22 Sep 2010

Tradisi Sembahyang Tiong Ciu, Kue Bulan di Bulan Delapan Imlek

JAMBI – Hingga kini masih banyak tradisi yang dipertahankan warga keturunan Tionghoa yang beragama Khonghucu diseluruh dunia. Salah satu diantaranya iyalah tradisi pesta kue bulan di bulan purnama yang biasa digelar setiap tanggal 15 bulan delapan Imlek (Pe Gwee Cap Go) dengan mengelar sembahyang kue bulan dan juga tidak ketinggalan pesta kembang api dimalam harinya.

Perayaan Tiong Ciu Cui tahun ini yang jatuh pada tangga 22 September 2010 (Pe Gwee Cap Go), akan dirayakan di berbagai daerah, termasuk di klenteng Khonghucu “Hok Kheng Tong”, di Jalan Pangeran Diponegoro, Lorong Koni IV, Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi.

Selain menyambut perayaan Kue Bulan (Tiong Ciu Phia), Hok Kheng Tong juga melakukan kho khun yang dilakukan setiap tahun, “Tiap tahun kita rayakan sembahyang Tiong Ciu Cui sekaligus melakukan kho khun“ ujar pengurus Hok Kheng Tong.

Sehari sebelumnya prosesi akbar perayaan Tiong Ciu Cui dilakukan, terlebih dahulu para pengurus klenteng melakukan sembahyang didepan altar Tien (Tuhan), adapun maksud sebahyang tersebut adalah memberitahu kepada sang pencipta alam semesta, bahwa umatnya hendak merayakan Tiong Ciu Cui dengan menyembahyangi Tai Im Niu Niu (Dewi Bulan) dilanjutkan dengan pemotongan hewan kurban. Prosesi upacara dipimpin langsung Tau She dari China, Lim Tek Chong yang sekaligus sebagai pembina rohaniwan di MAKIN Sai Che Tien Jambi.

Menurut Ramli (Lie Tiong Lam) salah satu sesepuh Hok Kheng Tong, harapan kita semoga Tien (Tuhan) dapat memberikan perlindungan kepada bangsa dan negara, “Kita memohon kepada Tien (Tuhan) agar negara dapat terhindar dari segala bencana, agar masyarakat bisa melakukan aktifitas sehari dan warga aman sentosa, keluarga harmonis.

Tampak hadir dalam acara akbar tersebut diantaranya, Ketua MAKIN Sai Che Tien, Darmadi Tekun (The Kien Peng), Ketua MAKIN Hik Sin Tong, Darman Wijaya (Huang Chun Hui), Ketua MAKIN Gi Hong Tong, Alex Suyanto (Oh Giok Cie), Ketua Klenteng Sam Leng Keng, Rudy Lidra, Klenteng Hok An Tong, Djonni Attan, Ketua Hok Liong Sai, Herman Suprato (Chen He Siang) serta beberapa pengusaha di Jambi.

Legenda Kue Bulan
Kue Bulan (Tiong Ciu Phia) adalah salah satu tradisi dikalangan masyarakat Tionghoa yang masih bertahan, perayaan Kue Bulan (Tiong Ciu Phia) yang dirayakan setiap tanggal lima belas bulan kedelapan Imlek. Tradisi tersebut juga dikenal sebagai Festival Pertengahan Musim Gugur. Masyarakat Tionghoa merayakaan "zhong qiu jie" ketika bulan berada pada puncak kecerahannya disepanjang tahun. Menurut legenda, Dewi Bulan yang tinggal di istana kaca, keluar untuk menari dibawah bayang-bayangan bulan. Kisahnya berawal ketika pada suatu masa ada sepuluh matahari bersinar bersamaan diatas langit.

Sejarah Kue Bulan atau Tiong Chiu Pia
Perkataan Tiong Chiu berasal dari kata Tiong yang arti tengah dan Chiu berarti musim rontok, jadi boleh dikatakan sebutan Tiong Chiu arti secara harafiah berarti pertengahan musim rontok.

Perayaan sembahyang kue bulan dirayakan setiap tahun tepatnya tanggal 15 bulan delapan kalender Imlek, untuk tahun ini memasuki tahun Imlek ke 2562, yang jatuh pada tanggal 22 September 2010. Pada hari itulah bulan paling terang sepanjang tahun, karena hari itu jarak bulan dengan bumi dan bentuk kue yang bulat melambangkan terangnya bulan menyinari bumi. (romy)

http://ayojambi.com/
http://www.banyurawa.com/
http://tradisi-jambi.blogspot.com/
http://multi-nusantara.blogspot.com/
http://komunitas-jambi.blogspot.com/
http://media-fotografers.blogspot.com/
http://multmedia.multiply.com/
http://makin-jambi.blogspot.com/
http://pexi-jambi.blogspot.com/
http://jambi-xiangqi.blogspot.com/
http://www.youtube.com/my_videos
http://www.kompas.com
http://www.1newspot.com/