SEMARANG, KOMPAS.com - Mainan anak-anak buatan China semakin membeludak dan membanjiri pusat mainan di Semarang. Itu bisa dilihat di Pasar Johar yang merupakan salah satu lokasi perbelanjaan di kota tersebut.
"Saat ini mainan produk China lebih laku, sebab selain murah, jenis mainannya beragam dan lebih lengkap sesuai permintaan pasar," kata Wuntoro, seorang penjual mainan di Pasar Johar Semarang, di Semarang, Jumat (8/10/2010).
Ia mengatakan, China sering mengeluarkan produk mainan model baru sehingga banyak diburu oleh konsumen, terutama anak-anak SD yang cenderung mengikuti tren mainan terbaru, tidak demikian dengan produk lokal.
Ia mengakui, harga mainan produk China memang relatif lebih mahal dibandingkan dengan produk lokal. Namun, katanya, kualitas mainan produk China jauh lebih bagus dan pembuatannya cukup rapi sehingga tetap banyak diminati.
"Kalau untuk mainan produk lokal saat ini sudah jarang diminati sehingga kami tidak banyak mengambil stok, sebab kebanyakan konsumen mencari mainan produk negeri Tirai Bambu tersebut," katanya.
Ia menyebutkan, mainan produk China yang banyak dicari selama ini seperti berbagai varian mobil "remote control", pistol mainan, "yoyo", dan replika aneka tokoh kartun kesukaan anak-anak.
"Kalau untuk mainan lokal yang masih saya jual, paling seperti boneka. Itupun biasanya laku saat musim-musim tertentu saja dan peminatnya tidak terlalu banyak," katanya.
Untuk memenuhi permintaan konsumen, Wuntoro mengaku mengambil stok mainan anak-anak dari sejumlah distributor mainan yang cukup besar di Kota Semarang.
Seorang penjual mainan lain di Pasar Johar, Han (40), juga mengatakan, mainan produk China banyak digemari karena menerapkan teknologi yang lebih maju seperti kendali dengan "remote control".
"Kalau produk lokal jarang yang dilengkapi teknologi seperti itu. Karena itu, tak heran banyak konsumen yang lebih memilih mainan produk China dibandingkan dengan mainan buatan lokal," katanya.
Agung, seorang penjaga toko "Toy Station" di Mal Ciputra Semarang, mengatakan bahwa pihaknya hanya menjual satu jenis mainan lokal yakni kereta api mainan, sisanya didominasi produk China.
"Untuk kereta api mainan lokal harganya lebih mahal yakni Rp240 ribu per unit, sedangkan produk China untuk mainan serupa harganya justru lebih murah yakni Rp 175 ribu per unit, padahal lebih canggih produk China," katanya.
Letak perbedaan kereta api mainan lokal dan China itu, katanya, terletak di mekanisme kerjanya.
"Kalau produk China dilengkapi dengan "remote control", sedangkan produk lokal hanya untuk dipajang dan dikoleksi," katanya.
http://regional.kompas.com/read/2010/10/08/1646416/
"Saat ini mainan produk China lebih laku, sebab selain murah, jenis mainannya beragam dan lebih lengkap sesuai permintaan pasar," kata Wuntoro, seorang penjual mainan di Pasar Johar Semarang, di Semarang, Jumat (8/10/2010).
Ia mengatakan, China sering mengeluarkan produk mainan model baru sehingga banyak diburu oleh konsumen, terutama anak-anak SD yang cenderung mengikuti tren mainan terbaru, tidak demikian dengan produk lokal.
Ia mengakui, harga mainan produk China memang relatif lebih mahal dibandingkan dengan produk lokal. Namun, katanya, kualitas mainan produk China jauh lebih bagus dan pembuatannya cukup rapi sehingga tetap banyak diminati.
"Kalau untuk mainan produk lokal saat ini sudah jarang diminati sehingga kami tidak banyak mengambil stok, sebab kebanyakan konsumen mencari mainan produk negeri Tirai Bambu tersebut," katanya.
Ia menyebutkan, mainan produk China yang banyak dicari selama ini seperti berbagai varian mobil "remote control", pistol mainan, "yoyo", dan replika aneka tokoh kartun kesukaan anak-anak.
"Kalau untuk mainan lokal yang masih saya jual, paling seperti boneka. Itupun biasanya laku saat musim-musim tertentu saja dan peminatnya tidak terlalu banyak," katanya.
Untuk memenuhi permintaan konsumen, Wuntoro mengaku mengambil stok mainan anak-anak dari sejumlah distributor mainan yang cukup besar di Kota Semarang.
Seorang penjual mainan lain di Pasar Johar, Han (40), juga mengatakan, mainan produk China banyak digemari karena menerapkan teknologi yang lebih maju seperti kendali dengan "remote control".
"Kalau produk lokal jarang yang dilengkapi teknologi seperti itu. Karena itu, tak heran banyak konsumen yang lebih memilih mainan produk China dibandingkan dengan mainan buatan lokal," katanya.
Agung, seorang penjaga toko "Toy Station" di Mal Ciputra Semarang, mengatakan bahwa pihaknya hanya menjual satu jenis mainan lokal yakni kereta api mainan, sisanya didominasi produk China.
"Untuk kereta api mainan lokal harganya lebih mahal yakni Rp240 ribu per unit, sedangkan produk China untuk mainan serupa harganya justru lebih murah yakni Rp 175 ribu per unit, padahal lebih canggih produk China," katanya.
Letak perbedaan kereta api mainan lokal dan China itu, katanya, terletak di mekanisme kerjanya.
"Kalau produk China dilengkapi dengan "remote control", sedangkan produk lokal hanya untuk dipajang dan dikoleksi," katanya.
http://regional.kompas.com/read/2010/10/08/1646416/