20 Sep 2010

Tiga Kabupaten Siaga Satu

JAMBI, KOMPAS.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Jambi menetapkan status merah atau Siaga I terkait bencana kebakaran lahan pada tiga kabupaten, Tebo, Sarolangun, dan Merangin. Penumpukan bahan bakaran di tiga wilayah itu terjadi pada banyak titik, akan memicu kebakaran lahan yang meluas.

Kepala BKSDA Provinsi Jambi, Tri Siswo, Senin (20/9/2010) mengatakan, aktivitas pembukaan lahan meningkat pada awal musim kemarau, khususnya di lahan masyarakat. Dalam pengecekan lapangan, pihaknya mendapati penumpukan bahan-bahan bakaran pada banyak titik di tiga kabupaten tersebut. Kebakaran lahan dikhawatirkan akan berlangsung meluas apabila masyarakat mulai membakar lahannya sebelum dimulainya masa tanam.

"Membakar adalah metode pembersihan lahan yang paling murah dan mudah, sehingga paling banyak dilakukan petani sebelum bertanam. Kami menemukan bahan-bahan bakaran telah menumpuk di banyak tempat, sehingga potensi kebakaran lahan yang meluas sangat tinggi di sana," ujarnya.

Pihaknya telah kerap mengingatkan masyarakat untuk mencoba upaya pembersihan lahan dengan cara yang ramah lingkungan, yaitu melalui pencincangan kayu bakaran dan seresah, yang kemudian dapat digunakan sebagai pupuk, namun hal itu tetap sulit dilaksanakan. Faktor ekonomi mendorong tingginya aktivitas pembakaran untuk pembukaan lahan oleh masyarakat.

Berdasarkan data satelit NOAA, jumlah titik panas di lahan masyarakat atau kawasan area penggunaan lain mencapai 48 persen atau sebanyak 127 titik. Sedangkan di kawasan perkebunan 15 persen atau 40 titik, dan kawasan hutan 36 persen atau 96 titik.

Jumlah titik panas paling banyak terjadi di Kabupaten Tebo, Sarolangun, dan Merangin. Terdapat 60 titik panas di Tebo, 52 titik di Merangin, dan 50 titik di Sarolangun. Sedangkan pada kabupaten lainnya, jumlah titik api lebih rendah. Bungo terdapat 32 titik, Tanjung Jabung Barat 26 titik, Batanghari 24 titik, Muaro Jambi 8 titik, dan Kerinci 3 titik.

Terkait status Siaga I, seluruh pasukan pemadam Manggala Agni telah bersiap di markas masing-masing, lengkap dengan seluruh alat pemadaman. "Pasukan sudah stand by, tidak boleh ada yang izin lagi. Kendaraan dan peralatan juga sudah siap. Jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran, pasukan dapat langsung bergerak ke lokasi," katanya.

Berdasarkan pengamatan petugas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jambi, intensitas hujan di sebagian besar wilayah Jambi masih normal dan cenderung tinggi, sehingga kebakaran lahan diperkirakan tidak akan meluas.

Menurut Kurnianingsih, Supervisor Prakiraan Cuaca BMKG Provinsi Jambi, suhu udara di Jambi wilayah tengah, seperti Tebo, Sarolangun, dan Merangin, cenderung tinggi pada siang hari. Suhu dapat mencapai 33 derajat celcius. Hal itu berdampak menimbulkan terjadinya penguapan air cukup tinggi untuk membentuk awan-awan konvektif. Sedangkan pada sore hingga malam hari, potensi hujan cenderung tinggi, dan biasanya disertai petir dan angin kencang.

Mengenai kemungkinan terjadinya perluasan titik panas, lanjut Kurnianingsih, kemungkinannya akan kecil. Siang hari memang suhu cenderung tinggi, sehingga berpotensi menimbulkan titik-titik panas atau kebakaran lahan. "Namun, karena pada malam hari masih cukup sering hujan, sehingga titik panas langsung teratasi. Kebakaran jadinya tidak meluas," ujarnya.

http://regional.kompas.com/read/2010/09/20/17502495/