1 Sep 2010

Haul Fuat Cu Kong, Dihadiri Ribuan Umat Khonghucu

JAMBI – Tidak disangka Haul Sin Beng, Tio Kong Seng Khun yang lebih dikenal dengan sebutan Fuat Cu Kong dihadiri lebih dari seribu umat Khonghucu Jambi, mereka rela datang walaupun harus menumpang kendaraan teman maupun dengan mengunakan jasa ojek.

Pada hal letak klenteng Seng Too Kheng yang diresmikan tahun 2008, cukup jauh dari kota dan boleh dibilang lokasi tersebut sepi dari pemukiman warga, ternyata walaupun jauh dan sepi, tidak menghalangi niat umat untuk melakukan sembahyang. Klenteng Seng Too Kheng terletak di Jalan Lingkar Timur II, Rt. 03, Kelurahan Talangbakung, Kecamatan Jambi Selatan, kota Jambi.

Prosesi upacara haul Tio Kong Seng Khun (Fuat Cu Kong) dan Kho Khun dipimpin langsung oleh Tao She (Saikong) Lim Tek Chong asal China, dimulai sejak pukul 09.00 berakhir pukul 13.30 dan dilanjutkan dengan makan bersama.

Haul Tio Kong Seng Khun (Fuat Cu Kong) boleh cukup ramai, bahkan yang hadir bukan umat biasa, karena ketua klenteng merupakan orang yang cukup terkenal di Jambi, yakni Tanoto Kusuma/ Tan Wan Kheng (pemilik Novotel Jambi).

Acara tersebut dihadiri oleh Ketua MAKIN (Majelis Agama Khonghucu Indonesia) Sai Che Tien Jambi, Darmadi Tekun, Ketua MAKIN Leng Chun Kheng, Lim Han Mong, Ketua MAKIN Hok Sin Tong, Darman Wijaya dan Ketua MAKIN Gi Hong Tong, Alex Sujanto, selain itu tampak hadir juga tokoh-tokoh masyarakat Jambi, diantaranya Ramli/ Lie Tiong Lam (Sesepuh Perkumpulan ANKE Jambi), Herman Suprapto/ Chen He Siang Ketua Hok Liong Sai), Kasari/ Tan Ka Sui (Ketua Perkumpulan ANKE Jambi), Gunawan/ Teo Beng Chong dan Sukur Laman (PT. Sumber Sedayu).

Sejarah Tio Kong Seng Khun/ Fuat Cu Kong. Menurut tao she, Lim Tek Chong asal China, terdiri dari tiga tao she/ saikong yang setiap hari mengeliling desa ke desa, mereka keliling untuk memberikan pemberkatan buat masyarakat. Pada suatu hari, mereka tengah melintasi sebuah desa yang sedang kepanikan, karena ada seekor ular raksasa jelmaan dari siluman, ular tersebut setiap tahun meminta korban manusia, apabila warga setempat tidak menyediakan anak laki-laki, maka ular itu akan mengobrak abrik seluruh desa.

Dari pada desa dihancurkan ular siluman, maka warga adakan undian untuk menyediakan anak laki-laki yang bakal dikorbankan buat santapan ular itu. Tiba giliran salah satu warga yang mana sebelumnya telah mengkorbankan anak laki-lakinya, maka warga tersebut tidak rela harus mengkorbankan satu-satunya cucu kesayangammya.

Tiga tao she/ Saikong yang tiba di desa itu menanyakan apa yang telah menimpah penduduk, sehingga membuat penduduk menjadi ketakutan, maka wargapun mengatakan persoalan mereka kepada ketiga tao she, oleh ketiga tao she dianjurkan agar warga menyediakan berbagai sesajian, setelah semua keperluan tao she telah lengkap, maka tao she Tio Kong Seng Khun (sin bengnya berwarna hitam) yang pertama berusaha menangkap ular siluman itu, ternyata ular itu susah untuk ditaklukan, maka Tio Kong Seng Khun dibantu oleh kedua rekannya yang bernama Siau Kong Seng Khun (sin bengnya bewarna hijau) dan Chiong Kong Seng Khun (sin bengnya berwarna merah).

Berkat bantuan kedua rekan Tio Kong Seng Khun akhirnya ular siluman dapat ditangkap, namun ular itu melakukan perlawanan dengan cara melilit sekujur tubuh Tio Kong Seng Khun, keduanya berusaha untuk saling mengalahkan, ternyata keduanya meninggal dalam pertempuran, pada saat itu juga Tio Kong Seng Khun dan ular siluman menjadi asap dan terbang ke angkasa, ular itu kini menjadi senjata andalan para tao she. (rom)

http://ayojambi.com/
http://www.banyurawa.com/
http://tradisi-jambi.blogspot.com/
http://multi-nusantara.blogspot.com/
http://komunitas-jambi.blogspot.com/
http://multmedia.multiply.com/
http://www.youtube.com/my_videos
http://www.1newspot.com/