2 Feb 2011

Jelang Imlek, Sembahyang Sin Beng dan Leluhur

JAMBI – Salah satu tradisi yang masih bertahan di Jambi adalah warga Tionghoa yang menganut agama Khonghucu melakukan sembahyang kepada arwah orangtua maupun leluhur, tradisi tersebut sebenarnya memiliki makna luas, bukan sekedar memberi makan kepada arwah orangtua (leluhur). Sembahyang tersebut merupakan sebuah kewajiban bagi setiap anak terhadap orangtua (leluhur) sehari sebelum Tahun Baru Imlek.
Menurut Rohaniwan Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Sai Che Tien, The Lien Teng (2/2-2011). Sembahyang terhadap leluhur atau keluarga, merupakan wujud bakti seorang anak kepada orangtuanya maupun leluhur mereka. "Bakti kepada orangtua tidak hanya merawat dan menjaga hingga meninggal, tetapi juga saat setelah meninggal dunia. Ini mengingatkan kita bahwa kita berada di atas dunia ini tidak semata-mata karena Tuhan, tetapi juga orangtua." Ujarnya.

Oleh karena itu, sehari sebelum datang Imlek, warga Tionghoa yang beragama Khonghucu melakukan sembahyang didepan altar para sin beng dan altar orangtua atau leluhur mereka, dimeja atas meja disediakan berbagai sesajian, seperti mie basah, bihun, sam seng, buah-buahan, aneka kue dan tidak ketinggalan kertas sembahyang, semua itu untuk dipersembahkan kepada orangtua/ leluhur mereka yang telah wafat, selanjutnya pada hari Imlek, mereka lakukan sembahyang di klenteng-klenteng, sebagai ungkapan syukur kepada para sin beng yang telah memberikan kesehatan, kesejahteraan keluarga maupun rejeki, selain itu mereka juga memohon agar tahun 2011 lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Sementara itu, pada tahun baru Imlek 2562, Liong (naga) dan Barongsai (singa) dari Perkumpulan Hok Liong Sai adakan mendatangi rumah-rumah warga Tionghoa mulai pukul 07.00 hingga tengah hari, ujar Ketua Hok Liong Sai, Chen He Siang/ Herman Suprato, “Besok rombongan liong dan barongsai akan keliling kampung-kampung mendatangi rumah-rumah warga untuk menyampaikan ucapan tahun baru Imlek 2562.”

Rombongan liong dan barongsai akan star dari simpang empat Jelutung, melintasi jalan Madura terus ke simpang royal dan masuk ke jalan Kamboja, selanjutnya rombongan akan kedaerah Talangbanjar, Tanjungpinang. (rom)