JAMBI - Dalam rangka meningkatkan kinerja Pesatuan Xiangqi Indonesia (PEXI) lima tahun kedepan 2009-2014. Munas dilaksanakan tanggal 23 dan 24 Mei di Hotel Batavia, Jakarta.
Pengurus Besar Persatuan Xiangqi Indonesia (PB PEXI) mempercepat Musyawarah Nasional (MUNAS). umumnya Munas dilakukan bertepatan dengan Kejuaraan Nasional Xiangqi dan Rapat Kerja Nasional Pexi (Kejurnas dan Rakernas Pexi).
Untuk meningkatkan kinerja Pexi lima tahun kedepan, maka agenda Munas dipisahkan dengan agenda Kejurnas dan Rakernas Pexi.
Seperti yang di katakan oleh Wakil Ketua II Bidang Organisasi PB Pexi, Anton Gozali. S.Kom, saat berkunjung ke Jambi beberapa waktu yang lalu, "untuk meningkatkan kinerja Pexi kedepan, maka jadwal Kejurnas Xiangqi dan Rakernas Pexi perlu di pisahkan dengan agenda Munas," karena Munas selain memilih Ketua Umum yang baru juga membahas program kerja.
Tambah Anton Gozali, bila tetap jadwal dijadikan satu, hasil Munas tidak akan maksimal demikian juga Rakernas Pexi tidak akan sempurna, selain itu akan mengganggu jadwal Kejurnas. Karena waktu yang disediakan tidak akan cukup untuk bahas program lima tahun kedepan, belum lagi membahas masalah dari Pengprop seluruh Indonesia.
Munas kali ini akan memilih ketua umum Pb Pexi yang baru beserta pengurus lainnya, Munas juga akan membahas kinerja Pexi lima tahun kedepan, terutama membina generasi muda yang berminat di olahraga asah otak, imbuhnya (Rom)
13 Mei 2009
2 Mei 2009
Ritual Pemandian Rupang Buddha
JAMBI – Menjelang perayaan hari besar Waisak 2553, ratusan umat Buddha mendatangi Vihara Sakyakirti Jambi, para umat sengaja datang untuk mengikuti ritual pemandian rupang Buddha, ritual yang rutin digelar seminggu menjelang perayaan Waisak.
Diiringi derasnya hujan, namun tidak menghalangi niat ratusan umat Buddha Kota Jambi untuk lakukan ritual pemandian rupang (patung Buddha). Ritual tersebut memperingati hari kelahiran Pengeran Sidharta di Taman Lumbini pada hari purnama bulan Waisak, 623 SM, maka para dewa menyirami Bodhisatva dengan air surgawi dan selanjutnya Bodhisatva berjalan tujuh langkah kedepan terus tumbuh bunga-bunga Teratai dari tanah di bawah setiap jejaknya yang artinya terpenuhi harapannya.
Bahwa makna dari Pemandian Rupang Buddha adalah untuk mengingatkan kembali hari kelahiran Bodhisatva (Pangeran Siddharta) di Taman Lumbini pada hari purnama bulan Waisak, 623 SM dan saat Ratu melahirkan Pangeran Siddharta para dewa menyirami Bodhisatva dengan air surgawi. Selain itu agar kita selalu mengingatkan ajaran sang Buddha serta membersihkan diri kita seperti Pangeran Sidharta Gotama.
Prosesi Pemandian Rupang Buddha dilakukan di Vihara Sakyakirti di Jalan Pangeran Diponegoro, Kelurahan Sulanjana, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi, pemandian Rupang dipimpin langsung oleh Bhikku Giriviria dibantu oleh Bhikku Thira Dhammo dan Samanera Siridharo.
Menurut penuturan Ketua Majelis Budhayana Indonesia (MBI) Provinsi Jambi, Romo Ballamita “Jadi setiap tahun kita rutin melaksanakan kegiatan ritual pemandian ini,” sedangkan tujuan dan makna pemandian rupang adalah agar diri kita bisa mengikuti ajaran-ajaran Sang Buddha, jangan jadi orang yang egois. (Rom)
Diiringi derasnya hujan, namun tidak menghalangi niat ratusan umat Buddha Kota Jambi untuk lakukan ritual pemandian rupang (patung Buddha). Ritual tersebut memperingati hari kelahiran Pengeran Sidharta di Taman Lumbini pada hari purnama bulan Waisak, 623 SM, maka para dewa menyirami Bodhisatva dengan air surgawi dan selanjutnya Bodhisatva berjalan tujuh langkah kedepan terus tumbuh bunga-bunga Teratai dari tanah di bawah setiap jejaknya yang artinya terpenuhi harapannya.
Bahwa makna dari Pemandian Rupang Buddha adalah untuk mengingatkan kembali hari kelahiran Bodhisatva (Pangeran Siddharta) di Taman Lumbini pada hari purnama bulan Waisak, 623 SM dan saat Ratu melahirkan Pangeran Siddharta para dewa menyirami Bodhisatva dengan air surgawi. Selain itu agar kita selalu mengingatkan ajaran sang Buddha serta membersihkan diri kita seperti Pangeran Sidharta Gotama.
Prosesi Pemandian Rupang Buddha dilakukan di Vihara Sakyakirti di Jalan Pangeran Diponegoro, Kelurahan Sulanjana, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi, pemandian Rupang dipimpin langsung oleh Bhikku Giriviria dibantu oleh Bhikku Thira Dhammo dan Samanera Siridharo.
Menurut penuturan Ketua Majelis Budhayana Indonesia (MBI) Provinsi Jambi, Romo Ballamita “Jadi setiap tahun kita rutin melaksanakan kegiatan ritual pemandian ini,” sedangkan tujuan dan makna pemandian rupang adalah agar diri kita bisa mengikuti ajaran-ajaran Sang Buddha, jangan jadi orang yang egois. (Rom)
Langganan:
Postingan (Atom)