah agen penyalur gas Elpiji, ternyata cukup mengagetkan, razia yang semula mengincar tabung gas Elpiji ukuran 15 kilogram dan aksesoris kompor gas seperti selang regulator yang tidak berstandar nasional indonesia (SNI), malahan yang menemukan tabung gas Elpiji ukuran 3 kilogram. Padahal rencana konversi minyak tanah ke gas Elpiji di seluruh Provinsi Jambi masih dalam tahap proses perencanaan.

Setelah di cek dan ditanyakan ke pihak agen, ternyata puluhan tabung gas ukuran 3 kilogram ini berasal dari Palembang (Sumsel), pihak agen sendiri membeli tabung gas ini dari seorang sales seharga 125 ribu rupiah per tabung, sedangkan untuk isi ulangnya di jual 18 ribu rupiah per tabung.

Peminatnya sendiri berasal dari para pedagang kaki lima yang menggunakan gerobak, seperti pedagang gorengan. (Nug)

Sampah Dibuang Sembarangan, Warga Blokir Jalan

JAMBI – Kesal dengan ulah warga perumahan yang membuang sampah sembarangan di tepi jalan membuat warga kampung melakukan protes.

Aksi protes dilakukan warga dengan cara memblokir jalan dengan mengunakan sampah dan menanam pohon pisang ditengah jalan, mereka kecewa lantaran aparat desa setempat terkesan cuek, pada hal warga sudah sering kali memberikan laporan.

Aksi tersebut dilakukan warga Rt. 01, Kelurahan Eka Jaya, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi ini merupakan bentuk protes terhadap banyaknya sampah yang menumpuk, sampah-sampah tersebut dibuang sembarangan oleh orang yang tidak bertangung jawab.

Pada hal jalan tersebut jalan bukan lokasi khusus pembuangan sampah yang disiapkan Pemerintah Kota Jambi.

Menurut Yanto, tokoh pemuda setempat, warga terganggu dengan adanya sampah yang dibuang sembarangan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab, hingga warga tidak tahan lagi, maka warga mengelar protes cara memblokir jalan dengan menanam pohon pisang.

Selain itu, dalam investigasi warga sampat-sampah itu berasal dari perumahan yang tidak jauh dari lokasi itu.

Akibat aksi tersebut, sejumlah kendaraan roda empat dan dua harus berbalik arah mencari jalan alternatif untuk tujuan masing-masing. (nug)

6 Jul 2010

Lenyapnya Kasus Bank Century....

KOMPAS.com - Apa kabar kasus Bank Century? Skandal yang diduga merugikan keuangan negara hingga Rp 6,7 triliun dan menyeret pejabat tinggi negara itu kini lamat-lamat mulai redup, lenyap, tak membekas.

Sinyal lenyapnya kasus Bank Century didapatkan tatkala para penegak hukum, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kejaksaan Agung, dan kepolisian menggelar rapat dengan tim pengawas kasus Bank Century bentukan DPR.

KPK, misalnya, setelah memeriksa 31 orang dari Bank Indonesia, 39 orang dari Bank Century, 11 orang dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), 2 orang dari Komite Stabilitas Sistem Keuangan, 1 orang dari Bapepam, dan 12 orang lainnya, menyatakan untuk sementara tak ditemukan indikasi korupsi di kasus Bank Century (Kompas, 9/6/2010).

Lima pelanggaran
Agak mengherankan jika menilai tak ada indikasi korupsi di kasus Bank Century sebab Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai pemegang kuasa memeriksa keuangan negara menemukan ada dugaan pelanggaran hukum. BPK pun mengundang KPK, Kejaksaan Agung, dan kepolisian (14/12/2009) pada presentasi temuannya.

BPK mencatat lima pelanggaran hukum di kasus Bank Century. Pertama, pelanggaran batas maksimum pemberian kredit (BPMK) melalui pemberian surat-surat berharga (SSB) yang bernilai rendah. Aturan hukum yang berpotensi ditubruk adalah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Kedua, pelanggaran yang dilakukan oleh pemegang saham, pengurus Bank Century, dan pihak terkait melalui pemberian kredit, seperti letter of credit fiktif.

Ketiga, kebijakan fasilitas pendanaan jangka pendek (FPJP) bertentangan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/26/PBI/ 2008 tanggal 30 Oktober 2008 yang menentukan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) yang harus dimiliki oleh Bank calon penerima FPJP adalah 8 persen. Padahal, CAR Bank Century minus. Diduga, ada rekayasa untuk membuat CAR Bank Century menjadi positif dan di atas 8 persen.

Keempat, potensi pelanggaran terhadap Perppu Nomor 4 Tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK). Kelima, penyerahan Bank Century ke LPS pada 21 November 2008 dinilai oleh BPK tidak mempunyai landasan hukum.

Dokumen lima temuan pelanggaran BPK tersebut sudah berada di tangan lembaga penegak hukum karena BPK mengundang mereka untuk melihat dan mendengarkan paparannya secara langsung, tahun lalu. Apakah penegak hukum tak menelaah dengan sungguh-sungguh lima pelanggaran tersebut?

Selain itu, pelanggaran FPJP dan penyertaan modal sementara (PMS) Bank Century juga sudah diperiksa secara politik. Melalui hak angket, Pansus DPR tentang Hak Angket Bank Century memanggil pihak-pihak terkait kasus Bank Century. Hasilnya, pada sidang paripurna (3/3), 325 anggota DPR dengan menepis 212 anggota yakin bahwa kebijakan menyelamatkan Bank Century adalah salah, melanggar aturan hukum.

Pemeriksaan keuangan BPK serta pemeriksaan politik DPR berpendapat sama, ada pelanggaran dalam kasus Bank Century. Lalu, kenapa pemeriksaan hukum menyatakan berbeda (meskipun sementara) bahwa tak ada pelanggaran atau tak ditemukan indikasi korupsi di Bank Century. Atau untuk pertanyaan kelembagaan yang ekstrem, apakah BPK keliru melakukan audit investigatif terhadap Bank Century sehingga penegak hukum sampai saat ini belum menemukan pelanggaran hukum terhadap kasus Bank Century. Jika demikian, kasus Bank Century benar-benar akan lenyap.

Katakanlah kasus Bank Century lenyap, pertanyaannya kemudian, apakah lenyapnya karena hanya tak ditemukan indikasi pelanggaran hukum semata? Tidak!

Kuasa politik
Ada tekanan kuasa politik yang menggurita. Konstelasi politik belakangan sepertinya menunjukkan ada indikasi transaksional dalam pelenyapan kasus Bank Century. Sebut saja, misalnya, ”hengkangnya” mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ke Bank Dunia dan menguatnya posisi Aburizal Bakrie dengan jubah ketua harian Sekretariat Gabungan Koalisi.

Ketika Sri Mulyani meletakkan jabatannya, sikap partai yang dipimpin Bakrie melunak. Terkesan, Sri Mulyani dikorbankan untuk memperlambat dorongan politik terhadap pembongkaran kasus Bank Century. Tak berselang lama, kasasi Dirjen Pajak atas pemeriksaan pajak anak perusahaan milik Bakrie ditolak oleh MA. Seperti ada transaksi kuasa politik di sini.

Kuasa politik memungkinkan individu ataupun kelompok kekuasaan mengambil keuntungan besar secara melawan hukum sekaligus mengamankan propertinya. Rohini Pande dari Universitas Harvard, Amerika Serikat, dalam kajiannya berjudul Understanding Political Corruption in Low Income Countries (2007), misalnya, memaparkan minimal tiga tindakan yang dilakukan oleh individu pemegang kuasa politik untuk mengeksploitasi kuasa politiknya.

Pertama, mencuri sumber daya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan menjarah dana masyarakat atau memanfaatkan posisinya sebagai regulator kebijakan ekonomi atau melakukan suap. Kedua, melakukan korupsi di proses pemilihan umum dengan membeli suara, mengontrol media, dan membatasi informasi bagi publik. Ketiga, menyimpangi alokasi (misallocate) sumber daya publik dengan memilih target khusus untuk kelompoknya.

Kajian Pande memberikan gambaran bahwa dominasi kuasa politik apalagi bila dikawinkan dengan kekuatan ekonomi, akan dengan mudah mengenyampingkan hukum, bahkan pun memberikan tekanan kepada penegak hukum agar tidak mengutak-atik kasus yang sedang membelit pemegang kuasa politik. Pendek kata, kuasa politik dapat membuat kasus Bank Century lenyap by design, bukan semata tak ditemukan indikasi korupsi.

Boleh jadi, SKPP Bibit-Chandra, pengamanan terhadap dugaan terlibatnya beberapa petinggi Kejaksaan Agung dan kepolisian dalam skandal mafia perpajakan adalah bagian dari barter politik untuk melenyapkan kasus Bank Century, yang selanjutnya dapat menyelamatkan kepentingan rezim politik yang lebih besar. Dan, bukankah semua mungkin dalam lingkaran kuasa politik?

Agar kasus Bank Century tak lenyap, mau tak mau, kuasa politik harus disingkirkan. Kemudian menitipkan asa ke para penegak hukum, khususnya KPK, sekaligus membuktikan independensinya dalam mengusut kasus Bank Century. Selebihnya, biarlah Tuhan yang mengurusnya.

*Hifdzil Alim Peneliti Pusat Kajian Antikorupsi Fakultas Hukum UGM
http://nasional.kompas.com/read/2010/07/06/17474138/

Pasca Oknum Tembak Mati Warga, Poltabes Gelar Razia Senpi

JAMBI - Pasca insiden penembakan warga sipil Tois Silitonga yang dilakukan oleh oknum anggota Polisi Poltabes Jambi, Senin kemarin (5/7), pihak kepolisian Poltabes Jambi hari ini menggelar razia senjata api (senpi) di lingkungan Poltabes Jambi.

Ratusan anggota Polisi di jajaran Poltabes Jambi hari ini dikumpulkan untuk diperiksa izin pengunaan senjata apinya oleh anggota provos Poltabes Jambi, satu demi satu anggota Poltabes dari berbagai unit satuan ini diperiksa kelengkapan senpi jenis pistol yang dibawanya termasuk surat izin, apakah masih berlaku atau tidak.


Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi dan peringatan kepada para anggota kepolisian yang membawa senpi agar tidak sembrono dalam penggunaan senjata dinas dalam bertugas.

Razia senpi ini dipimpin langsung oleh Wakil Kepala Kepolisian Kota Besar (Poltabes) Jambi, AKBP Linggo W, tidak saja dilakukan razia namun Waka Poltabes Jambi juga memberikan amanat yang cukup pedas bagi seluruh anggota yang dipimpinnya. Dari hasil razia ini, terdapat 8 pucuk pistol jenis SNW dan Taurus terpaksa diamankan sementara, karena izinnya telah kadaluarsa.


Waka Poltabes Linggo, mengatakan, “Pelanggaran senpi yang dilakukan oleh anggotanya di jajaran Poltabes Jambi cukup tinggi atau 4 kasus di tahun 2010.” Dalam hal ini ratusan anggota Poltabes Jambi banyak yang tidak tahu soal Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 01 tahun 2009 tentang level ancaman dan penggunaan senjata api.

Karena sebagai aparat penegak hukum yang langsung bersentuhan dengan masyarakat, seharusnya senagai anggota Polri bisa menjadi garda terdepan dalam mengayomi keselamatan masyarakat. (nug)

Ribuan Orang Tonton Acara Bakar Tongkang

ROKAN HILIR, KOMPAS.com — Ketua Panitia Bakar Tongkang 2010, Jonatan A He, menyebutkan sedikitnya 60.000 orang dijadwalkan hadir dalam ritual bakar tongkang di Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, Senin (28/6/2010).
    
"Pengunjung sebanyak itu sebagian besar berasal dari luar Kota Bagansiapiapi, termasuk dari luar negeri," kata Jonatan saat dihubungi dari Kota Dumai, Riau, Sabtu (26/6/2010).
    
Jonatan yang juga pengurus Multi Marga itu mengatakan, ritual bakar tongkang kali ini diprediski lebih meriah dibandingkan tahun 2009. Kesimpulan ini diambil dengan melihat jumlah pengunjung yang diprediksi jauh meningkat.
    
"Sebanyak 60.000 calon pengunjung itu diperkirakan lebih besar sekitar 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencampai 30.000 pengunjung," kata dia.
    
Kemeriahan ritual kali ini, menurut Jonatan, juga dikarenakan adanya upaya panitia bakar tongkang bersama Pemerintah Kabupaten Rohil dalam memperkenalkan ritual budaya daerah tersebut hingga keluar daerah, mulai dari Kota Batam, Pekanbaru, wilayah Sumatera, hingga Jakarta.
    
Untuk sosialisasi keluar negeri, seperti Taiwan, Malaysia, dan Amerika Serikat, dilakukan pihak panitia penyelenggara melalui upaya promosi secara tidak langsung yang disampaikan pada setiap kesempatan di sejumlah negara tersebut.
    
"Apresiasi pemerintah daerah cukup besar untuk melestarikan budaya daerah. Di samping itu, komitmen untuk melestarikan kebudayaan daerah setempat sangat didukung oleh masyarakat yang multietnis itu," ujarnya.
    
Untuk memeriahkan suasana bakar tongkang, lanjut Jonatan, di sela acara pihak panitia juga menyiapkan malam hiburan festival lagu dan membuka kuis berhadiah puluhan juta rupiah.
    
Sementara itu, di lain kesempatan, Bupati Rokan Hilir Annas Makmun mengharapkan agar acara bakar tongkang dapat berjalan lancar tanpa ada hambatan yang berarti.
    
"Kami harapkan kegiatan dapat berjalan lancar dan aman," kata Annas menyambut kegiatan yang rencananya dihadiri dua menteri Kabinet Indonesia Bersatu II dan beberapa kalangan dari mancanegara.

5 Jul 2010

Warga Mati Tertembak Oknum Polisi

JAMBI - Seorang warga tewas ditembak oleh oknum Polisi, setelah korban mengembalikan senjata api (senpi) jenis pistol milik pelaku, aksi penembakan tersebut diduga dilakukan pelaku lantaran kesal dengan ulah korban yang sengaja menyembunyikan pistol miliknya yang terjatuh saat pelaku jatuh dari sepeda motor.

Tois Silitonga tewas bersimbah darah setelah diterjang peluru seorang oknum anggota Polisi, meledak tepat di bagian pelipis kiri hingga tembus ke telinga oleh Polisi yang bernama Bripka Rindang Pasaribu yang bertugas di kepolisian sektor kawasan perairan (KSKP) Talang Duku.

Istri korban pun tak kuasa menahan kesedihan, begitu mengetahui sang suami tercintanya tewas ditembak oknum Polisi, ia menangis histeris begitu melihat sang suami terbujur kaku di ruang penyimpanan mayat di Rumah Sakit Umum Raden Mattaher Jambi.

Keluarga korban sendiri kini mengaku pasrah terhadap nasib yang menimpa korban dan meminta aparat penegak hukum untuk menindak tegas perbuatan oknum anggota Polisi tersebut.

Boru Simangunsong tak bisa lagi menahan air matanya, ia menangis histeris saat petugas membuka lemari penyimpanan jenasah di kamar mayat Rumah Sakit Umum Raden Mattaher Jambi.

Kini entah bagaimana dengan nasib Boru Simangunsong selanjutnya, karena kini ia harus bekerja keras membesarkan dua putrinya yang masih balita seorang diri.

Peristiwa yang dialami Tois Silitonga berawal saat oknum anggota Polisi bernama Bripka Rindang Pasaribu yang bertugas di kepolisian sektor kawasan perairan (KSKP) Talang Duku menyadari senjata api dinas jenis pistol miliknya telah hilang saat ia terjatuh dari sepeda motor

Tersangka yang kehilangan pistol dinas miliknya sempat menanyakan keberadaan pistolnya yang hilang kepada korban yang saat itu sempat membantu mencari, namun korban tidak mengaku telah menemukannya.

Setelah 6 jam tersangka mencari di lokasi jatuhnya pistol di kawasan depan bedeng H. Slamet, Rt 16, Desa Kasang Pudak, Kecamatan Kumpe Ulu, Kaupaten Muaro Jambi, korban datang sambil menyerahkan senpi yang ia temukan.

Diduga kesal dengan korban, tersangka kemudian mengacungkan pistol dinasnya hingga terjadi pertengkaran mulut yang berakhir dengan meledaknya pistol dinas tersangka ke kepala korban.

Korban yang terkena tembakan pun akhirnya tewas di lokasi kejadian karena kehabisan darah. Begitu tersangka mengetahui korbannya tewas lalu bersembunyi di rumah kerabatnya di kawasan Aurduri, hingga ia dijemput oleh petugas Propam Polda Jambi. (Nug)

3 Jul 2010

Dharmasanti Waisak 2554/BE

JAMBI – Puncak perayaan Dharmasanti Waisak 2554 di Jambi digelar di Abadi Convention Center, Jambi, Sabtu Malam (3/7). Acara yang dimulai pukul 18.00 WIB dihadiri lebih dari seribu umat Buddha.

Perayaan Dharmasanti, merupakan rangkaian terakhir Hari Waisak, yang diselenggarakan oleh Vihara Sakyakirti Jambi setiap tahunnya.

Menurut salah seorang panitia, Bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian perayaan Waisak yang dilaksanakan beberapa waktu lalu. Dharmasanti Waisak ini merupakan puncak dari perayaan Waisak yang digelar Vihara Sakyakirti Jambi dan kegiatan ini merupakan agenda tahunan Vihara Sakyakirti Jambi.

Undangan berasal dari Kota Jambi, Kuala Tungkal dan Bungo. Selain itu panitia juga mengundang semua vihara yang ada di Kota Jambi untuk menyemarakan acara tersebut.

Bahwa Waisak tahun ini diperingati seperti tahun-tahun yang lalu, dimana Vihara Sakyakirti Jambi akan menggelar berbagai rangkaian kegiatan yang menjadikan satu kesatuan untuk melengkapi perayaan Dharmasanti Waisak/BE.

Rangkaian kegiatan berupa berbagai pertunjukan mulai dari pertunjukan barongsai dan naga. Selain itu ada juga tari sekapur sirih yang dipersembahkan siswa Sariputra, tari yang dipersembahkan Wanita Buddhis Indonesia (WBI) dan tari kipas.

Selain itu ada juga kegiatan seribu tangan, tarian perak, vocal group, band, menyanyi, kesenian angklung dari SD Sariputra. Kegiatan ini mengambil tema Kesadaran Penuh Waisak, Penyadaran kembali Nilai Spirtual dan Nasionalisme.

Sedangkan detik-detik waisak 2554 sudah diperingati pada tanggal 28 Mei 2010 tepat pukul 06.07.03 WIB di Vihara Sakyakirti Jambi beberapa waktu lalu. Peringatan Dharmasanti Waisak ini merupakan puncak dari perayaan Waisak 2010 bagi Vihara Sakyakirti Jambi.

Sampai berita ini diturunkan puncak acara masih berlangsung, walaupun hujan rintik-rintik membasahi kota Jambi(ROMY)

2 Jul 2010

Pelukis Kilat yang Sempat Minder Menjual Karyanya

CHINATOWN - Kalau dipandang sekilas, tak ada yang istimewa pada bangunan rumah yang berada di Gang Warung 86, Semarang, Jawa Tengah itu. Tampak luarnya tak jauh berbeda dengan rumah-rumah lain di sisi kiri dan kanannya. Namun, di rumah itulah Tan Eng Tiong (陈永忠) berkreasi. Selain tempat tinggal, pria berusia 65 tahun ini menjadikan rumahnya sebagai sanggar lukis.

Kalau Anda menginginkan oleh-oleh berupa lukisan pohon bambu, udang, atau ikan lele dalam gaya lukisan Tionghoa, datanglah ke rumah Tan Eng Tiong. Dalam waktu singkat, ia akan melukisnya dengan menggunakan tinta bak. “Hanya butuh dua menit untuk melukis pohon bamboo. Bahkan, hanya 30 detik untuk melukis seekor udang. Tapi, untuk melukis seekor naga, dibutuhkan waktu sekitar 2 jam,” kata Tan Eng Tiong, mengawali perbincangan dengan China Town, Selasa siang (15/6).

Harga ‘lukisan kilat’ tinta bak itu terbilang murah, hanya Rp 25 ribu perlembar, baik lukisan pohon bambu, udang, ikan lele maupun bunga mawar. Sedangkan lukisan naga dengan tinta bak dijual seharga Rp 75 ribu. Untuk melukis shio, Eng Tiong butuh waktu 3 sampai 7 hari, tergantung banyaknya pesanan dan jumlah shio yang dipesan. Harganya juga berbeda-beda, tergantung jumlah shio dan jumlah gambar pelengkapnya.

Animo masyarakat membeli lukisan karya Eng Tiong lumayan tinggi. Mayoritas pembelinya memesan lukisan shio. “Tiap bulan rata-rata empat sampai lima keluarga yang memesan lukisan shio. Mereka berasal dari Jakarta dan Bogor, bahkan ada pesanan dari kota di luar Pulau Jawa seperti Mataram, di samping pesanan dari Kota Semarang,” ungkapnya.

Sempat Minder
Tan Eng Tiong mulai hobi melukis sejak duduk di kelas 5 Sekolah Dasar Hwa Ing di Kota Semarang. Mata pelajaran menggambar menjadi mata pelajaran kesenangannya. Di rumah, dia sering membuat coretan-coretan membentuk gambar hewan atau pemandangan pada kertas gambar. Hobi menggambar itu terus berlanjut hingga dia duduk di SMP Hwa Ing dan SMA In Hwa di Semarang. Bahkan, dia pernah belajar melukis pada pelukis Semarang bernama Bee Tong Ling selama setahun, tepatnya 1958 sampai 1959. “Saya belajar melukis dengan cat minyak pada pelukis Bee Tong Ling tanpa biaya. Bahkan sebaliknya, dia memberikan satu set cat minyak buat saya,” ungkap Eng Tiong mengenang kebaikan sang pelukis yang sekarang sudah almarhum.

Anak pedagang tekstil ini mengaku sempat stres dan minder ketika mulai mencoba hidup sebagai pelukis. Sebab, lukisannya yang dibuat dengan cat minyak tidak laku-laku. Lukisan seekor kerbau hasil karyanya dengan cat minyak yang dia titipkan di sebuah toko suvenir di Semarang, baru laku setelah lima tahun dipajang di toko itu. Akhirnya, dia yang saat itu masih bujangan menghentikan kegiaatannya melukis, lalu membantu ayahnya yang membuka toko tekstil di rumahnya.
Ketika ayahnya meninggal dunia, toko tekstil itu dikelola oleh keponakannya, tapi akhirnya bangkrut. Sedangkan Eng Tiong sendiri membuka biro jasa pengiriman paket dalam negeri serta pemesanan tiket pesawat penerbangan dalam negeri.

Namun, semangat melukis Eng Tiong kembali menggelora pada tahun 2005. Pada masa itu, Kopi Semawis (Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata ) menyelenggarakan pasar malam di kawasan pecinan setiap Jumat malam hingga Minggu malam. Di pasar malam ini, Eng Tiong melihat seorang laki-laki tua menjual lukisan-lukisan cat minyak yang menarik banyak orang untuk membeli.
“Menurut penilaian saya, lukisan-lukisan cacat minyak yang dibuat dan dijual orang itu, tidak lebih bagus daripada lukisan buatan saya tempo dulu. Bahkan, lukisan saya masih lebih bagus daripada lukisan-lukisan tersebut. Maka, saya bertanya pada diri saya sendiri. Kenapa saya harus minder menjual lukisan saya. Akhirnya, saya mulai kembali giat melukis. Setiap hari saya berlatih secara otodidak dengan menggunakan tinta bak dan membuat chinese painting dengan panduan buku-buku chinese painting terbitan luar negeri. Sekalipun sudah mahir, sampai saat ini saya masih berlatih setiap hari untuk lebih meningkatkan mutu lukisan saya,” tutur suami Siani Wijaya ini.

Beberapa bulan kemudian, Tan Eng Tiong mulai membuka dirinya sebagai pelukis cepat tinta bak dan 12 shio. Rumahnya di Gang Warung menjadi sanggar sekaligus showroom untuk lukisan-lukisan hasil karyanya. Bahkan, sekarang Tan Eng Tiong juga menerima murid yang ingin belajar melukis di sanggarnya. (s.n. wargatjie)