JAMBI - Hujan yang mengguyur kota Jambi tadi pagi, betul-betul luar biasa. Selama satu jam sejak puku 07.30 Wib. Membuat ratusan rumah dikawasan simpang III Sipin hingga kawasan Mayang dan perumahan Bacelona pada kebajiran.
Kondisi ini membuat beberapa daerah di dataran rendah terendam air. Hampir seluruh rumah warga mengalami kebanjiran, kondisi terjadi dikarenakan pengelolaan drainase kota yang kurang baik.
Ujar salah satu warga yang rumahnya mengalami kebajiran setinggi 50 centimeter mengatakan “ Akibat drainase yang ada sangat dipersempit oleh bangunan mal Jambi Town Square (Jamtos), sehingga mengakibatkan air meluap dan menggenang“ katanya.
Seperti diketahui, beberapa hari ini warga Rt. 22, 26, dan 27 Kelurahan simpang III Sipin, Kecamatan Kota Baru memprotes pembangunan Mal Jamtos, “Akibat pembangunan Mal Jamtos inilah yang membuat rumah kami pada kebanjiran, selama 20 tahun tinggal dikawasan tersebut, belum pernah kebanjiran.” Sambil emosi memperlihatkan rumahnya terendam air.
Selain itu warga marah dengan melempari pintu-pintu Mal Jamtos sambil caci maki dan sumpah serapah. Polisi tidak dapat berbuat apa, karena petugas juga memahami permasalahan yang dialami warga (team)
Kondisi ini membuat beberapa daerah di dataran rendah terendam air. Hampir seluruh rumah warga mengalami kebanjiran, kondisi terjadi dikarenakan pengelolaan drainase kota yang kurang baik.
Ujar salah satu warga yang rumahnya mengalami kebajiran setinggi 50 centimeter mengatakan “ Akibat drainase yang ada sangat dipersempit oleh bangunan mal Jambi Town Square (Jamtos), sehingga mengakibatkan air meluap dan menggenang“ katanya.
Seperti diketahui, beberapa hari ini warga Rt. 22, 26, dan 27 Kelurahan simpang III Sipin, Kecamatan Kota Baru memprotes pembangunan Mal Jamtos, “Akibat pembangunan Mal Jamtos inilah yang membuat rumah kami pada kebanjiran, selama 20 tahun tinggal dikawasan tersebut, belum pernah kebanjiran.” Sambil emosi memperlihatkan rumahnya terendam air.
Selain itu warga marah dengan melempari pintu-pintu Mal Jamtos sambil caci maki dan sumpah serapah. Polisi tidak dapat berbuat apa, karena petugas juga memahami permasalahan yang dialami warga (team)