20 Okt 2008
Pindapatta Melatih Diri Para Bhikkhu
Perayaan tersebut langsung dipimpin oleh YM. Bhikkhu Atimedho Thera, YM. Bhikkhu Cittagutto Thera, YM. Bhikkhu Santamano Thera, YM. Bhikkhu Suhadayo, YM. Bhikkhu Vimaladhiro dan YM. Bhikkhu Indaguno. Diawali Pindapata mulai pukul 08.00, Kathina Puja pukul 15.30 dan selanjutnya Siripada Puja pada pukul 20.30.
Pindapata yang terbagi tiga (3) kelompok (rute) dengan berjalan kaki dari satu rumah ke rumah yang lain dan diikuti ratusan umat, kelompok satu (1) meliputi rute Jalan HMO. Bafadha, Pasar Honh Kong, Jalan Hayam Wuruk, Jalan Gatot Subroto, Jalan Veteran, Jalan Dr. Wahidin, Jalan Mr. M. Roem, Jalan Dr. Sam Ratulangi dan finis di Kebun Bungo, kelompok dua (2) dengan rute Stadiun Tri Lomba Juang Koni menelusuri jalan Panglima Polim, Jalan Brigjen Katamso, Lorong Kuningan, terus ke Jalan Orang Kayo Hitam dan finis di Lorong Budiman sedangkan kelompok ketiga (3) meliputi rute star Vihara Jaya manggala ke Jalan CokroAminoto, Jalan M. Yamin finis di Paman PKK Simpang Pulai, masing-masing kelompok diperkirakan menempuh perjalanan lebih kurang tiga kilometer (km).
Ujar Sekretaris Yayasan Jaya Manggala, dr. Erdiyanto, Pindapatta adalah salah satu tradisi yang dilakukan oleh para Buddha terdahulu dan diikuti oleh para siswanya hingga kini, Bhikkhu Sangha adalah ladang subur bagi kita untuk menanam benih kebajikan, maka kita memanfaatkan kesempatan emas tersebut dengan berdana kepada Bhikkhu Sangha.
“Pindapatta” berasal dari bahasa Pali, yang artinya menerima persembahan makanan, sedangkan yang disebut Patta/Patra adalah mangkok makanan yang digunakan oleh para Bhikkhu.
Pindapatta merupakan tradisi Buddhis yang telah dilaksanakan sejak zaman kehidupan Sang Buddha terdahulu sampai saat ini, serta akan terus berlanjut hingga jaman Buddha-Buddha yang akan datang. Pindapatta dilaksanakan oleh para Bhikkhu dengan cara berjalan kaki dengan kepala tertunduk sambil membawa Patta/Patra (sejenis mangkok makanan red) untuk menerima persembahan berupa dana, makanan, obat-obatan meupun kebutuhan pokok sehari-hari dari umat guna menunjang kehidupan mereka. Sedangkan Pindapatta bagi para Bhikkhu sendiri, merupakan cara untuk melatih diri hidup secara sederhana, belajar menghargai pemberian orang lain, dan melatih kesadaran, serta merenungkan bahwa fungsi utama makanan adalah untuk memenuhi kebutuhan badan jasmani, bukan untuk kesenangan dan mencari kenikmatan.
Bagaimana cara dan apa saja yang dapat kita berikan dalam upacara Pindapatta.?
1. Persiapkanlah dana anda dengan sebaik-baiknya dan perasaan tulus dan ikhlas.
2. Dana yang diberikan berupa makanan, seperti : nasi, lauk-pauk, kue-kue (vegetaris/ ciak cai), buah-buahan, atau jenis makanan lainnya. Untuk kepraktisan bisa juga diberikan dalam bentuk dana uang (angpao), tetapi pada waktu memberikan anda harus membayangkan bahwa yang diberikan adalah makanan (dengan uang itu bisa dibeli makanan). Bahkan kalau ada umat yang tidak mampu berdana, memberikan sekantong air minum pun sudah dianggap dana yang baik.
3. Berdirilah dalam barisan yang rapi sesuai dengan petunjuk petugas/ panitia, jangan berebut tempat, berdesak-desakan, dan menimbulkan suara gaduh (ribut), selama pindapatta berlangsung suasana harus tenang dan hikmat.
4. Bila Bhikkhu/Bhikkhuni yang menerima dana berjalan tanpa alas kaki, maka umat yang berdana pun harus melepaskan alas kakinya.
5. Dana diberikan dengan sopan dan penuh hormat, dengan jalan memasukkan dana tersebut langsung kedalam patta/ patra yang dipegang oleh sang Bhikkhu/ Bhikkhuni.
6. Setelah dana diberikan, umat bersikap anjali (kedua telapak tangan dirangkapkan di depan dada) dengan penuh hormat dan perasaan bahagia.
7. Tetaplah berdiri pada tempat anda sampai pindapatta selesai.
(rom/perwakilan majalah DI).
Kathina Puja
Dengan membludaknya umat Buddha sehingga membuat panitia kewalahan, betapa tidak gedung Vipassana yang berlantai 2 (dua) telah dipadati ratusan umat, sehingga ada yang tidak kebagian tempat untuk mengikuti prosesi Khatina yang sedang berlangsung.
Karena antara bulan Oktober - November adalah momen istimewa bagi umat Buddha untuk berdana, karena inilah saat yang tepat bagi umat untuk bertanam di ladang yang subur. Berdana kepada Sangha melalui para bhikkhu adalah karma baik yang sangat tinggi nilainya dibandingkan dengan berdana kepada yang lain.
Anak-anak sekolah minggu mulai dari Play Group sampai SMA ramai dengan wajah ceria berdana kepada Bhikkhu Sangha di Vihara Jaya Manggala yang beralamat di jalan Gajah Mada, Nomor 23, Rt. 28, Kelurahan Lebak Bandung, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, “satu per satu anak-anak kecil itu bersujud di depan altar dan menyerahkan tabungan mereka untuk berdana kepada Sangha,”
Menurut keterangan Sekretaris Yayasan Jaya Manggala Jambi, dr. Erdiyanto, bahwa tidak disangka tahun ini luar biasa umat yang mengikuti perayaan Kathina Puja, bahkan gedung Vipassana yang berlantai 2 (dua) sampat pada sehingga umat terpaksa mengikuti prosesi Kathina dari luar, mudah-mudahan untuk acara ditahun-tahun mendatang lebih ramai lagi (rom/perwakilan majalah DI).
Ribuan Umat Buddha mengikuti Siripada Puja
Siripada Puja adalah penghormatan kepada jasa Buddha Gotama yang telah mengajarkan kebenaran, dengan cara menghanyutkan kuntum-kuntum teratai di kolam yang di tengahnya dibuat sebuah altar telapak kaki sang Buddha, “Siripada Puja adalah upacara penghormatan kepada tapak kaki suci Sang Buddha. Siripada atau tapak kaki Sang Buddha merupakan salah satu objek penghormatan yang tergolong sangat tua, seperti halnya Pohon Bodhi”.
Sekitar pukul 18.30 seusai prosesi Kathina di Vihara Jaya Manggala, satu persatu umat menaiki kendaraan, panitia menyediakan 20 buah mini bus, sedangkan kendaraan pribadi lebih dari 100 untuk tahun ini peserta Sairipada Puja tidak diperkenankan membawa sepeda motor, lantaran perjalanan menuju kelokasi Siripada Puja memakan waktu setengah jam.
Setiba di lokasi upacara Siripada Puja, lebih dari seribu orang dengan sabar antri dan berjalan iringi-iringan dengan keheningan malam, satu persatu melangkah menuju kolam yang berada di Taman ACI yang terletak di Kabupaten Muaro Jambi,jarak tempu perjalanan lebih kurang setengah jam, dimana Siripada Puja dua tahun terakhir di Taman Rimba Arena MTQ yang menjadi lokasi Siripada Puja Vihara Jaya Manggala. Semua umat terlihat sangat antusias dalam mengikuti upacara tersebut, mulai dari anak kecil sampai orang yang sudah tua. Peserta upacara tidak saja datang dari Kota Jambi, melainkan datang dari Kabupaten Muaro Bungo, Kabupaten Singkut, Palembang dan Bali.
Cahaya lilin yang berasal dari tengah-tengah kuntum teratai terbuat dari kertas dan wangi semerbak hio (gaharu) merubah koram di Taman Alam Citra Indah (ACI) yang di hari-hari biasa dipakai sebagai tempat bertamasya warga Jambi.
Seusai prosesi pembacaan parita pelepasan Bunga Teratai yang terbuat dari kertas yang dihiasi lilin dan dupa diawali para Bhikkhu Sangha, disusul satu persatu umat Buddha melepaskan bunga teratai, bunga telatai dihanyutkan, cahaya lilin menyinari sekitar kolam menambah keindahan malam hari, wangi cendana mengharumkan suasana...Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta Sadhu Sadhu Sadhu (rom/perwakilan majalah DI).
Lensa Budaya Nusantara
Bhikkhu Sangha mengawali prosesi Pindapatta
dari halaman Vihara Jaya Manggala Jambi (20/10)
Dengan berjalan kaki Bhikkhu Sangha diiringi
segenap panitia dan umat Buddha
Kahadiran Bhikkhu Sangha telah dinanti-nantikan
oleh umat sepanjang rute yang telah ditentukan
Berdana merupakan perbuatan kebajikanBhikkhu Sangha tengah melintasi kawasan pasar Jambi Salah seorang umat tengah berdana Minum Kopi sebelum acara Pindapatta dimulaiRatusan umat tengah mendengar ceramah Bhikkhu Sangha Terlihat seorang remaja berdana kepada BhikkhuUsia tidak membatasi umat untuk berdana
Manfaatkan momen yang tepat
untuk berdana
Prosesi Siripada Puja diawali
para Bhikkhu menuju kolam
pelepasan teratai
Dengan iringan doa ribuan umat
mengiringi Bhikkhu menuju
kolam di Taman ACI Diawali pembacaan Parita sebelum pelepasan teratai kedalam kolam Terlihat salah satu Bhikkhu tengah melepaskan teratai kedalam kolamTampak umat menanti giliran untuk melepaskan teratai ke kolam Menanti giliran bukan masalah bagi para remaja ini Satu persatu teratai yang dihiasi lilin dan dupa menerangi kolam Ribuan terati menghiasi kolam Taman ACI Foto bersama Pengurus Yayasan Jaya Manggala dengan para Bhikkhu
Umat disediakan minuman kopi dari Perusahaan Kopi AAA