JAMBI, KOMPAS.com — Sejumlah truk terbenam dan terguling di sepanjang Jalur Lingkar Selatan Kota Jambi. Setelah tiga hari para sopir truk menginap di jalan karena akses tertutup, alat berat baru datang untuk membantu ekskavasi truk, Kamis (19/8/2010) siang.
Dalam pantauan di jalur lingkar selatan, Kompas mendapati sebuah truk pengangkut makanan terguling ketika melewati sebuah lubang sedalam hampir 1 meter. Sekitar 2 kilometer dari situ, sebuah truk terbenam dalam lubang besar sehingga menutup akses bagi kendaraan roda empat lainnya. Sementara dua truk lain yang terbenam sejak Selasa baru mendapat bantuan alat berat pada Kamis siang sekitar pukul 13.00.
Tertutupnya akses selama tiga hari terakhir ini telah mengakibatkan kemacetan panjang lebih dari 5 kilometer. Puluhan truk lainnya yang belum terjebak macet terpaksa memarkir kendaraan mereka pada halaman bangunan-bangunan di sepanjang jalur lingkar, sambil menunggu akses jalan kembali terbuka. Sedangkan kendaraan lain yang mengetahui tertutupnya akses di jalur ini langsung berbalik arah dan mencari jalur lain.
Kerusakan terjadi pada sepanjang Lingkar Selatan. Dari hampir 20 titik jalan yang rusak, delapan titik kondisinya paling parah dan berpotensi besar mengakibatkan kendaraan terguling dan terbenam. Kedalaman lubang mencapai hingga 1,5 meter. Dinas Pekerjaan Umum telah menimbun jalan dengan tanah liat baru pada bulan lalu. Hujan lebat yang turun hampir setiap hari dalam sepekan terakhir mengakibatkan jalan semakin licin.
Alat berat yang didatangkan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi, selain mengekskavasi truk terbenam, sekaligus meratakan jalan berlubang tersebut agar kendaraan lain dapat melintas lebih mudah.
Handoyo, sopir truk pengangkut batu bara dari Kabupaten Bungo, telah tiga hari menginap di jalur ini. "Kalau seperti ini, kami sudah pasti nombok. Rasanya capek sekali, tidak bisa keluar dari sini," ujar pria yang telah dua malam tidur di dalam truk.
Kamis ini, sejumlah sopir truk menanam pohon pisang dan singkong di tengah jalan sebagai bentuk kekesalan atas kondisi jalan yang hancur.
Kepala Subdin Bina Marga Dinas PU Provinsi Jambi Bernhard Panjaitan mengatakan, perbaikan jalan itu akan dilaksanakan akhir bulan ini, setelah dana cair. Pihaknya sudah mengajukan perbaikan jalan tersebut dan mendapat bantuan dari Bank Dunia sebesar Rp 87 miliar. Lelang juga telah dilakukan sejak Januari lalu.
Bernhard menambahkan, jalur lingkar cepat rusak karena sering dilewati truk-truk dengan muatan berlebih. Jalur lingkar didesain untuk menahan angkutan berkapasitas berat maksimal 13 ton untuk dua sumbu dan 29 ton untuk empat sumbu. Kenyataannya, sebagian besar truk yang melintas bermuatan berat sekitar 30 ton.
http://regional.kompas.com/read/2010/08/19/17042322/
Dalam pantauan di jalur lingkar selatan, Kompas mendapati sebuah truk pengangkut makanan terguling ketika melewati sebuah lubang sedalam hampir 1 meter. Sekitar 2 kilometer dari situ, sebuah truk terbenam dalam lubang besar sehingga menutup akses bagi kendaraan roda empat lainnya. Sementara dua truk lain yang terbenam sejak Selasa baru mendapat bantuan alat berat pada Kamis siang sekitar pukul 13.00.
Tertutupnya akses selama tiga hari terakhir ini telah mengakibatkan kemacetan panjang lebih dari 5 kilometer. Puluhan truk lainnya yang belum terjebak macet terpaksa memarkir kendaraan mereka pada halaman bangunan-bangunan di sepanjang jalur lingkar, sambil menunggu akses jalan kembali terbuka. Sedangkan kendaraan lain yang mengetahui tertutupnya akses di jalur ini langsung berbalik arah dan mencari jalur lain.
Kerusakan terjadi pada sepanjang Lingkar Selatan. Dari hampir 20 titik jalan yang rusak, delapan titik kondisinya paling parah dan berpotensi besar mengakibatkan kendaraan terguling dan terbenam. Kedalaman lubang mencapai hingga 1,5 meter. Dinas Pekerjaan Umum telah menimbun jalan dengan tanah liat baru pada bulan lalu. Hujan lebat yang turun hampir setiap hari dalam sepekan terakhir mengakibatkan jalan semakin licin.
Alat berat yang didatangkan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi, selain mengekskavasi truk terbenam, sekaligus meratakan jalan berlubang tersebut agar kendaraan lain dapat melintas lebih mudah.
Handoyo, sopir truk pengangkut batu bara dari Kabupaten Bungo, telah tiga hari menginap di jalur ini. "Kalau seperti ini, kami sudah pasti nombok. Rasanya capek sekali, tidak bisa keluar dari sini," ujar pria yang telah dua malam tidur di dalam truk.
Kamis ini, sejumlah sopir truk menanam pohon pisang dan singkong di tengah jalan sebagai bentuk kekesalan atas kondisi jalan yang hancur.
Kepala Subdin Bina Marga Dinas PU Provinsi Jambi Bernhard Panjaitan mengatakan, perbaikan jalan itu akan dilaksanakan akhir bulan ini, setelah dana cair. Pihaknya sudah mengajukan perbaikan jalan tersebut dan mendapat bantuan dari Bank Dunia sebesar Rp 87 miliar. Lelang juga telah dilakukan sejak Januari lalu.
Bernhard menambahkan, jalur lingkar cepat rusak karena sering dilewati truk-truk dengan muatan berlebih. Jalur lingkar didesain untuk menahan angkutan berkapasitas berat maksimal 13 ton untuk dua sumbu dan 29 ton untuk empat sumbu. Kenyataannya, sebagian besar truk yang melintas bermuatan berat sekitar 30 ton.
http://regional.kompas.com/read/2010/08/19/17042322/