bali-honeymoon-beach.blogspot.com: Jenglot yang ditangkap petugas pantai di Bali |
BANJARBARU, KOMPAS.com - Warga Jalan Garuda belakang Museum Lambung Mangkurat, Kelurahan Komet, Kota Banjarbaru, Kamis (16/9/2010) malam, dihebohkan dengan penemuan benda aneh yang mirip jenglot.
Benda itu ditemukan dalam kotak sepatu berwarna biru putih, sekitar 3 meter dari pagar museum.
"Saya curiga karena bau dalam kotak sepatu itu menyengat. Baunya seperti bau minyak duyung atau kata orang minyak nyongnyong," ujar Haris, warga Jalan Garuda yang kebetulan lewat di kawasan itu mengendarai sepeda motor.
Meski penasaran, Haris tak berani membuka kotak itu. Setelah Haris berlalu, warga lainnya, Faridhil yang juga melintas di kawasan itu terkejut dengan bau menyengat yang berasal dari dus sepatu tersebut.
"Setelah tahu ada bau aneh dari dus sepatu tersebut, saya langsung memanggil teman saya Syarifuddin untuk memeriksa, ternyata kotak itu sudah pindah ke pertigaan jalan," katanya.
Bersama Syarifuddin yang tak lain ajudan Wakil Wali Kota Banjarbaru Ogi Fajar Nuzuli, dia memberanikan diri membuka dan kotak tersebut.
Ternyata di dalam kotak sepatu itu ada kotak mirip sebuah peti mati sepanjang kurang lebih 20 sentimeter, terbuat dari kayu dan berwarna merah.
Kotak kayu itu dikelilingi kain kafan yang terdapat noda merah seperti darah dan sehelai kapas yang juga terdapat bercak noda merah.
Ada juga tiga botol kecil berisi parfum. Diduga sumber bau menyengat itu berasal dari parfum tersebut. Serpihan bunga-bunga berwarna kecoklatan pun ada di sekitar kotak kayu tersebut.
Saat kotak kayu dibuka, sontak keduanya terkejut. Mereka melihat makluk berukuran 17 senterimeter di dalam kotak itu.
"Rambutnya terurai panjang berwarna hitam. Kukunya panjang. Sayang, wajahnya tidak berbentuk lagi, hanya terlihat dua taring di mulut," katanya.
Keduanya meninggalkan lokasi dan melaporkan penemuan kotak berisi benda aneh tersebut ke Pos Satpol PP Pemko Banjarbaru.
Bersama belasan personel Satpol PP mereka kembali ke lokasi. Ternyata, kotak tersebut kembali pindah tempat, kali ini sekitar 5-6 meter dari pertigaan, di rerumputan, di halaman mess L.
Warga yang mendengar kabar itu ramai-ramai ke lokasi penemuan. Kotak itu pun dibawa ke Polres Banjarbaru untuk diamankan.
Wakil Wali Kota Banjarbaru Ogi Fajar Nuzuli ternyata malam itu berbaur bersama warga untuk melihat benda aneh dalam kotak itu.
Ogi pun tak tahu apakah itu jenglot asli atau hanya ulah orang iseng. "Yang jelas seram. Ada bercak darah, seperti bau bangkai," katanya.
Ketua MUI Kota Banjarbaru H Napiah Muhja meminta warga berpikir jernih dan tidak resah dengan penemuan benda mirip jenglot itu.
"Penemuan benda mirip jenglot itu jangan disikapi dengan pemikiran yang dangkal. Terlebih terbawa kepada alur kepercayaan yang syirik," katanya.
http://regional.kompas.com/read/2010/09/18/08190172/
Benda itu ditemukan dalam kotak sepatu berwarna biru putih, sekitar 3 meter dari pagar museum.
"Saya curiga karena bau dalam kotak sepatu itu menyengat. Baunya seperti bau minyak duyung atau kata orang minyak nyongnyong," ujar Haris, warga Jalan Garuda yang kebetulan lewat di kawasan itu mengendarai sepeda motor.
Meski penasaran, Haris tak berani membuka kotak itu. Setelah Haris berlalu, warga lainnya, Faridhil yang juga melintas di kawasan itu terkejut dengan bau menyengat yang berasal dari dus sepatu tersebut.
"Setelah tahu ada bau aneh dari dus sepatu tersebut, saya langsung memanggil teman saya Syarifuddin untuk memeriksa, ternyata kotak itu sudah pindah ke pertigaan jalan," katanya.
Bersama Syarifuddin yang tak lain ajudan Wakil Wali Kota Banjarbaru Ogi Fajar Nuzuli, dia memberanikan diri membuka dan kotak tersebut.
Ternyata di dalam kotak sepatu itu ada kotak mirip sebuah peti mati sepanjang kurang lebih 20 sentimeter, terbuat dari kayu dan berwarna merah.
Kotak kayu itu dikelilingi kain kafan yang terdapat noda merah seperti darah dan sehelai kapas yang juga terdapat bercak noda merah.
Ada juga tiga botol kecil berisi parfum. Diduga sumber bau menyengat itu berasal dari parfum tersebut. Serpihan bunga-bunga berwarna kecoklatan pun ada di sekitar kotak kayu tersebut.
Saat kotak kayu dibuka, sontak keduanya terkejut. Mereka melihat makluk berukuran 17 senterimeter di dalam kotak itu.
"Rambutnya terurai panjang berwarna hitam. Kukunya panjang. Sayang, wajahnya tidak berbentuk lagi, hanya terlihat dua taring di mulut," katanya.
Keduanya meninggalkan lokasi dan melaporkan penemuan kotak berisi benda aneh tersebut ke Pos Satpol PP Pemko Banjarbaru.
Bersama belasan personel Satpol PP mereka kembali ke lokasi. Ternyata, kotak tersebut kembali pindah tempat, kali ini sekitar 5-6 meter dari pertigaan, di rerumputan, di halaman mess L.
Warga yang mendengar kabar itu ramai-ramai ke lokasi penemuan. Kotak itu pun dibawa ke Polres Banjarbaru untuk diamankan.
Wakil Wali Kota Banjarbaru Ogi Fajar Nuzuli ternyata malam itu berbaur bersama warga untuk melihat benda aneh dalam kotak itu.
Ogi pun tak tahu apakah itu jenglot asli atau hanya ulah orang iseng. "Yang jelas seram. Ada bercak darah, seperti bau bangkai," katanya.
Ketua MUI Kota Banjarbaru H Napiah Muhja meminta warga berpikir jernih dan tidak resah dengan penemuan benda mirip jenglot itu.
"Penemuan benda mirip jenglot itu jangan disikapi dengan pemikiran yang dangkal. Terlebih terbawa kepada alur kepercayaan yang syirik," katanya.
http://regional.kompas.com/read/2010/09/18/08190172/