ebbra.com: emergency bra |
Kompas.com — Kutang atau bra kini memiliki peran ganda. Selain sebagai penutup payudara dan penunjang penampilan, bra masa kini juga berfungsi untuk melindungi kesehatan saluran pernapasan. Dalam urusan yang terakhir, kini telah diciptakan bra yang bisa digunakan sebagai masker dalam keadaan darurat.
Bra multifungsi tersebut dinamakan emergency bra. Bentuknya tidak berbeda dengan bra konvensional, tetapi bra ini bisa dipakai sebagai masker karena talinya tinggal diselipkan di kepala dan memiliki cup yang terpisah sehingga bisa dipakai oleh dua orang.
"Tujuan pembuatan bra ini adalah menyelamatkan sistem pernapasan kita dari kontaminasi partikel berbahaya saat kejadian darurat. Desainnya juga sudah dalam bentuk seperti masker sehingga praktis dipakai," kata Dr Elena Bodnar, pencipta emergency bra.
Mungkin bagi Anda, kehadiran bra ini terasa mengada-ada, tetapi Bodnar telah melakukan riset mengenai dampak ledakan reaktor nuklir Chernoblyl pada tahun 1986. "Bila langsung memakai masker satu jam pasca-ledakan nuklir, kita akan terhindar dari menghirup lodine-131, partikel nuklir yang menyebabkan penyakit radiasi," katanya.
Bra yang bisa disulap sebagai masker ini barangkali juga akan banyak membantu para wanita di sekitar lokasi kejadian pada 11 September. "Kita tak tahu kapan bencana akan datang karena itu harus waspada. Praktiknya, setiap wanita memakai bra sehingga lebih praktis dipakai sebagai penyelamat dalam keadaan darurat," kata Bodnar.
Untuk bra ciptaannya ini, Bodnar meraih penghargaan Ignoble Award, ajang penghargaan untuk penemuan yang terkesan sepele, tetapi pada praktiknya sangat bermanfaat. Saat ini emergency bra bisa dipesan secara online dengan harga 29,95 dollar AS (sekitar Rp 200.000).
Jadi, bila ada keadaan darurat, bukalah bra Anda!
http://health.kompas.com/index.php/read/2010/09/27/07445210/
Bra multifungsi tersebut dinamakan emergency bra. Bentuknya tidak berbeda dengan bra konvensional, tetapi bra ini bisa dipakai sebagai masker karena talinya tinggal diselipkan di kepala dan memiliki cup yang terpisah sehingga bisa dipakai oleh dua orang.
"Tujuan pembuatan bra ini adalah menyelamatkan sistem pernapasan kita dari kontaminasi partikel berbahaya saat kejadian darurat. Desainnya juga sudah dalam bentuk seperti masker sehingga praktis dipakai," kata Dr Elena Bodnar, pencipta emergency bra.
Mungkin bagi Anda, kehadiran bra ini terasa mengada-ada, tetapi Bodnar telah melakukan riset mengenai dampak ledakan reaktor nuklir Chernoblyl pada tahun 1986. "Bila langsung memakai masker satu jam pasca-ledakan nuklir, kita akan terhindar dari menghirup lodine-131, partikel nuklir yang menyebabkan penyakit radiasi," katanya.
Bra yang bisa disulap sebagai masker ini barangkali juga akan banyak membantu para wanita di sekitar lokasi kejadian pada 11 September. "Kita tak tahu kapan bencana akan datang karena itu harus waspada. Praktiknya, setiap wanita memakai bra sehingga lebih praktis dipakai sebagai penyelamat dalam keadaan darurat," kata Bodnar.
Untuk bra ciptaannya ini, Bodnar meraih penghargaan Ignoble Award, ajang penghargaan untuk penemuan yang terkesan sepele, tetapi pada praktiknya sangat bermanfaat. Saat ini emergency bra bisa dipesan secara online dengan harga 29,95 dollar AS (sekitar Rp 200.000).
Jadi, bila ada keadaan darurat, bukalah bra Anda!
http://health.kompas.com/index.php/read/2010/09/27/07445210/