Tampilkan postingan dengan label Tua Pek Kong. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tua Pek Kong. Tampilkan semua postingan

5 Jun 2012

Matakin Jambi Kunjungi Klenteng Tua Di Jakarta

JAMBI – Seperti pepatah mengatakan sekali gayung dua tiga pulau dilalui, demikian juga dengan ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) Provinsi Jambi, Darman Wijaya bersama dengan Ketua Matakin Kota Jambi, Darmadi Tekun seusai mengikuti Rapat Kerja Nasional (Rakesnas) tingkat Nasional di Hotel Ibis Jakarta pada malam hari menyempatkan diri mengikuti sembahyang malam Cap di calon Makin Bio Hok Tek Tjeng Sin yang berlokasi di Jalam Tua Pek Kong Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Ratusan umat Khonghucu berbaur melakukan sembahyang malam Cap datang dari Jakarta dan Jabar (Depok), juga dihadiri beberapa pengurus Matakin yang kebetulan hadir dalam Rakernas Matakin.

Menurut Darman Wijaya, sembahyang malam cap go (tanggal 14 malam) tidak sama dengan kita sembahyang di Jambi, warga Jakarta sembahyangnya malam 14 yang disebut malam cap go meh, sedangkan di Jambi dilakukan pada tanggal 15 (cap go).

Seusai sembahyang umat Khonghucu ikut dalam diskusi keagamaan diaura yang berdampingan dengan Bio Hok Tek Tjeng Sin yang dipimpin oleh Bratayana Ongkowijaya, SE. XDS.

Sebelumnya Bio Hok Tek Tjeng Sin berada di depan Jalan Tua Pek Kong tahun 1930, lalu pada tahun 1952 baru pindah kedalam. (Romy)

23 Feb 2012

Siu Leng Tong Gelar Sejit Hok Tek Cen Shen “福德正神”

JAMBI – Ratusan umat Khonghucu Jambi, Rabu (23/2) memadati Klenteng Siu Leng Tong yang beralamat di Jalan Pangeran Hidayat (Pal VI), Kelurahan Pal V, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi, mereka silih berganti mendatangi klenteng Siu Leng Tong untuk sembahyang sejet Hok Tek Cen Shen yang jatuh pada Ji Gwee Ciu Ji atau 23 Februari 2012, mereka memegang hio sambil berdoa pada hari ulang tahun “Hok Tek Chen Sen” 福德正神 atau yang lazim dipanggil Tua Pek Kong (dalam bahasa Kokkien) yang artinya datuk tertua, “Hok Tek Chen Sen” juga dikenal sebagai “Thouw Te Kong” 土地公 atau dewa bumi.
Pada umumnya “Hok Tek Chen Sen” dikenal sebagai dewa keberuntungan. Dewa ini sebenarnya termasuk dalam jajaran dewa tanah, sebab di setiap tanah/ daerah, merupakan kekuasaan beliau.

Klenteng Siu Leng Tong sebelumnya berada di sekitar kantor Walikota Jambi, berhubung pemerintah akan membangun perkantoran, maka pada tahun 1986 secara resmi klenten Siu Leng Tong pindah ke Jalan Pengeran Hidayat, Ujar Liu Po (91) ketua klenteng Siu Leng Tong. Hok Tek Cen Shen pindah kesini tahun 1986, sebelumnya Siu Leng Tong berada di sekitar kantor walikota yang mana dulunya, adalah daerah kebun warga tionghoa.”

Menurut legenda “Hok Tek Chen Sen” 福德正神 :
Asal muasalnya, sebelum beliau menjelma jadi shen ming (dewa), beliau adalah seorang pejabat negara bidang perpajakan yang bernama Hok Tek 福德, Ia adalah seorang pejabat yang bijaksana dan arif bagi rakyat yang hidup dari kekurangan, bahkan ia rela mengeluarkan uang pribadi untuk membantu rakyat yang kuran mampu membayar pajak bumi, kadang kala ia memberikan bantuan kekayaannya kepada rakyat miskin, sehingga ia sangat dicintai rakyatnya.

Suatu ketika beliau sakit dan wafat, jabatan beliau digantikan oleh Wei Chao. Sepak
terjang Wei Chao sangat bertolak belakang dengan Hok Tek, Wei Chao sering menekan rakyat, dan tidak segan-segan menghukum mereka, hanya karena mereka terlambat atau tidak mampu membayar pajak karena gagal panen.

Sehingga salah satu petani pada pagi hari memasang gaharu (hio) di sebuah bongkahan batu dibawah pohon besar, petani tersebut sambil berdoa, petani itu menyatakan saat Hok Tek masih hidup dan bertugas sebagai petugas pajak tidaklah sekejam pejabat yang baru. Didalam doanya “Jika engkau dapat mendengar doa saya, mohon bantu agar usaha pertaniannya bisa sukses, tanahnya subur” ternyata apa yang didoakan sang petani, terkabuli, sejak saat itu setiap pagi sebelum memulai kerja disawah, si petani selalu sembahyang dibawah batang pohon, kebetulan petani lain yang liwat merasa heran, mengapa petani itu bicara dengan batu dibawah pohon, orang pada mengangkap dia sudah gila. Ternyata usaha petani tersebut semakin hari semakin maju hingga petani lain juga pada mengikutinya.

Akhirnya berita kesuksesan para petani tersebut tersebar ketelinga sang raja, maka raja mengutus seorang menteri untuk mencari tahu apa sebabnya rakyat di desa itu tiba-tiba jadi makmur, setelah mendapatkan kabar dari sang menteri, rajapun langsung mengunjungi desa itu untuk melihat langsung kehidupan rakyatnya berkat bantuan arwah Hok Tek, akhirnya raja meminta rakyat membuatkan altar yang lebih tinggi, karena sang dewa tidak mungkin diletakan ditanah dan raja juga meminta dibuatkan sebuah miao, sebagai tempat pemujaan, selain itu raja juga memberikan gelar tambahan kepada Hok Tek menjadi Hok Tek Chen Sen 福德正神 yang artinya Hok Tek Benar-benar Dewa.

Maka para umat Khonghucu disetiap pelosok pada memuja Hok Tek Chen Sen, dewa bumi bahwa di setiap klenteng terdapat kim sin Hok Tek Chen Sen-lah yang paling banyak jumlahnya, bahkan banyak pihak yang memanfaatkan nama besar Hok Ten Cen Shen untuk tujuan pribadi/ golongan. (Romy).