Tampilkan postingan dengan label Pexi Jambi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pexi Jambi. Tampilkan semua postingan

19 Okt 2012

Pencatur Wanita Jambi, Memperkuat Tim Xiangqi Indonesia Ke Pilipina

JAMBI – Satu-satunya pemain Xiangqi/catur gajah wanita dari Persatuan Xiangqi Indonesia (PEXI) Provinsi Jambi, memperkuat tim Indonesia belaga di Kejuaraan Asia ke-17 di Pilipina (manila), Cynthia Novera Sari (16) salah satu dari lima utusan PB PEXI yang akan diturunkan di kategori wanita, Cynthia (panggilan sehari) adalah pemain nasional Xiangqi (catur gajah) peringkat keempat Kejurnas di Sumut (medan) tahun 2011.
Kali ini Cynthia berangkat dari Jambi di dampingi Darman Wijaya selaku Ketua Pengprov PEXI Jambi dengan pesawat Garuda, selanjutnya Cynthia bergabung dengan tim Indonesia di bandara internasional Soekarno Hatta.

Menjelang keberangkatan, Cynthia menjalani pelatihan khusus dari pemain senior, selain itu Cynthia juga mendapatkan dukungan moral dari pihak Sekolahnya SMK Unggul Sakti.

Menurut ketua harian Pexi Jambi, Mulyadi, yang penting Cynthia dapat menjaga nama baik Indonesia dan memanfaatkan kesempatan ini untuk mencari pengalaman, “Ini adalah kali pertama Cynthia mengikuti event tingkat Asia,” tambah Mulyadi tahun lalu Pexi Jambi juga mengikutkan Tri Nurdiyanti ke tingkat Asian di Macao.”

Namun sangat disayangi oleh sekretaris Pexi Jambi, bahwa PB-Pexi kurang memperhatikan kegiatan-kegiatan di tanah air, pasalnya dari tahun 2009-2013 Kejuaraan Xiangqi Tingkat Nasional hanya dilakukan dua kali, berdasarkan AD/ ATR Kejurnas  harus dilakukan setiap tahun bulan Agustus, tujuan adalah untuk mencari bibit-bibit baru.

“Kita sangat menyayangi selama kepengurus PB Pexi tahun 2009-2013 hanya dilaksanakan Kejurnas dua kali, yaitu di Jakarta tahun 2010 dan di Sumut (medan) 2011.”

Xiangqi (Catur Gajah) kini telah berkembang pesat disekolah-sekolahan sebagai salah satu mata pelajaran extra kurikuler, tidak saja dari dikalangan anak-anak Tionghoa melainkan juga digemari warga non Tionghoa.

Banyak yang beranggapan bahwa olahraga catur adalah olahraga bagi orang yang malas tapi memeras otak. Kenapa demikian? Karena orang yang bermain catur hanya duduk berjam-jam memandangi bidaknya. Dan jika kita membicarakan catur, sebenarnya olahraga ini ada beberapa macam. Mungkin selama ini kita hanya mengenal catur seperti itu. Tapi sesungguhnya ada lagi yang lain seperti misalnya Catur Gajah atau bahasa Mandarinnya Xiangqi.

Berbicara mengenai Xiangqi, ternyata catur ini mempunyai kemiripan dengan olahraga catur biasa. Ada buah bidaknya, papannya dan peralatan yang digunakan pun sama. Mungkin yang membedakan hanya bidak, warna anak dan papan catur. Kalau catur biasa warna anak catur (Qizi) hanya putih dan hitam, sementara Xiangqi terdiri dari biru dan merah. Sementara papan catur biasa terdiri dari kotak-kotak yang berwarna putih hitam, Xiangqi putih polos. Di Xiangqi, papan caturnya dibagi dua bagian dimana dibatasi oleh sungai yang diberi nama Zhu He Han Cie.

Kalau di catur biasa kita mengenal pembukaan Cicilia atau yang lainnya, sementara Xiangqi tidak ada. Dalam menjalankan buah bidaknya, di Xiangqi tidak boleh sembarangan karena sudah ada aturannya. Yang terpenting adalah adanya meriam yang bisa membom buah bidak lawan asalkan di depannya ada bidak yang menghalangi. Demikian sedikit gambaran Xiangqi. (Romy)

10 Des 2011

Jenazah Christopher Dimakamkan

VIVAnews - Jenazah Christopher Melky Tanujaya, 16, pagi tadi sekitar pukul 08.30 WIB dibawa ke pemakaman Sandiego Hills, Karawang, Jawa Barat, untuk dimakamkan.

Puluhan mobil dan beberapa bus, mengantar jasad pelajar berprestasi yang mendapat beasiswa untuk mengenyam pendidikan di Saint Josep, Singapura.
Sebelum diberangkatkan, keluarga melakukan kebaktian untuk melepas kepergian remaja pria yang beberapa kali mejuarai olimpiade sains ini.

Kedua orang tua korban, Stephanus Hans Tanujaya dan Norma Susilowati, nampak tegar berada di sisi jenazah.

Walau sedang berduka mereka tetap ramah berada di tengah-tengah sanak keluarga, dan teman-teman Christopher yang hadir dalam ritual keberangkatan jenazah.

Stevanus Hans Tanujaya, mengucapkan terima kasih kepada aparat kepolisian yang telah bekerja keras dan berhasil menangkap pembunuh putranya.

Keluarga, kata Stevanus, sudah pasrah dan menyerahkan sepenuhnya kepada Yang Maha Kuasa.

"Kalau memang betul itu pelakunya, saya ucapkan terima kasih kepada pihak kepolisian. Kami mohon diusut lebih jauh, siapa tahu masih ada yang lainnya," ujar dia.

Keluarga sudah memaafkan pelaku, namun untuk proses hukum menyerahkan seluruhya kepada polisi.

Saat ini pelaku ditahan di Polres Jakarta Utara berikut barang bukti berupa pakaian Christopher saat kejadian, dan sebilah pisau dapur yang diduga digunakan pelaku untuk menusuk.

Dia dijerat dengan pasal 365 ayat 2 dan 3 KUHP tentang percobaan perampokan, dengan ancaman 7 tahun penjara, dan pasal 351 ayat 1 KUHP tentang penganiayaan yang menyebakan orang meninggal, dengan hukuman paling lama 15 tahun penjara.

http://metro.vivanews.com/news/read/270831-janazah-juara-olimpiade-sains-dimakamkan

Turun dari Transjakarta, Christopher Tewas Ditusuk

JAKARTA, KOMPAS.com — Christopher Melky Tanujaya (16) ditemukan tewas di depan SDN 01 Pagi Pluit, Jalan Pluit Selatan, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (5/12/2011) sore. Siswa SMA Saint Joseph Institute di Singapura itu tewas setelah ditusuk orang tidak dikenal di pinggir jalan dekat selter.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Utara Ajun Komisaris Besar Irwan Anwar mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 17.00. Saat itu, Melky yang baru saja pulang bermain futsal menuju rumahnya seorang diri.

"Ia naik transjakarta. Setelah turun, di dekat SDN 01 Pagi Pluit, dia ditusuk orang," kata Irwan, Selasa (5/12/2011).

Tidak jelas siapa pelaku dan motif penusukan itu. Irwan mengatakan, saat itu Christopher mengalami pendarahan hebat akibat luka tusuk di bagian leher dan punggungnya. Remaja malang yang baru saja tiba di Jakarta pada 11 November 2011 untuk liburan itu langsung dilarikan ke RS Atmajaya. Namun, nyawanya tak tertolong lagi. Jasad Christopher pun sempat dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Keluarga korban sudah mengambil jenazah korban hari ini.

Berita tewasnya Christopher menjadi perbincangan hangat di antara para pengguna BlackBerry. Dalam pesan melalui BlackBerry Messenger tersebut disebutkan bahwa Christopher masih berada di RS Atmajaya dan segera dibawa ke RSCM. Korban ditusuk saat turun dari transjakarta di depan Pluit Junction.

http://megapolitan.kompas.com/read/2011/12/06/23015646/

Usai Tusuk Melky, Ayub Hilangkan Jejak Darah

Seusai menikam Christopher Melky Tanujaya, Abdul Jalil alias Ayub alias Adul (24) berusaha menghilangkan jejak darah yang menempel di bajunya.

"Sesaat setelah melakukan pidana, darah muncrat ke tangan tersangka dan diseka ke bajunya. Setelah kembali ke rumah, baju direndam selama dua jam dan dicuci,
besok paginya dijemur agar darahnya hilang," ujar Kepala Polres Metro Jakarta Pusat Kombes Andap Budhi, Jumat (9/12/2011).

Berdasarkan laporan saksi utama, Setyo Hadi (31), yang turut membawa Melky ke Rumah Sakit Atmajaya, Pluit, Jakarta Barat, tersangka memiliki ciri berambut ikal. Menurut Andap, tersangka yang sehari-harinya menganggur tersebut, pada Rabu (7/12/2011) memotong rambut ikalnya untuk menghilangkan jejak.

Namun, usaha Abdul yang pernah jadi pedagang kaus bola tersebut gagal, polisi meringkus tersangka tanpa perlawanan di rumahnya Jalan Bakti, Gang Wira Bumi RT 07 RW 07 Nomor 23, Penjaringan, Jakarta Utara.

Kini, Abdul ditahan di Polres Metro Jakarta Utara untuk diperiksa lebih lanjut. Atas perbuatannya, Abdul dikenakan Pasal 351 ayat 3 KUHP dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara dan Pasal 365 ayat 1 dan 3 dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

http://megapolitan.kompas.com/read/2011/12/09/15151463/

Penusuk Christopher Inginkan BlackBerry Korban

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian Metro Jakarta Utara akhirnya berhasil mengungkap pelaku penusukan Christopher Melky Tanjujaya (16), pelajar St Joseph Singapura asal Indonesia yang ditusuk setelah turun dari Transjakarta, Senin (5/12/2011).
Tersangka bernama Abdul Jalil alias Adul alias Ayub (24), warga Jalan Bakti, Gang Wirabuana RT 7 RW 7 Nomor 23 Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Pelaku adalah pengangguran sejak kelas 3 SMP dan kerap menjadi penonton acara musik di televisi.

Menurut keterangan dari Kepala Polres Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Andap Budhi, polisi berhasil mengamankan tersangka di rumahnya pada Kamis (8/12/2011) malam sekitar pukul 19.00 WIB.

"Tersangka bangun jam 10.00 WIB, lalu dia ikut acara musik, lalu dia nongkrong-nongkrong. Pas magrib, dia keluar dan sudah menyiapkan pisau," ujarnya.

Tersangka tertarik pada ponsel BlackBerry korban, dan membuntuti korban hingga di depan SDN 01 Pluit, Jakarta Utara. Tersangka merebut BlackBerry dan menusuk korban sebanyak empat kali di bagian leher dan pundak. "Tersangka takut korban teriak dan ada saksi yang lihat, lalu kabur dengan ojek sepeda," kata Andap Budhi.

Hingga Jumat (9/12/2011) pagi, tersangka masih ditahan di Polres Metro Jakarta Utara. Akibat perbuatannya, tersangka diancam Pasal 351 KUHP Ayat 3 ancaman 7 tahun, Pasal 365 KUHP Ayat 1 dan 3 ancaman 15 tahun penjara.

http://megapolitan.kompas.com/read/2011/12/09/09212629/

1 Des 2011

Kejuaraan Xiangqi Dunia Sukses Diselenggarakan

*Dibalik kesuksesan masih terdapat kekurangan yang perlu dibenahi.

JAKARTA – Bagi sejumlah master Xiangqi Internasional ikut ambil bagian dalam Kejuaraan Xiangqi Dunia Ke-XII yang digelar dari tanggal 20-26 Nopember 2011 di Hotel Borobudur, Jakarta. Pulang ke negaranya dengan wajah cerah, pasalnya mereka telah meraih prestasi tingkat dunia dan mendapatkan hadiah dalam bentuk uang dollar.
Jumat malam (25/11), para pecinta xiangqi dunia yang datang ke Indonesia untuk mengikuti Kejuaraan Xiangqi Dunia yang diselenggarakan oleh Persatuan Xiangqi Indonesia, event tersebut dilaksanakan dua tahun sekali.

Mereka terlihat santai, tidak seperti waktu sedang bertanding xiangqi di hotel Borobudur Jakarta. Sesekali mendapatkan ucapan selamat dari para peserta lainnya.

Namun dibalik kegembiraan peserta yang berprestasi, tersimpan sebuah PR yang mesti menjadikan catatan bagi Pexi Pusat.

Dari hasil pantauan dilapangan memang masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan, terutama kurangnya dukungan Pexi Pusat terhadap pemain Indonesia, daintaranya beberapa pemain menempati satu kamar, tidak adanya official tim, tidak ada kostum khas Indonesia disaat pembukaan, dan yang lebih menyedihkan pemain Indonesia tidak mendapatkan uang saku.

Ujar Juara Dunia Xiangqi kategori non Chinese tahun 2009, Iwan Setiawan, “Bagaimana kita mau main bagus, tidak ada official yang khusus memberikan arahan kepada pemain, mana tidurnya sekamar bertiga dan lebih sedih lagi tidak dapat uang saku dari pengurus,” selanjutnya kata Iwan, “Jika Pexi mau maju, mesti belajar dan mau bergabung dengan induk olahraga Koni.” Imbuh Iwan.

Selain itu, event bertaraf internasional tidak dihadiri para petinggi negara, seperti pengurus dari Koni pusat maupun Gubernur DKI, pada hal Kejuaraan Xiangqi Dunia diselenggarakan di Indonesia/ Jakarta.

Negara yang ambil bagian dalam Kejuaraan Xiangqi Dunia diantaranya dari, Australia, Brunei, Canada, China, Finlandia, Prancis, Inggris, Jerman, China Hong Kong, Italia, Jepang, China Macau, Malaysia Barat, Malaysia Timur, Myanmar, Belanda, Philipina, Rusia, Singapore, Chinese Taipei, USA (East), USA (West), Vietnam dan tuan rumah Indonesia. (Romy)

Meng Ju Belajar Xiangqi Dari Sang Ayah

JAMBI – Belajar sesuatu yang bermanfaat lebih baik sejak usia dini, karena usia dini memliki daya seraf melebihi orang dewasa. Seperti Lie Meng Ju sejak usia 9 tahun telah belajar main Xiangqi (catur gajah) dari sang ayah.
Lie Meng Ju (14) merupakan salah satu dari sepuluh pemain dunia yang ikut berlaga di dalam Kejuaraan Xiangqi Dunia, Ke-XII yang diselenggarakan Persatuan Xiangqi Indonesia (PEXI) Pusat dari tanggal 20-26 Nopember 2011 di Jakarta.

Bahkan Meng Ju meraih prestasi peringkat ke enam dunia, ini merupakan prestasi yang lumayan bagi seusia Meng Ju.

Kata Meng Ju, tentang belajar Xiangqi, ”Saya belajar Xiangqi dari ayah, pulang dari sekolah Meng Ju makan siang, seusai makan latihan Xiangqi dengan ayah,” kata Meng Ju disamping ibunya yang ikut datang ke Jakarta.

Ditanya tentang ujian sekolah, menurut Meng Ju, dia mendapatkan segala fasilitas dari pemerintah Taiwan, karena Meng Ju mewakili Taiwan mengikuti Kejuaraan Xiangqi Dunia, “Saya bertanding Jakarta atas nama negara Taiwan, maka saya tidak usah ikut ujian, langsung lulus dari Cong Sie (baca SMP ke SMA).

Tambah Meng Ju dihadapan Taiwan TV, “Saya bangga bisa bermain Xiangqi juga berkat dukungan dari Ibu dan mudah-mudahan kedepan saya bisa bermain lebih baik.” Kata Meng Ju dengan berapi-api.

Kata Liu Da Hua, MXI asal China, bagi seseorang pemain Xiangqi, mereka memiliki daya ingat yang kuat, Ujar Liu Da Hua secara singkat. (Romy).