BONE, KOMPAS.com - Media jejaring sosial, Facebook kembali memakan korban. Kali ini menimpa seorang gadis yang baru saja duduk di bangku kelas I Sekolah Menengah Atas (SMA) berinisial MI (14) di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan, Jumat, (02/11/2012).
Tampilkan postingan dengan label Facebook. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Facebook. Tampilkan semua postingan
2 Nov 2012
30 Okt 2012
Mahasiswi Diduga Dibawa Lari Teman Facebook
SOLO, KOMPAS.com -- Iva Unaizah, mahasiswa semester III Universitas Surakarta menghilang lebih 10 hari. Keluarga menduga, ia dibawa lari teman pria yang dikenalnya melalui jejaring sosial Facebook. Kehilangan Iva, dilaporkan sang ayah, Sumarso (47) ke Polresta Surakarta, Selasa (30/10/2012).
"Iva pamit kembali ke Solo untuk kuliah, 15 Oktober lalu. Ia naik sepeda motor bersama teman sekampusnya yang juga tetangga kami, Anis," kata Sumarso yang tinggal di Dusun Maguwan, Desa Suci, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Mengutip cerita Anis, Sumarso mengatakan, pada 17 Oktober, sepulang kuliah, Iva minta diantar ke Stasiun Balapan untuk naik kereta api pukul 18.00 WIB menuju Stasiun Pasar Senen, Jakarta. Pagi pukul 05.00, Iva mengirim pesan pendek pada Anis bahwa ia telah tiba di Jakarta dan dijemput temannya dengan mobil.
"Anis bilang, Iva ke Jakarta karena sudah berjanjian dengan teman laki-laki yang dikenalnya lewat Facebook. Anak saya ini tertutup, teman curhatnya ya Anis itu dan seorang temannya lagi," kata Sumarso.
Telepon seluler Iva tidak aktif saat dihubungi. Baru pada tanggal 25 Oktober, Iva mengirim pesan pendek kepada sang ibu, Misni, meminta kiriman pulsa sambil berjanji akan pulang pada 27 Oktober pagi. Namun pada waktu yang dijanjikan, Iva tidak kembali. Nomor teleponnya juga tidak aktif. Ketika kembali dihubungi pada malam harinya, telepon seluler Iva diangkat oleh seorang pria yang mengatakan menemukan telepon itu di jalan.
Saat pergi, Iva membawa dua telepon seluler, laptop, dan STNK sepeda motor. Hingga kini, keberadaan Iva tidak diketahui. "Temannya di Facebook sering menghubungi lewat SMS, mempengaruhi macam-macam. Katanya, ibunya yang sekarang bukan ibu kandungnya, melainkan ibu tiri. Iva dibujuk ke Jakarta untuk mencari ibu kandungnya. Padahal yang di kampung, istri saya, ya ibu kandungnya. Anak saya seperti dicuci otak," ungkap Sumarso.
http://regional.kompas.com/read/2012/10/30/22113520/
Mengutip cerita Anis, Sumarso mengatakan, pada 17 Oktober, sepulang kuliah, Iva minta diantar ke Stasiun Balapan untuk naik kereta api pukul 18.00 WIB menuju Stasiun Pasar Senen, Jakarta. Pagi pukul 05.00, Iva mengirim pesan pendek pada Anis bahwa ia telah tiba di Jakarta dan dijemput temannya dengan mobil.
"Anis bilang, Iva ke Jakarta karena sudah berjanjian dengan teman laki-laki yang dikenalnya lewat Facebook. Anak saya ini tertutup, teman curhatnya ya Anis itu dan seorang temannya lagi," kata Sumarso.
Telepon seluler Iva tidak aktif saat dihubungi. Baru pada tanggal 25 Oktober, Iva mengirim pesan pendek kepada sang ibu, Misni, meminta kiriman pulsa sambil berjanji akan pulang pada 27 Oktober pagi. Namun pada waktu yang dijanjikan, Iva tidak kembali. Nomor teleponnya juga tidak aktif. Ketika kembali dihubungi pada malam harinya, telepon seluler Iva diangkat oleh seorang pria yang mengatakan menemukan telepon itu di jalan.
Saat pergi, Iva membawa dua telepon seluler, laptop, dan STNK sepeda motor. Hingga kini, keberadaan Iva tidak diketahui. "Temannya di Facebook sering menghubungi lewat SMS, mempengaruhi macam-macam. Katanya, ibunya yang sekarang bukan ibu kandungnya, melainkan ibu tiri. Iva dibujuk ke Jakarta untuk mencari ibu kandungnya. Padahal yang di kampung, istri saya, ya ibu kandungnya. Anak saya seperti dicuci otak," ungkap Sumarso.
http://regional.kompas.com/read/2012/10/30/22113520/
19 Okt 2012
Mimi Menghilang Dibawa Teman Facebook-nya?
JAKARTA, KOMPAS.com - Perasaan duka masih bergelayut di hati pasangan suami istri Suparsih (28) dan Sarifudin (30). Supadmi (25), atau yang akrab disapa Mimi, adik kandung Suparsih, tak juga hadir di antara keluarga kecil tersebut. Sepuluh hari sudah Supadmi menghilang, padahal ia akan melangsungkan pernikahannya.
Kamis (18/10/2012) petang, pasangan suami istru itu melapor ke Mapolsek Jatinegara untuk kedua kalinya. Sehari sebelumnya, Rabu, mereka mendapat titik terang keberadaan Mimi karena adik tetangga mereka yang melihat Mimi di Stasiun Tambun, Bekasi, Jawa Barat. Pikiran keduanya pun melayang jauh ke periode beberapa waktu lalu, saat Mimi sempat menyebut Kota Bekasi dari mulutnya.
"Sebelum puasa Lebaran, Mimi pernah bilang mau pindah kontrakan sekaligus pindah kerjaan di pabrik di Bekasi. Dia ditawarin kerja di sana sama teman Facebook-nya. Dia tinggal di Bekasi juga. Ingat begitu kok saya langsung berpikir ke arah sana," ujar Sarifudin, kakak ipar Mimi.
Saksi melihat seorang wanita lugu dengan sweter cokelat, rambut panjang, dan kulit sawo matang, persis dengan ciri-ciri Mimi setelah menghilang, tengah menangis di tepi jalan sambil dikerubuti orang. Sayangnya, peristiwa itu terjadi Senin siang dan secara berantai disampaikan ke Suparsih pada Rabu.
Mendapat titik terang, keduanya langsung bergerak ke tempat Mimi terakhir terlihat. Betul saja, beberapa pedagang yang berada di dekat tempat Mimi terakhir terlihat membenarkan foto yang dibawa Suparsih dan suaminya adalah wanita menangis pada Senin lalu di tempat itu. Kecurigaan keluarga bertambah luas ketika saksi pedagang menuturkan, di tengah-tengah kondisi menangis, seorang pria bertubuh tinggi dengan rambut gondrong menghampirinya. Tak beberapa lama, pria gondrong itu membawa Mimi pergi dari lokasi itu, tak tahu ke mana. Titik terang itu seakan redup kembali.
"Setelah puasa itu, saya sempat lihat juga beberapa kali teman Facebook-nya nganterin Mimi ke rumah. Terus main di warnet-nya Mimi. Kecurigaan saya makin kuat karena dia juga orangnya gondrong dan tinggi. Susah saya buat enggak mikir negatif," lanjut Sarifudin.
Bukan masalah pernikahan
Hilangnya Mimi sejak Senin (8/10/2012) lalu memang membuat keluarga asal Boyolali, Jawa Tengah, itu begitu terpukul. Sejumlah tanya muncul di benak keluarga, mengapa wanita yang dikenal bertanggung jawab tersebut menghilang tanpa alasan jelas. Rencana pernikahan dengan pemilik warnet, tempat Mimi bekerja, terancam gagal karena musibah tersebut.
"Tapi keluarga yakin, dia kabur bukan karena mau dijodohin atau apa sama si Syahriul (calon pengantin pria). Orang sudah pacaran tiga tahun, terus nikah juga si Mimi yang minta. Ini bukan masalah pernikahan," ujar Sarifudin.
Keberadaan pria yang dikenal Mimi melalui Facebook tersebut juga diketahui oleh sang calon pengantin pria. Mimi yang dikenal terbuka pernah menceritakan dirinya memiliki teman pria di dunia maya. Namun, Mimi kemudian menjauh dari pria itu karena pria tersebut menyatakan jatuh cinta kepada Mimil, sementara Mimi harus melangsungkan pernikahan dengan Syahriul kurang dari sepekan kemudian.
"Saya sudah bilang latar belakang ini ke polisi. Katanya, kita bisa saja curiga, tapi harus punya bukti. Kita diarahkan koordinasi ke Mapolres Bekasi Kabupaten, apa saja lah kita lakukan biar Mimi kembali," ujar Sarifudin.
http://megapolitan.kompas.com/read/2012/10/19/10574183/
"Sebelum puasa Lebaran, Mimi pernah bilang mau pindah kontrakan sekaligus pindah kerjaan di pabrik di Bekasi. Dia ditawarin kerja di sana sama teman Facebook-nya. Dia tinggal di Bekasi juga. Ingat begitu kok saya langsung berpikir ke arah sana," ujar Sarifudin, kakak ipar Mimi.
Saksi melihat seorang wanita lugu dengan sweter cokelat, rambut panjang, dan kulit sawo matang, persis dengan ciri-ciri Mimi setelah menghilang, tengah menangis di tepi jalan sambil dikerubuti orang. Sayangnya, peristiwa itu terjadi Senin siang dan secara berantai disampaikan ke Suparsih pada Rabu.
Mendapat titik terang, keduanya langsung bergerak ke tempat Mimi terakhir terlihat. Betul saja, beberapa pedagang yang berada di dekat tempat Mimi terakhir terlihat membenarkan foto yang dibawa Suparsih dan suaminya adalah wanita menangis pada Senin lalu di tempat itu. Kecurigaan keluarga bertambah luas ketika saksi pedagang menuturkan, di tengah-tengah kondisi menangis, seorang pria bertubuh tinggi dengan rambut gondrong menghampirinya. Tak beberapa lama, pria gondrong itu membawa Mimi pergi dari lokasi itu, tak tahu ke mana. Titik terang itu seakan redup kembali.
"Setelah puasa itu, saya sempat lihat juga beberapa kali teman Facebook-nya nganterin Mimi ke rumah. Terus main di warnet-nya Mimi. Kecurigaan saya makin kuat karena dia juga orangnya gondrong dan tinggi. Susah saya buat enggak mikir negatif," lanjut Sarifudin.
Bukan masalah pernikahan
Hilangnya Mimi sejak Senin (8/10/2012) lalu memang membuat keluarga asal Boyolali, Jawa Tengah, itu begitu terpukul. Sejumlah tanya muncul di benak keluarga, mengapa wanita yang dikenal bertanggung jawab tersebut menghilang tanpa alasan jelas. Rencana pernikahan dengan pemilik warnet, tempat Mimi bekerja, terancam gagal karena musibah tersebut.
"Tapi keluarga yakin, dia kabur bukan karena mau dijodohin atau apa sama si Syahriul (calon pengantin pria). Orang sudah pacaran tiga tahun, terus nikah juga si Mimi yang minta. Ini bukan masalah pernikahan," ujar Sarifudin.
Keberadaan pria yang dikenal Mimi melalui Facebook tersebut juga diketahui oleh sang calon pengantin pria. Mimi yang dikenal terbuka pernah menceritakan dirinya memiliki teman pria di dunia maya. Namun, Mimi kemudian menjauh dari pria itu karena pria tersebut menyatakan jatuh cinta kepada Mimil, sementara Mimi harus melangsungkan pernikahan dengan Syahriul kurang dari sepekan kemudian.
"Saya sudah bilang latar belakang ini ke polisi. Katanya, kita bisa saja curiga, tapi harus punya bukti. Kita diarahkan koordinasi ke Mapolres Bekasi Kabupaten, apa saja lah kita lakukan biar Mimi kembali," ujar Sarifudin.
http://megapolitan.kompas.com/read/2012/10/19/10574183/
12 Agu 2012
Akibat Facebook Perceraian Meningkat
Seperti yang kita ketahui, Facebook, sebagai salah satu fitur kemajuan teknologi, yang sebenarnya ditujukan untuk menjalin silaturrahmi malah memiliki dampak negatif yang cukup signifikan. Kantor Pengadilan Agama Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, terkejut dalam kurun waktu Oktober tercatat 507 pasangan suami isteri di daerah Tatar Galuh, Ciamis mengajukan cerai.
Penyebab hancurnya rumah tangga mereka yang paling dominan karena perselingkuhan baik dengan SMS maupun facebook. ” Mereka mengaku terjadinya cerai akibat masuknya pihak ketiga. SMS dan face book biangkerok perceraian,” kata Humas Pengadilan Agama Ciamis, Anang Permana,Jumat. Memang, secara langsung maupun tidak, facebook mau tak mau harus mengakui bahwa mereka juga ikut andil dalam membuat kasus-kasus itu terjadi.
Anang juga menegaskan, jumlah 507 penggugat cerai dalam waktu sebulan ini merupakan angka yang spektakuler. Pasalnya lanjut dia, jumlah itu mengalami kenaikan 50 persen dibanding bulan sebelumnya. Untuk Agustus pasangan suami isteri yang mengajukan cerai mencapai 250 orang.
Pada Oktober 2010 jumlah tersebut mendadak naik drastis hingga mencapai 507 pasangan. ” Kami sangat prihatin kok, di Ciamis angka cerai sangat tinggi dan mampu mengalahkan Indramayu, Krawang serta Cirebon,”.
Perihal penyebab tingginya cerai di Ciamis, lagi-lagi Anang menduga kuat akibat semaraknya Hp dan face book. Ini berarti isteri menggugat cerai karena suaminya memiliki Wanita Idaman lain (WIL), kemudian suaminya mengajukan cerai lantaran isterinya memiliki Pria Idaman Lain (PIL). ” Penyebab PIL lebih tinggi ketimbang WIL. Jadi isteri yang tergoda pria lain melalui face book dan SMS,” ujarnya.
Berdasar catatan, tegas dia, setelah liburan Lebaran tercatat jumlah perceraian yang tercatat di PA Ciamis sebanyak 3.273 kasus, sedangkan tanggal 13 Oktober naik menjadi 3.780 kasus. Kemudian selama Puasa, PA sendiri mencatat sedikitnya 15-20 pasangan suami isteri di Ciamis mengajukan cerai. Melihat data ini, Anang menyimpulkan rata-rata pasangan suami isteri yang mengajukan cerai di Ciamis rata-rata 300-400 pasangan. hanya, memasuki Oktober ini jumlahnya naik menjadi 507 pasangan
http://www.rimbonews.com/akibat-facebook-perceraian-meningkat.html
Anang juga menegaskan, jumlah 507 penggugat cerai dalam waktu sebulan ini merupakan angka yang spektakuler. Pasalnya lanjut dia, jumlah itu mengalami kenaikan 50 persen dibanding bulan sebelumnya. Untuk Agustus pasangan suami isteri yang mengajukan cerai mencapai 250 orang.
Pada Oktober 2010 jumlah tersebut mendadak naik drastis hingga mencapai 507 pasangan. ” Kami sangat prihatin kok, di Ciamis angka cerai sangat tinggi dan mampu mengalahkan Indramayu, Krawang serta Cirebon,”.
Perihal penyebab tingginya cerai di Ciamis, lagi-lagi Anang menduga kuat akibat semaraknya Hp dan face book. Ini berarti isteri menggugat cerai karena suaminya memiliki Wanita Idaman lain (WIL), kemudian suaminya mengajukan cerai lantaran isterinya memiliki Pria Idaman Lain (PIL). ” Penyebab PIL lebih tinggi ketimbang WIL. Jadi isteri yang tergoda pria lain melalui face book dan SMS,” ujarnya.
Berdasar catatan, tegas dia, setelah liburan Lebaran tercatat jumlah perceraian yang tercatat di PA Ciamis sebanyak 3.273 kasus, sedangkan tanggal 13 Oktober naik menjadi 3.780 kasus. Kemudian selama Puasa, PA sendiri mencatat sedikitnya 15-20 pasangan suami isteri di Ciamis mengajukan cerai. Melihat data ini, Anang menyimpulkan rata-rata pasangan suami isteri yang mengajukan cerai di Ciamis rata-rata 300-400 pasangan. hanya, memasuki Oktober ini jumlahnya naik menjadi 507 pasangan
http://www.rimbonews.com/akibat-facebook-perceraian-meningkat.html
Langganan:
Postingan (Atom)