Selada air |
SOUTHAMPTON, TRIBUN - Penelitian baru yang dilakukan peneliti dari Universitas Southampton, Inggris mengungkapkan bahwa komponen dalam selada air mungkin memiliki kemampuan untuk menekan perkembangan sel kanker payudara dengan mematikan sinyal dalam tubuh dan sehingga tumor yang berkembang tidak mendapat asupan darah dan oksigen.
Penelitian itu diungkapkan dalam konferensi pers Selasa (14/9), menunjukkan bahwa senyawa yang terkandung dalam selada air mampu melawan protein yang memegang peran penting dalam perkembangan kanker.
Saat tumor berkembang, tumor berkembang cepat mengatasi pasokan darah yang ada sehingga mereka mengirimkan sinyal yang dapat membuat jaringan normal sekitarnya menumbuhkan pembuluh darah baru kedalam tumor yang memberi oksigen dan gizi.
Penelitian yang dipimpin oleh Profesor Graham Packham itu menunjukkan bahwa senyawa tanaman (yang disebut phenylethyl isothiocyanate/PEITC) yang ditemukan dalam selada air bisa menghalangi proses ini, dengan mengganggu dan mematikan fungsi protein yang disebut Hypoxia Inducible Factor (HIF).
"Penelitian itu mengambil langkah penting menuju pemahaman manfaat kesehatan potensial dari tanaman ini karena menunjukkan bahwa makan selada air dapat mengganggu dengan jalan yang telah terkait erat dengan perkembangan kanker," Profesor Packham, onkologi molekular di Universitas Southampton, seperti dikutip Science Daily.
"Mengetahui faktor risiko dari kanker adalah tujuan utama dan penelitian dalam pola makan merupakan bagian penting dari itu. Bagaimanapun juga, secara keseluruhan pekerjaan kecil yang dilakukan di Inggris dalam kaitan antara makanan yang kita makan dengan perkembangan kanker."
Bekerja dengan Barbara Parry, Senior Research Dietician di Winchester and Andover Breast Unit, Profesor Packham menampilkan penelitian awal pada sekelompok kecil orang yang pernah sembuh dari kanker, menjalani puasa sebelum memakan 80 gram selada air dan kemudian memberikan sekumpulan contoh darah selama 24 jam berikutnya.
Tim peneliti mampu mendeteksi tingkat senyawa tanaman PEITC dalam darah dari para partisipan selama mengonsumsi selada air, dan yang paling penting, bisa menunjukkan bahwa fungsi protein HIF juga secara mencolok mata terpengaruh dalam sel darah wanita.
Dua penelitian itu, yang sudah dipublikasikan dalam "British Journal of Nutrition and Biochemical Pharmacology", memberi pandangan baru dalam pengaruh anti kanker selada air, meskipun masih perlu dilakukan lebih banyak pekerjaan untuk memeriksa dampak langsung selada air dalam mengurangi risiko kanker.
"Kami sangat senang dengan hasil kerja Profesor Packham, yang dibangun dalam badan riset yang mendukung gagasan selada air mungkin memiliki peran penting dalam membatasi perkembangan kanker," kata Dr Steve Rothwell, anggota Watercress Alliance (badan yang dibentuk untuk mempromosikan rasa dan manfaat kesehatan dari selada air. (ant)
Penelitian itu diungkapkan dalam konferensi pers Selasa (14/9), menunjukkan bahwa senyawa yang terkandung dalam selada air mampu melawan protein yang memegang peran penting dalam perkembangan kanker.
Saat tumor berkembang, tumor berkembang cepat mengatasi pasokan darah yang ada sehingga mereka mengirimkan sinyal yang dapat membuat jaringan normal sekitarnya menumbuhkan pembuluh darah baru kedalam tumor yang memberi oksigen dan gizi.
Penelitian yang dipimpin oleh Profesor Graham Packham itu menunjukkan bahwa senyawa tanaman (yang disebut phenylethyl isothiocyanate/PEITC) yang ditemukan dalam selada air bisa menghalangi proses ini, dengan mengganggu dan mematikan fungsi protein yang disebut Hypoxia Inducible Factor (HIF).
"Penelitian itu mengambil langkah penting menuju pemahaman manfaat kesehatan potensial dari tanaman ini karena menunjukkan bahwa makan selada air dapat mengganggu dengan jalan yang telah terkait erat dengan perkembangan kanker," Profesor Packham, onkologi molekular di Universitas Southampton, seperti dikutip Science Daily.
"Mengetahui faktor risiko dari kanker adalah tujuan utama dan penelitian dalam pola makan merupakan bagian penting dari itu. Bagaimanapun juga, secara keseluruhan pekerjaan kecil yang dilakukan di Inggris dalam kaitan antara makanan yang kita makan dengan perkembangan kanker."
Bekerja dengan Barbara Parry, Senior Research Dietician di Winchester and Andover Breast Unit, Profesor Packham menampilkan penelitian awal pada sekelompok kecil orang yang pernah sembuh dari kanker, menjalani puasa sebelum memakan 80 gram selada air dan kemudian memberikan sekumpulan contoh darah selama 24 jam berikutnya.
Tim peneliti mampu mendeteksi tingkat senyawa tanaman PEITC dalam darah dari para partisipan selama mengonsumsi selada air, dan yang paling penting, bisa menunjukkan bahwa fungsi protein HIF juga secara mencolok mata terpengaruh dalam sel darah wanita.
Dua penelitian itu, yang sudah dipublikasikan dalam "British Journal of Nutrition and Biochemical Pharmacology", memberi pandangan baru dalam pengaruh anti kanker selada air, meskipun masih perlu dilakukan lebih banyak pekerjaan untuk memeriksa dampak langsung selada air dalam mengurangi risiko kanker.
"Kami sangat senang dengan hasil kerja Profesor Packham, yang dibangun dalam badan riset yang mendukung gagasan selada air mungkin memiliki peran penting dalam membatasi perkembangan kanker," kata Dr Steve Rothwell, anggota Watercress Alliance (badan yang dibentuk untuk mempromosikan rasa dan manfaat kesehatan dari selada air. (ant)