JAMBI - Situs kebanggaan masyarakat Provinsi Jambi yaitu Situs Candi Muaro Jambi hari ini mendapatkan kunjungan dari Bhikkhu asal Jerman, Lodroe Sangpo (29/9). Candi Muaro Jambi merupakan salah satu peninggalan sejarah yang cukup terkenal dan terbesar di asia tenggara. Untuk itu, Lodroe Sangpo mengaku sangat tertarik untuk melihat situs tersebut secara dekat, yang areal candi muaro Jambi luasnya lebih 20 kali dari candi Borobudur.
“Saya belum pernah ke sini, makanya ingin sekali melihat Candi Muaro Jambi. Dan baru kali ini mendapatkan kesempatan,” ujarnya saat ditemui disela sela kegiatannya keliling candi. Keinginanya ini juga di dorong dengan banyaknya situs dan tulisan yang tersebar di internet mengenai keistimewaan candi Muaro Jambi.
“Saya banyak baca tentang Candi Muaro Jambi. Makanya, saya ingin sekali melihat langsung dan ternyata memang sangat luas dan banyak situs peninggalan yang bersejarah,” bebernya.
Bhikkhu Ladro Sangpo menjelaskan bahwa keberadaan Candi Muaro Jambi ini merupakan salah satu bukti bahwa, banyak sekali benda peninggalan sejarah yang terdapat di Provinsi Jambi seperti “Guci guci peninggalan Cina yang banyak ditemukan.
Tadi kita lihat didalam museum. Ini juga merupakan salah satu daya tarik agar candi muaro Jambi semakin banyak orang yang mengunjungi,” ujarnya disela sela beberapa temuan yang ada di museum kawasan candi Muaro Jambi.
Kehadiran Bhikku Lodroe Sangpo asal Jerman ini juga merupakan salah satu kegiatan yang dapat memperkenalkan Candi Muaro Jambi kepada dunia luar. Apalagi, mereka yang datang, akan memberikan kesan positif tersendiri yang mampu memberikan kontribusi agar Candi banyak dikunjungi oleh orang dari luar Provinsi Jambi.
Selain mengunjungi areal museum, Bhikkhu Lodroe Sangpo juga melakukan ritual sembahyang. Ritual ini dilakukannya sebagai salah bentuk penghormatan kepada Candi yang dianggap sebagai salah satu benda suci. Bahkan, beberapa rombongan yang ikut serta juga melakukan pradaksina. Pradaksina merupakan ritual mengeliling benda yang dianggap suci. Biasanya dilakukan sebanyak 1 hingga 3 kali. Tujuannya untuk menghormati benda tersebut. (rom)
“Saya belum pernah ke sini, makanya ingin sekali melihat Candi Muaro Jambi. Dan baru kali ini mendapatkan kesempatan,” ujarnya saat ditemui disela sela kegiatannya keliling candi. Keinginanya ini juga di dorong dengan banyaknya situs dan tulisan yang tersebar di internet mengenai keistimewaan candi Muaro Jambi.
“Saya banyak baca tentang Candi Muaro Jambi. Makanya, saya ingin sekali melihat langsung dan ternyata memang sangat luas dan banyak situs peninggalan yang bersejarah,” bebernya.
Bhikkhu Ladro Sangpo menjelaskan bahwa keberadaan Candi Muaro Jambi ini merupakan salah satu bukti bahwa, banyak sekali benda peninggalan sejarah yang terdapat di Provinsi Jambi seperti “Guci guci peninggalan Cina yang banyak ditemukan.
Tadi kita lihat didalam museum. Ini juga merupakan salah satu daya tarik agar candi muaro Jambi semakin banyak orang yang mengunjungi,” ujarnya disela sela beberapa temuan yang ada di museum kawasan candi Muaro Jambi.
Kehadiran Bhikku Lodroe Sangpo asal Jerman ini juga merupakan salah satu kegiatan yang dapat memperkenalkan Candi Muaro Jambi kepada dunia luar. Apalagi, mereka yang datang, akan memberikan kesan positif tersendiri yang mampu memberikan kontribusi agar Candi banyak dikunjungi oleh orang dari luar Provinsi Jambi.
Selain mengunjungi areal museum, Bhikkhu Lodroe Sangpo juga melakukan ritual sembahyang. Ritual ini dilakukannya sebagai salah bentuk penghormatan kepada Candi yang dianggap sebagai salah satu benda suci. Bahkan, beberapa rombongan yang ikut serta juga melakukan pradaksina. Pradaksina merupakan ritual mengeliling benda yang dianggap suci. Biasanya dilakukan sebanyak 1 hingga 3 kali. Tujuannya untuk menghormati benda tersebut. (rom)