Lelaki yang akrab dipanggil Tomy ini menceritakan, beliau kunjung di India diutusan oleh The Society Of Muaro Jambi Temple (The SOMT), selama 10 di Nalanda Tomy mendapat sambutan baik dari pihak Nalanda. Diluar dugaan, pihak Nalanda tampaknya sudah mengenal baik Indonesia, melalui Candi Muaro Jambi. "Mereka lebih mengenal Sumateranya sebelum Indonesia," katanya kepada.
Hubungan baik itu tercipta saat salah satu raja Swarnadwipa (Muaro Jambi) memberikan dana bagi pembangunan di Nalanda pada abad ke-9. Jasa tersebut sudah dikenal luas di Nalanda dan sampai saat ini masih terasa jasanya.
Berdasarkan riset tersebut, terdapat kesamaan bangunan Muaro Jambi dengan Nalanda itu sendiri. Dari segi lokasinya sama-sama dekat jalur transportasi air. Dari segi bahan pembuatan candi, sama-sama menggunakan batu bata merah. Serta bentuk-bentuk kontruksinya juga memiliki kesamaan.
Tomy menjelaskan, Candi Muaro Jambi dahulu digunakan sebagai pusat pendidikan bagi warga yang ingin dikirim ke Nalanda. "Sebelum pergi ke Nalanda, mereka belajar dulu disini (Muaro Jambi)," tambahnya.
Biarpun demikian, Tomy menjelaskan bahwa Candi Muaro Jambi memiliki warna budayanya sendiri."Keadaan lingkungan dan masyarakat di India dan Indonesia jelas berbeda,".
Kedepannya, kemungkinan akan dilakukan 'sister site' untuk kedua candi ini. Hal ini dikatakannya sebagai wujud kerja sama antar kedua Candi. Bisa dalam penelitian maupun ziarah. "Selama ini belum pernah ada sister site," jelasnya.
Menindaklanjuti hal tersebut, rencananya tanggal 5 Maret mendatang The Society Of Muaro Jambi Temple (The SOMT) akan mengundang contact personnya yang ada di India untuk melakukan kunjungan formal ke Muaro Jambi. Yaitu Benoi Belt, seorang fotografer profesional dunia. Ia memiliki relasi yang cukup luas bahkan akrab dengan Direktur Nalanda, Nava Nalanda Mahawihara.
Kunjungan tersebut nantinya selain untuk menjalin hubungan silaturahmi antar kedua situs, juga untuk survey pembuatan video dokumenter tentang Candi Muaro Jambi.
Pembuatan video dokumenter itu sendiri rencana akan dilakukan awal Juli mendatang. Pada saat itu Direktur Nalanda, Dirjen Arkeologi India direncanakan hadir. "Benoi akan membawa dua kru film profesional," pungkasnya.
Hubungan baik itu tercipta saat salah satu raja Swarnadwipa (Muaro Jambi) memberikan dana bagi pembangunan di Nalanda pada abad ke-9. Jasa tersebut sudah dikenal luas di Nalanda dan sampai saat ini masih terasa jasanya.
Berdasarkan riset tersebut, terdapat kesamaan bangunan Muaro Jambi dengan Nalanda itu sendiri. Dari segi lokasinya sama-sama dekat jalur transportasi air. Dari segi bahan pembuatan candi, sama-sama menggunakan batu bata merah. Serta bentuk-bentuk kontruksinya juga memiliki kesamaan.
Tomy menjelaskan, Candi Muaro Jambi dahulu digunakan sebagai pusat pendidikan bagi warga yang ingin dikirim ke Nalanda. "Sebelum pergi ke Nalanda, mereka belajar dulu disini (Muaro Jambi)," tambahnya.
Biarpun demikian, Tomy menjelaskan bahwa Candi Muaro Jambi memiliki warna budayanya sendiri."Keadaan lingkungan dan masyarakat di India dan Indonesia jelas berbeda,".
Kedepannya, kemungkinan akan dilakukan 'sister site' untuk kedua candi ini. Hal ini dikatakannya sebagai wujud kerja sama antar kedua Candi. Bisa dalam penelitian maupun ziarah. "Selama ini belum pernah ada sister site," jelasnya.
Menindaklanjuti hal tersebut, rencananya tanggal 5 Maret mendatang The Society Of Muaro Jambi Temple (The SOMT) akan mengundang contact personnya yang ada di India untuk melakukan kunjungan formal ke Muaro Jambi. Yaitu Benoi Belt, seorang fotografer profesional dunia. Ia memiliki relasi yang cukup luas bahkan akrab dengan Direktur Nalanda, Nava Nalanda Mahawihara.
Kunjungan tersebut nantinya selain untuk menjalin hubungan silaturahmi antar kedua situs, juga untuk survey pembuatan video dokumenter tentang Candi Muaro Jambi.
Pembuatan video dokumenter itu sendiri rencana akan dilakukan awal Juli mendatang. Pada saat itu Direktur Nalanda, Dirjen Arkeologi India direncanakan hadir. "Benoi akan membawa dua kru film profesional," pungkasnya.